"Iya Mom, Bentar lagi aku balik ke indo. Ini masih ada tugas"Seseorang berdiri di samping gue. Tersenyum manis dan memandang gue penuh harap. Gue natap dia aneh.
"Can i help you?"
"Yes!"
Gue ga tahu kenapa. Tapi denger suara dia, hati gue kayak ke tusuk. Gue lihat dia lagi. Kacamata mika berwarna gelap namun transparan itu menutupi mata dia.
Ya gue tahu dia siapa.
Lee Eunsung.
"Can you show me where the toilet is?"
"Yes....From here comes 12 meters. There's a restaurant over there. Then to the left. There's a place."
"Thanks you"
"You are welcome"
Setelah dia pergi. Badan gue lemes. Parah. Setelah 6 tahun gue kenal dia dari balik layar handphone. Sekarang gue ngelihat bahkan ngobrol sama dia.
Orang yang dulu setiap malam selalu gue ajak curhat, selalu bikin gue nangis karna dia wamil pada usia muda, dan orang yang selalu gue omongin ke temen SMP gue sampai mereka bosen denger cerita gue.
"I hope we meet again"
Mata gue masih belum bisa lepas dari arah yang gue tunjukin tadi. "Lee Eunsung" gumam gue, lagi dan lagi.
"Intan" Panggil Pristin partner gue. Kita ini sesama Pramugari. Yes, seorang pramugari. Dan gue bertugas di Singapura. This is me.
"Kamu beneran akan balik ke Indonesia?" Tanya Pristin, dia itu orang asli Singapura. Tapi karena sering main sama gue ya jadi bisa bahasa Indonesia.
"Yes, Why?"
"Aku ikut!!!"
"Why??"
"It would be boring without you"
"Okey!"
"Yey! My best friend!!"
"Kamu tahu Lee Eunsung?"
Pristin tampak berpikir. "The guy on the cover of your diary?"
"Yes!"
"Why? You meet him?
"Right!"
"Are you kiding me?"
"Oh please. I'm very very serious"
"Oh my God!! That's your luck. Congratulations! I hope you can see him again. Or even have a serious relationship!!"
"Thanks, but are you kiding me?"
"No!!"
Kami tertawa. "Intan Pristin! Let's go!"
"Yes Mark!" Gue dan Pristin ngikutin Mark.
Kita bakal menuju Korea Selatan. Entah kenapa gue rasa gue bakal ketemu sama Eunsung lagi. Semoga aja.
"Intan! Berikan makanan ini ke ruang VVIP."
Gue tersenyum dan siap dorong troli itu ke bagian VVIP. "Good luck" ucap Pristin setelah gue masuk ke ruang itu.
Damnnn
Eunsung Lee-
Gue skakmat. Benar-benar diem. Mampus. Please mudahkan jalan gue Ya Allah
Setelah selesai, gue dengan cepat dorong troli berisi makanan itu keluar.
Gue menatap Pristin jengkel. "Kenapa ga bilang sih tadi!!" Omel gue
"Sorry! But, you can do it!"
"Yes but I'm very nervous"
"It's okay! You've already done it. You met him again, didn't you? This is fate! This is your destiny!"
Gue senyum. Iya, gue juga berharap ini takdir gue sama Eunsung. Takdir yang ga akan ngecewain gue pada akhirnya.
$$
Setelah tadi, gue ga ketemu Eunsung lagi. Sedih juga. Mungkin ini cuma kebetulan. Tapi kebetulan juga masuk ke takdir ga sih?
"Korea Selatan?"
"Yes!!" Ucap gue seneng.
Gue di negeri ginseng sekarang. "Mau berbelanja?"
"Yes!"
Brukk
"Sorry" ucap gue
Orang yang gue tabrak ga balas ucapan gue tapi dia ngulurin tangan dia, ya gue terimalah.
"Thanks"
"You're welcome, airport girl"
Gue segera ndongak. Ini bukan mimpi. Gue ketemu lagi sama Eunsung.
"Ouhh, Annyeong!" Ucap gue tiba-tiba. Gue ga tahu kenapa tapi mulut gue yang tiba-tiba ngomong hai ke doi. Caelah Doi.
"What?" Ucap dia
Gue bingung. Diem lagi. Eunsung cuma senyum, senyuman itu, senyuman yang bikin gue suka sama dia selama 6 tahun ini.
"Eunsung Hyung!"
Eunsung berlari ke arah belakang gue. "Gue juga tahu ini suara siapa"
Jeong Sagang-
"Ini mimpi kan? Gue bener-bener ngelihat Eunsung sama Sagang sekarang?" Gue noleh ke arah Pristin "It's not a dream, right?"
"Maybe! It's a good day for you"
Gue nangis, ga nangis yang alay atau lebay kok. Cuma menetaskan air mata bahagia aja.
"Gue berharap ini bukan mimpi yang nantinya kalo gue bangun gue bakal lupa setengah kejadian ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSHINE ✨
Fanfiction"Hati ini masih sama, nyaman, saat melihat canda tawamu di layar handphone ku setiap hari, itu membuatku bahagia. Aku tidak akan melupakan mu"~intan "Memiliki seseorang yang berharga untukku, mencintaiku tanpa memintaku membalasnya. Dan sekarang aku...