Tersebar

1.5K 267 115
                                    

"Diantara mantan pacar dan mantan gebetan, gue bakal memilih buat makan. Karna makan itu lebih baik untuk kesehatan. "

(Sabda human alergi mantan)

(Kak Adit)

_____________________

"Cha.. "

"Hm." Acha hanya melirik sekilas kakaknya yang tengah berdiri diambang pintu kamarnya, terlihat cowok itu rambutnya basah habis mandi.

Ia tengah sibuk menguncir rambutnya menjadi Satu sebelum kak Adit dengan santainya menarik ujung rambutnya pelan, membuat kepalanya reflek mengikuti tarikan kebelakang. "Kak, lo masih pagi kok ngajak ribut? "

Kak Adit terkekeh ringan mendengar desisan Acha, ia merebahkan  tubuhnya dikasur milik adiknya. "Gue nggak tau kalo lo bisa langsung dapet gebetan sebelum satu minggu sekolah. "

"Maap ya.. Nggak usah pake bahasa yang berbelit belit. "

"Lo... Deket lagi sama Andra? " Acha melirik kakaknya yang tengah telentang melalui cermin. Ngapain kak Adit nanya soal Andra?

"Ngapain lo nanya soal Andra? Gue masih belom ngomel soal lo nggak ngasih tau kalo gue satu sakolah sama verel ya! " Acha menyahut sebal. Ia ingat betapa kakak nya malah mengetawainya waktu dia mencak mencak karena satu sekolah bareng Verel. Kak Adit sedikit tau tentang mereka dimasalalu, tapi tak pernah tau tentang Verel yang meninggalkanya untuk berpacaran dengan Cherys.

"Elah.. Gitu doang cha masih ngambek. Gue nanyain Andra soalnya dia ada didepan sekarang. "

"APA?!! "

Andra segera melempar salah satu boneka panda yang ada disana kearah Acha, tepat mengenai muka adiknya.

"Kak apaan sih?! "

"Lo yang apaan? Masih pagi udah main teriak teriak. Nggak malu sama Andra? "

Acha berdecak kesal. Kakaknya benar benar menyebalkan.

"Yaudah. Lo berangkat bareng Andra dong ya.. Gue mau siap siap. "

"Lo mau kemana pagi banget gini? Setau gue lo nggak ada kelas pagi deh. "

"Orang kalo punya doi mah beda cha. "

Acha berdecak sinis, liat aja nanti. Acha bakal bikin kak Adit sama sang doi ekhm.. Ambyar.

"Buruan gih. Andra nungguin loh, kasian. "

"Bntar kak. Lo... Nggak bakal biarin gue berangkat bareng Andra kan? " Acha bertanya ragu meski sudah tau jawabanya. Kakaknya sedang dalam mode menyebalkan saat ini.

"Pinter banget cha. Lo berangkat sama Andra, biar gw bisa apel pagi ke doi. " Kak Adit menyahut sumringah. Membuat Acha ingin sekali melempari kakak nya dengan sisir, berharap geriginya berubah tajam dan melukai muka kakaknya. Aiss.. Acha merasa pikiranya sedikit tercemari otak psikopat sekarang.

"Mati aja lo kak! "

"Sadisss." Andra memelih meninggalkan adik nya sebelum ia kena amuk.

Setelah semuanya selesai, Acha keluar kamarnya sambil menenteng tasnya malas. Kakaknya benar benar membiarkan Acha berangkat bareng Andra pagi ini, ia pikir kak Adit bakal tetap melarang dan memaksa Acha agar ia diantar kakaknya saja. But what? Ternyata kakaknya mempercayai Andra. Cih! Memang benar sih Andra kelihatan banget orang baik. Didepan banyak orang mah suka pasang muka yang bikin para cewek pengen ngarungin trus bawa pulang buat dijadikan guling. Tapi kalo lagi sama Acha, rasa rasanya Acha pengan banget ngarungin terus buang ke kali ciliwung. Menyebalkan memang.

Kejebak Para MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang