☁️ :: 11

983 161 73
                                    

Happy reading

"Mobil lo bau kembang, lo nggak habis tumpangin mbak Kunti kan, Kak?" tanya Rosé.

"Iya, kok lo tau. Ini mbak Kunti nya lagi ngomong sama gue, di samping gue," jawab Doyoung.

"Brengshake, maksud lo? Gue Kuntinya?"

Doyoung mengendikkan bahunya. "Gue nggak ngomong kayak gitu, berarti lo sendiri yang merasa."

"Emang bener, kalau sama lo, Kak. Harus punya darah rendah. Kalau punya darah tinggi, auto masuk alam kubur," ucap Rosé.

"Lo darah tinggi atau darah rendah?" tanya Doyoung.

"Darah sedang."

"Emang ada?"

"Ada, contoh gue."

"Ah elah kenapa jadi out of topic gini, okay back to topic. Lo beneran mau masuk sekolah sekarang?" tanya Doyoung.

Rosé mengangguk. "Iyalah, tambah bodoh gue adanya. Udah dua minggu nggak sekolah," ucap Rosé.

Rosé sudah keluar dari rumah sakit sejak 2 minggu yang lalu, tapi 1 minggu selanjutnya dia habiskan untuk pemulihan di rumah. Ya, walau sebenarnya jangka pemulihan itu lebih dari 2 minggu.

"Nanti kalau ada yang iseng sama lo gimana? Kalau isengnya cuma bercandaan atau apa sih nggak masalah, lah kalau isengnya apa-apain kaki lo? Terus bisa aja kaki lo kesenggol atau ketendang," omel Doyoung.

"Ih nggak bakal, Kak. Lagian gue nggak akan ke mana-mana kalau istirahat nanti, gue diam di kelas aja, nge-ghibah sama Eunha," jelas Rosé.

"Stubborn."

"Kak Doy mah, beneran deh. Gue bakal jauh-jauh dari keramaian," ucap Rosé yang berusaha meyakinkan Doyoung dengan memeluk lengan Doyoung.

Doyoung menginjak pedal rem mobilnya, yang membuat mobil tersebut berhenti dengan tidak halusnya.

"Eh, lo nggak papa, cil?" tanya Doyoung.

"Nggak papa. Lo ngapain rem mendadak sih, Kak?" tanya Rosé.

"Lagian lo ngapain peluk-peluk segala, gue kaget."

"Lo salting, ya?" goda Rosé.

"Mana ada, gue kaget bukan salting. Nggak usah ke-geeran," ucap Doyoung lalu kembali mulai menyetir.

"Ya elah Kak Doy, nggak usah shy shy gitu lah."

"Diam atau gue nikahin lo."

"Hehe, oke gue nggak akan diam- eh iya gue bakal diam."

☁️☁️

Sesampainya di sekolah, Doyoung langsung membukakan pintu untuk Rosé dan membantu Rosé keluar. "Pelan-pelan."

"Udah, makasih ya Kak Doy. Sekarang lo bisa pergi," ucap Rosé.

"Enak aja, gue bakal antar lo sampai kelas," ucap Doyoung. Doyoung mematikan mesin mobilnya.

"Ayo," ucap Doyoung lalu mulai menuntun Rosé berjalan.

Sesampainya di kelas, Doyoung dan Rosé langsung disambut dengan wajah Erina yang kebetulan memang duduk di depan. "Udah, sampai sini aja, Kak. Tuh tempat duduk gue di ujung," ucap Rosé sambil menunjuk tempat duduk yang berada di samping jendela.

Bocil, ILY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang