☁️ :: 10

927 169 66
                                    

Happy reading

Sudah terhitung 5 kali Rosé menghela napas bosan, terbaring di rumah sakit dengan kondisi kaki yang tidak bisa digerakkan benar-benar membuatnya tersiksa, bukan tersiksa karena sakit. Namun tersiksa gara-gara tidak bisa melakukan apa pun.

"Bunda, aku mau ke taman, ya?" Puluhan kali sudah Rosé mengajukan pertanyaan itu pada sang bunda.

"Nggak boleh. Udah kamu tiduran aja ya sayang, atau main handphone aja, terserah kamu. Asal jangan pergi ke taman," ucap bunda Yoona.

"Handphone aku kan habis baterai, Bunda." Rosé menunjuk pada handphone-nya yang tengah di charge.

"Tunggu bentar lagi ayah kamu datang," ucap bunda Yoona sambil menyuapi buah apel yang sudah dikupasnya ke mulut Rosé.

"Ya udah, pinjam handphone Bunda," ucap Rosé.

"Di handphone Bunda nggak ada game," ucap bunda Yoona lalu memberikan handphone miliknya pada Rosé.

Rosé mengambil handphone milik bundanya itu, "Nggak papa, makasih ya Bunda," ucap Rosé lalu mulai memainkan handphone bunda Yoona.

"Iya, tapi nanti mau makan buburnya, ya?" tegas bunda Yoona.

Rosé menggeleng. "Nggak mau, bubur rumah sakit nggak enak, hambar," ucap Rosé.

"Ya iyalah, namanya juga bubur rumah sakit," ucap bunda Yoona sembari menyentil kening Rosé.

Tak lama terdengar suara pintu terbuka, dan masuklah ayah Siwon. Dia juga membawa sebuah paper bag berwarna putih yang agak besar.

"Ayah, kok lama banget sih? Ayah nggak ke rumah janda kembang dulu, kan?" selidik bunda Yoona.

"Astaga Bunda, kalau ngomong ... suka bener," ucap ayah Siwon.

"Heh! Jadi bener?!" Bunda Yoona menjewer telinga ayah Siwon sampai merah.

"Ya nggak atuh Bunda," ucap ayah Siwon sambil mengelus telinganya yang baru saja menjadi sasaran dari kemarahan sang istri.

Rosé terkekeh geli melihat kedua orangtuanya itu yang selalu bertengkar karena hal sepele dan kejahilan ayahnya. "Ini lagi, malah ngetawain Ayahnya," kesal ayah Siwon saat melihat Rosé yang begitu senang melihatnya kesakitan.

"Tadinya Ayah mau kasih hadiah, tapi kamu malah ngetawain Ayah kayak gitu. Jadi hadiahnya batal, ya?" ancam ayah Siwon.

Rosé seketika menghentikan tawanya, "Bercanda, Ayah. Jangan batal dong hadiahnya, baperan amat sih jadi om-om," ucap Rosé.

"Ya, karena ini juga agak mahal, jadi sayang kalau dibuang. Ini ambil," ucap ayah Siwon sembari memberikan paper bag yang sedari tadi ia pegang pada Rosé.

Rosé mengambil paper bag tersebut, "Hehe, makasih Ayah ku sayang yang ganteng," ucap Rosé.

Rosé dengan tidak sabar membuka paper bag itu. Paper bag itu berisi sebuah iPad beserta stylus pen-nya.

"Nggak tau juga sih Ayah beli itu buat apa. Ayah beli itu supaya uang Ayah agak berkurang sedikit," ucap ayah Siwon dengan mudah, semudah dia yang memberikan janji lalu meng-ghosting mu, bercanda.

"Makasih Ayah, ih makin sayang deh, hehe," ucap Rosé dengan wajah sumringahnya.

"Cih, muji pas dikasih hadiah doang," sindir ayah Siwon.

"Tuduhan macam apa ini? Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan ya, Ayah," ucap Rosé yang sudah mulai asik dengan iPad nya.

Ayah Siwon hanya bisa tersenyum pasrah. Ayah Siwon berpikir, apa dulu dia salah mengambil anak di ruang bayi? Atau anaknya ditukar, kayak yang di sinetron-sinetron.

Bocil, ILY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang