Putus.

530 53 15
                                    


"Semua cowok sama aja!"

(Anonymous)

____________________

Happy Reading:)

"Kenapa sih, Cha, ada masalah?"

Vanya berhenti sejenak saat Acha malah sibuk main ponsel. Mereka baru aja selesai nonton bioskop ketika raut Acha langsung muram, padahal film yang mereka tonton tidak ada unsur sedihnya sama sekali.

"Lo kerasukan penunggu bioskop?"

Acha menggeleng.

"Pengen berak?"

Acha menggeleng lagi.

"Kena pelet nya Bagas?"

Kali ini Acha menoleh dan melotot.

Vanya ngengir. "Tapi tampang Bagas tuh kek yang suka main pelet, hehe."

"Bener juga sih." Acha setuju banget.

Acha kembali berjalan setelah hela nafas panjang. Nggak ada masalah berarti sebenarnya, hanya saja pesan dari Denta beberapa saat yang lalu sedikit mengganggu pikiran Acha.

Kayak nya kamu lebih bahagia sama yang lain deh.

Kalau cowok udah ngomong kayak gitu maksudnya apa ya? Acha nggak ngerti. Ya urusan bahagia kan Acha yang ngerasain, kenapa malah doi yang yakin banget kalau Acha lebih bahagia sama orang lain? Kan Acha jadi cape mikir.

"Yailah, bocah! Woi!"

Acha mengerjap saat tepukan keras dari Vanya mengangetkan dirinya. Vanya berhenti berjalan dan menghadang langkah Acha.

"Ngalamun apa sih?"

"Hehe biasa, otak gue suka overthingking dadakan. Nggak tau tempat banget, mampir cafe nggak?"

Vanya berpikir sejenak. "Ke Warung Padang aja gimana?"

"Boleh, gue juga lagi pengen nasi Padang."

Akhirnya, kedua nya pergi ke warung makan Padang. Nggak jauh-jauh amat dari tempat mereka sebelumnya, lima belas menitan.

Tempatnya tidak terlalu ramai, hanya ada sekitar tiga sampai empat pengunjung lain yang sedang makan. Acha dan Vanya mengambil tempat duduk di ujung ruangan, setelah keduanya memesan lebih dulu.

"Mantan gue emang gila!" Vanya membuka percakapan dengan gerah.

Acha inget sih, cerita Vanya tentang mantannya minggu lalu.

"Kemaren, tuh si bangsat nelpon gue. Nggak ngerti juga bisa dapet nomer gue lagi gimana, dengan sok sedih dia bilang dia putus sama ceweknya." Vanya memutar bola matanya, kayak yang males banget kalau mesti ingat-ingat lagi soal mantannya.

"Lo tau? Pas gue nanya hubungan nya sama gue apaa? Dia jawab, "Van, gue masih sayang sama lo." Halah, bacot!"

Acha meringis. Vanya keliatan kesel banget, diliat dari mulutnya yang pedes dan tangan nya yang sibuk mengebrak meja.

"Sabar, Vanya, emosi banget perasaan."

"Gue males banget kalo misal ntar mesti ngedrama sama ceweknya dia, dituduh aneh-aneh padahal dia yang mepet ke gue!" Vanya mengibaskan tangannya, kebetulan pesanan mereka datang, jadi Vanya langsung meminum es jeruk nya begitu gelas itu diletakan di meja.

"Jadi, lo kenapa bengong tadi? Kek yang lagi banyak utang aja," tanya Vanya kemudian.

Acha diam sejenak, terus helaan napasnya terdengar. "Cowok kalau udah bosen tuh gimana ya?"

Kejebak Para MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang