Happy reading
Doyoung berlari memasuki bangunan rumah sakit, selama perjalanan hatinya tidak tenang. Doyoung terus merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menolak perintah dari kepala sekolah tadi.
"Sus, pasien atas nama Cellyna Roséanne Aurelly, di ruangan mana, ya?" tanya Doyoung sesampainya di resepsionis.
"Bentar ya, Mas." Suster tersebut langsung mencari nama Rosé di data pasien rumah sakit.
Doyoung berusaha menahan dirinya agar sedikit lebih sabar menunggu suster itu memberitahukan di ruangan mana Rosé berada.
"Pasien atas nama Cellyna Roséanne Aurelly ada di kamar VVIP 103, Mas." Suster pun menunjukkan arah untuk ke ruangannya.
Setelah mengucapkan terimakasih, Doyoung bergegas pergi ke ruangan Rosé.
Setelah melewati 3 lorong, akhirnya Doyoung sampai di depan ruangan VVIP 103. Tanpa menunggu lama Doyoung pun langsung masuk ke ruangan tersebut.
Semua orang di sana langsung menoleh ke arah Doyoung yang berdiri di depan pintu dengan napas terengah-engah.
"Nak Doyoung habis lari? Sesak amat napasnya?" tanya ayah Siwon, lebih tepatnya mengolok.
Bunda Yoona terlihat menahan senyumnya, "Eh, kita makan siang dulu yuk, Yah. Kan tadi makan siang kita belum selesai." Bunda Yoona menyenggol lengan ayah Siwon sebagai kode agar ayah Siwon mengerti.
"Eh iya, Na. Kita juga ikut deh, kita belum makan siang, iya kan, Pah?" ucap mamah Taeyeon. Papah Baekhyun tentu saja langsung mengerti, iyalah dia pro dalam kode-kodean kayak gini, asal jangan pakai kode Morse Pramuka aja.
"Doyoung jagain menantu- Rosé, ya. Papah, Mamah, Tante Yoona, sama Om Siwon mau makan dulu soalnya," ucap papah Baekhyun yang hampir saja keceplosan jika tadi tidak dicubit oleh mamah Taeyeon.
Lalu mereka pun pergi dari ruangan tersebut.
Doyoung mendekat ke ranjang Rosé, "Lo nggak papa, kan? Mana yang sakit? Terus gimana bisa lo sampai kayak gini?" tanya Doyoung dengan tatapan khawatir.
"Ih Kak Doy, tanyanya satu-satu dong! Berasa lagi ikutan olimpiade matematika," ucap Rosé sembari mencubit lengan Doyoung. "Gue nggak papa kok, cuma keserempet motor aja tadi pas mau nyebrang. Terus ini kaki juga cuma patah doang kok, ini gue baru selesai operasi tadi," jelas Rosé.
"Patah?!" seru Doyoung lalu melihat kaki Rosé yang dibalut dengan sesuatu yang keras. "Sakit, ya?" tanya Doyoung dengan tatapan sendu.
"Nggak sakit anjir, malah berat. Ini yang bener aja, kaki gue di semen kayak gini," ucap Rosé.
Doyoung duduk di kursi yang ada di sampingnya, "Kok bisa kayak gini sih, cil? Bukannya gue suruh lo buat naik taksi online, bukan pulang sendiri," ucap Doyoung.
"Gue ceritain, nih?"
☁️☁️
Rosé sedang menunggu taksi onlinenya datang. "Erina cewek nggak jelas, caper, udah gitu sokab lagi. Kayak udah kenal sama kak Doyoung dari 1 abad yang lalu, padahal baru chatan sekali, itu juga langsung di block sama kak Doyoung," kesal Rosé.
"Dikira gue ikhlas kali ya biarin dia diantar sama kak Doyoung, ya nggak lah. Kalau gue tampar pake dolar, kecaperannya bisa kurang nggak sih?" geram Rosé sambil menendang batu-batu yang ada di depan kakinya pelan.
Tak lama taksi yang ia pesan pun datang.
_________
Rosé sedari tadi memainkan handphonenya untuk menghilangkan rasa jenuh. Tiba-tiba taksi yang yang ditumpangi Rosé berhenti. "Pak, ini kenapa berhenti, ya?" tanya Rosé.
