#10 TEMAN LAMA

4 0 0
                                    


"Lu kenapa pake sepatu aja lama banget sih?? Harusnya tadi gue tinggal aja, biar jalan kaki"

Intan menghentakkan kakinya kesal, yang diomeli hanya menatap dia tak acuh. Sudah lebih dari 10 menit, namun mobil yang sudah siap itu tak kunjung jalan juga.

"Sabar atuh neng," sahut Dewa sembari bermain dengan ratu di kursi depan.

"Ini juga kenapa Kak Putri belum siap? Ini jadi kagak sih?"

"Intan, kamu sedang dalam fase wanita?"

"Fase wanita? Emang selama ini Intan laki?" Cetus Pristin membalas pertanyaan Sagang

Intan mengerucutkan bibirnya tanda sudah sangat kesal. "Kamu kayak gitu entar aku cium loh" Goda Sagang, setelah itu mendapat pukulan di kepalanya. "Jangan gitu! First kiss nya dia jangan di ambil!"

"Apa?? Intan belum pernah ciuman??"

"Apasih,, kan gue, diem,, diem lu!" Intan mencoba untuk tetap tenang, namun kondisinya tak bisa diajak kerjasama

"Jujur deh! Antara 3 cowok ini, mana yang bener-bener mau kamu jadiin suami?"

"Pertanyaan mu kak, ingin ku lupakan"

"Kalo gitu, dah pasti pada nggak mau kan sama kamu?"

"Kak Dewa mah!! Jahat deh! Nggak like"

Dewa menggeleng mendengar pernyataan adik iparnya itu. Dalam hatinya dia tahu, Intan hanya tak ingin menjalin hubungan lagi. Dewa juga khawatir akan terjadi hal yang sama seperti saat dia hendak melamar putri dulu.

$$$

Intan mematung melihat seseorang yang sedang menghampirinya sekarang. Perasaan kalut dan enggan membuat air matanya jatuh. Senyum manis yang dulu menjadi penghangat hatinya, kini menjadi sayatan luka dihatinya.

"Aku pernah bilang kan? Kamu adalah bintang yang menerangi langit yang gelap"

Tangannya hendak memegang bahu Intan, tanpa sadar Intan  mundur beberapa langkah.

"Namun, kamu adalah bintang jatuh yang hanya menyimpan harapanku. Bukan penerang kegelapanku" sorot mata yang tadinya penuh kasih sayang berubah menjadi tajam. Tangan yang hendak memegang lembut kini mengepal erat. Sebuah tinju melayang, Intan menutup matanya.

Intan membuka matanya perlahan. Dalam hatinya dia lega, ini hanyalah mimpi. Walau dia benar-benar pernah merasakannya.

Dia melihat sekeliling, pertanyaan yang pertama kali ada di benaknya. Kenapa dia duduk diantara Mark dan Eunsung. 

"Gue pengen minum"

Mark dan Eunsung memberinya botol minum. Intan menatap ke arah mereka berdua. Tolonglah ini bukan adegan drama, dimana dia harus memilih salah satu diantara keduanya bukan??

Pristin yang paham situasi mengambil kedua botol minum itu, dan memberi Intan botol yang di pegang Sagang. Dan tentunya dia mengambil dengan paksa. Untungnya Pristin duduk di belakang Intan.

" Aku haus, butuh minum yang banyak" Pristin meminum dua botol itu. Sagang yang ada disebelahnya bergidik ngeri.

Situasi canggung ini sangat tidak disukai oleh semua orang. Apalagi terhimpit di antara dua pria tampan, ah berbeda ini situasi yang paling di inginkan!

Intan masih mencoba melupakan mimpinya tadi, walau semua terlihat jelas dan terasa nyata. "Rani!" Seru Eunsung.

Jantung Intan berdegup kencang. Nama itu seolah memiliki kenangan yang sangat mendalam di hati Intan.

Intan menoleh ke arah Eunsung sembari menyebut nama Rani. Eunsung melihat Intan bingung, "kamu nyebut Rani?"

Eunsung mengangguk, "Dia teman yang aku bilang, barusan dia mengirimkan pesan, akan bertemu denganku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUNSHINE ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang