The Flowers of the Kingdom
by. lilium
Disclaimer © Masashi Kishimoto
Don't like don't read!
.
.Chapter 2
.
.Tsunade mundar mandir menunggu putrinya yang saat ini sedang keluar mencari obat. Awalnya ia berpikir pemuda yang ditemukan oleh putrinya itu akan segera membaik setelah beberapa hari dirawat. Sudah berjalan 5 hari dan tidak ada tanda-tanda bahwa pemuda itu mengalami luka dalam akibat dari luka panah yang ia terima.
Tetapi di hari ke-enam, tubuh pemuda itu mulai menampakkan tanda-tanda adanya racun yang menyebar di dalam tubuhnya dan racun itu adalah racun yang Tsunade pikir tak akan ia temukan di dunia ini. Nerium oleander. Racun dari bunga dengan nama yang sama dan memiliki efek yang sangat mematikan bagi orang yang terkena racun ini.
Racun ini akan diam-diam memperlambat denyut jantung, peredaran darah dan seluruh sistem di tubuh. Racun ini tidak akan langsung menampakkan gejalanya sehingga sangat sulit untuk di deteksi. Dan racun ini hanya beredar di antara kalangan bangsawan karena bunganya yang langka sehingga jarang diproduksi.
Tsunade mendudukkan dirinya kembali di samping ranjang dan menatap wajah pemuda itu yang semakin pucat.
Siapa kau sebenarnya, gumam Tsunade sambil menyeka keringat di kening pemuda itu.
Suara pintu yang dibuka tergesa terdengar dan Tsunade memutar badannya menemukan Hinata yang menghampirinya sambil membawa keranjang tanaman.
"Ini kaa-san."
Tsunade mengambil alih keranjang itu dan segera bergegas membuat antibiotik untuk racun yang ada di dalam tubuh pemuda itu.
Hinata menggantikan tugas ibunya untuk menjaga pemuda itu sambil sesekali mengelap wajah dan lengan pemuda itu dengan kain basah.
"Bantu aku mengangkat kepalanya." Perintah Tsunade kepada Hinata setelah ia selesai membuat antibiotik racun tersebut.
Hinata mengangkat kepala pemuda itu dan menaruhnya di pangkuannya untuk mempermudah ibunya meminumkan antibiotik itu ke dalam mulut pemuda itu.
"Kita hanya perlu menunggu hingga pagi nanti. Aku yakin antibiotik ini akan bekerja," ujar Tsunade sambil membantu Hinata kembali membenarkan letak pemuda itu.
"Hinata apa yang terjadi pada sikumu ?" Tanya Tsunade khawatir saat melihat siku putrinya yang berdarah.
Hinata memeriksa sikunya dan ia meringis saat merasakan nyeri dari situ. Ia baru tersadar jika sikunya terluka akibat ia terpeleset di lereng gunung tadi.
"Aku terpeleset, kaa-san. Tapi ini tidak terlalu nyeri kok."
"Kemari biar kaa-san obati."
Tsunade dengan telaten mengobati luka di siku putrinya. Suasana malam itu terasa sangat sunyi dan hening. Nawaki sudah tertidur lelap di kamarnya yang terletak di lantai dua. Sudah hampir satu minggu berlalu tetapi belum ada kabar satupun dari ayahnya. Hinata tidak ingin berpikiran buruk tapi entah kenapa hatinya menunjukkan hal yang berlainan.
"Kuharap tou-san baik-baik saja."
Tsunade tersenyum lembut sambil mengelus pelan kepala putrinya.
"Dia akan baik-baik saja."
.
.
.Tinggal 3 orang lagi dan setelah itu akan menjadi gilirannya untuk mengucapkan sumpah setia kepada Raja Barat, Itachi Uchiha.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Flowers of Kingdom
FanfictionHinata dengan sukarela mengajukan dirinya untuk menggantikan adiknya yang akan dibawa ke kastil kerajaan. Dan kisahnya dimulai dari sini. HINATA CENTRIC. © Pinterest