"Aduh, Mbak. Saya juga nggak tau, kayaknya mobil ini mogok deh, Mbak." Supir taksi itu turun dari mobil untuk mengecek mesin.
Setelah hampir 5 menit menunggu di dalam mobil, Rosé pun memutuskan untuk turun. "Gimana, Pak? Bisa?" tanya Rosé.
"Duh, Mbak. Kayaknya nggak bisa, Mbak turun di sini aja, ya? Nggak usah bayar kok," ucap supir tersebut.
Rosé menghela napas panjang, "Ya udah deh, Pak. Nggak papa, saya turun di sini aja. Oh iya saya tetap bayar kok," ucap Rosé lalu mengambil uang seratus ribu rupiah dari kantongnya, lalu memberikan uang itu pada supir taksi online tersebut.
"Makasih banyak ya, Mbak." Rosé mengangguk lalu berjalan menjauh dari taksi itu.
Rosé berusaha menelepon ayahnya.
"Halo, Ayah."
"Iya, kenapa sayang?"
"Ayah—ttutt."
Rosé langsung mengecek handphonenya handphone miliknya ternyata kehabisan baterai. "Oh gosh, habis baterai lagi," geram Rosé. "Sial banget anjir, sial! Gara-gara Erina beban," kesal Rosé yang hampir saja melempar handphone yang ada di tangannya.
"Masa iya gue pulang naik angkot? FUCK, REALLY, JINJA?! Yang bener aja anjir anak seorang Siwon Chardantara naik angkot, merakyat? Nanti pasti kena semprot ayah, tau anaknya merakyat kayak gini," ucap Rosé.
"Udahlah, Sé. Nggak ada pilihan lain," ucap Rosé lesu. "Ih, tapi kan gue nggak bisa nyebrang. Rosé tolol!" Rosé baru ingat, jika dia tidak pernah diajari bagaimana cara menyebrang oleh kedua orang tuannya.
"Coba aja dulu kali, ya? Ya udah deh, kalau selamat ya puji Tuhan, kalau nggak ya beda alam," ucap Rosé.
Dan akhirnya Rosé mencoba untuk menyebrang, tapi belum juga dia menyebrang tiba-tiba ada motor yang menyerempetnya, dan kaki Rosé patah karena dibentur motor tersebut dengan keras.
☁️☁️
"Sumpah, lo itu ya! Lo hampir bikin gue mati muda gara-gara jantungan tau nggak? Tadi gue bahkan hampir kecelakaan tunggal gara-gara pikiran gue udah kemana-mana." Doyoung mengeluarkan semua emosinya yang ia pendam sejak tadi.
"Maafin gue, Kak. Maafin gue udah bikin lo—." Doyoung memeluk Rosé dengan erat, Rosé memutuskan untuk tidak lanjut bicara dan membalas pelukan Doyoung.
"Lo seharusnya larang gue tadi buat nganterin si cewek nggak jelas itu. Gue bodo amat, cil. Dia mau pulang jalan kek, ngesot kek, gue nggak peduli. Kalau aja gue nggak antar dia pulang, pasti lo nggak akan kayak gini," ucap Doyoung.
"Aku nggak papa, Kak. Beneran deh, emang tadi sakit banget. Tapi setelah dioperasi nggak sakit lagi, Kakak nggak usah khawatir. I'm really really okay," ucap Rosé sambil memainkan rambut Doyoung yang menurutnya sangat lembut.
Doyoung melepas pelukannya. "Pokoknya habis kejadian ini, gue nggak akan biarin lo pulang sendiri. Kalau gue atau ayah lo nggak bisa jemput, gue bakal suruh babu-babu gue yang jemput," ucap Doyoung menatap Rosé lekat.
"Lo punya babu, Kak? Sejak kapan?" tanya Rosé.
"Udah lama, lo nya aja yang nggak tau," jawab Doyoung.
"Siapa?"
"Si Ten sama Kun."
Ten and Kun be like: kuping saya kok panas.
_______________
D
on't forget to feedbacks ayangiee <33
SIAPA YANG UDAH BERBURUK SANGKA SAMA GW?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bocil, ILY!
Fanfictionˊˎ-🖇·˚ Doyse Fanfiction "Beban banget sih lo cil, untung sayang." Start; 16 Juli 2021 END; ©𝗵𝗮𝗻𝘅𝘁𝘆𝘇𝗹𝘃