"Mantan terindah tuh bullshit banget ya kan? Sebab jika memang terindah, kenapa harus jadi mantan?"(Acha)
_____________
Hari ini hari Rabu. Nggak ada yang spesial, sama seperti kayak hari biasanya yang membosankan. Cuma pengen ngasih tau aja. Hehe.
Acha memasuki kelasnya serta menatap Vanya yang terlihat resah ekspresi nya. Tau orang yang lagi nahan kepingin BAB? Begitulah kira-kira.
"Van, sehat?" tanya Acha meletakan tasnya. Ia langsung duduk, tetap dengan jaket oversize lucu berwarna cream yang di belikan kak Adit beberapa waktu lalu. Kakaknya yang satu itu lagi baik dan nggak pelit.
Vanya mengerang. "Nggak, Cha, gue stress!"
"Kenapa sih? Ada masalah? PR Lo belum kelar? Nggak mungkin sih, diantara kita yang paling wajar PR nya belum di kerjain ya cuma gue, hehe."
Vanya mendelik, kemudian kepalanya jatuh lagi ke meja. Rambutnya yang nggak diiket ikut menutupi mukanya, keliatan lagi frustasi banget.
Terus, dari arah pintu muncul Rangga diikuti Andra dan Verel. Nggak ngerti ya kenapa mereka mesti mampir dulu ke kelas ini, cuma Acha eneg aja liatnya. Verel sih, jelas karena emang kelasnya disini. Tapi Rangga sama Andra?
"Halo, pacar!" Rangga nyapa Vanya antusias. Tangannya meletakan sebungkus roti dan susu kotak, senyumnya kelewat lebar sampai Acha ngeri liatnya.
"Kalian pacaran?" tanya Acha heran.
"Najess!"
"Ceritanya panjang, Cha. Tapi yah, temen lo ini pengen jadi pacar gue ternyata, " sela Rangga.
Vanya menggeplak bahu Rangga, terus balik natap Acha dengan raut prihatin. "Please! Gue nggak mungkin punya pacar nggak normal kayak dia, jadi Lo jangan percaya. Itu cuma salah paham, Cha."
Vanya dengan Rangga itu terlalu tiba-tiba buat keliatan dekat. Tapi Acha emang nggak sempat memperhatikan apa-apa tentang Vanya karena sudah dibikin pusing oleh kehadiran dan segala tingkah absurd para mantan itu.
Acha mengangguk, membuka jaketnya karena merasa gerah.
"Jangan sampe ya nggak sih? Rangga nih satu paket sama Andra–" mata Acha melihat Andra yang sejak tadi cuma nonton santai, kemudian Verel yang saat itu bergerak keluar kelas, "dan Verel... Kelakuannya tuh pasti nggak beda jauh," ucap Acha.
"Emang kelakuan kita gimana?" tanya Andra akhirnya.
"Meresahkan!"
"Bikin baper mulu ya kan?"
Acha mendelik sewot. "Bikin gila!"
Rangga mengibaskan tangan, matanya menyipit dengan gaya memulai perghibahan yang meyakinkan. "Jadi kemarin Mak lampir ini–"
"Siapa Mak lampir?" sela Acha.
"Ck, Vanya. Kemarin dia pergi ke Janji Jiwa, terus—skwusndkaudgdnsk!"
"Tutup mulut busuk lo itu!" Vanya dengan sengit menutup mulut Rangga dengan tissue yang sudah berlapis.
"Wuek! Jahat banget loh ya, main sumpel sumpel mulut orang!"
"Karena lo berisik! Andra, bisa nggak sih Lo bawa dia balik ke kelas? Sumpah pagi gue suram banget liat dia!"
Andra tersenyum di tempat, matanya melirik Acha terus mendekat.
"Pagi gue cerah liat Acha," ucapnya santai abis kayak di pantai.
"Ape nih maksudnya?"
"Nggak maksud apa-apa." Andra merangkul Rangga untuk membawa cowok itu keluar kelas bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kejebak Para MANTAN
Teen Fiction(Slow update ya yorobun....^^) Banyak orang yang bilang nakutin + horor itu ya SETAN, tapi buat gadis cantik bernama Acha ini yang menyeramkan adalah para MANTAN.. Masuknya ia kesekolah umum sangat diluar dari ekspektasinya,. Acha yang berharap ak...