Pagi ini Aida terbangun dari tidurnya dengan suasana yang sedikit berbeda, ya Aida menginap di rumah Refo karna suatu insiden. Ban mobil Aida bocor dan Om Husein memintanya untuk menginap saja dirumahnya ini.
Jam masih menunjukkan pukul lima pagi tapi anehnya Aida sudah terbangun. Aida menuju dapur, disana ada bibi yang sudah sibuk menyiapkan sarapan. Aida baru teringat Refo akan memandu kegiatan Ospek hari kedua ini, yaitu pengenalan kepengurusan BEM dan akan menjelaskan serba serbi yang ada di BEM itu sendiri. Sangat disayangkan Aida tidak ikut memandu serangkaian acara pada hari kedua dan ketiga nanti.
Aida pun ikut aktif didapur membantu bibi memasak menu sarapan. Aida memiliki ide membuat nasi goreng, dan Bi Kini pun menyetujuinya. Aida harus sebisa mungkin membuat rasa nasi goreng itu enak, karna ini untuk sarapan keluarganya Refo. Kalo rasanya asin sedikit bisa bisa dicoret dari daftar menantu idaman, tapi kalo Aida diam saja tidak membantu menyiapkan sarapan pasti ia akan dicap jelek juga oleh calon mertua dan calon imamnya nanti. Intinya Aida sedikit pencitraan didepan keluarga Refo.
Refo bergegas menuju ke kamar mandi. Ia tak sengaja melihat Aida sedang memasak didapur.
Syukurlah dugaan Refo salah besar. Refo pikir, Aida adalah perempuan yang tidak bisa apa apa karna kehidupannya yang terlihat sangat hedon. Refo juga sempat berprasangka buruk pada Aida bahwa Aida pasti mempekerjakan pembantu di kosnya. Tapi semenjak pagi itu, Refo benar benar merasa bersalah kepada perempuan yang bernama Aida.
"Pa, Ma Refo berangkat dulu ya." Ucap Refo setelah selesai sarapan seraya menyalimi kedua tangan orang tuanya.
"Refo tunggu sebentar!!" Ucap Aida yang membuat Refo membalikkan badannya. Refo sedikit kaget, karna Aida sudah berada tepat di hadapan Refo.
"Apa Ai?" Tanya Refo dengan nada datarnya. Ia sebenarnya tidak ingin bersikap cuek pada perempuan dihadapannya ini, sikap cueknya ini hanya untuk menutupi rasa gugup.
"Temenin belanja ke mall nanti sore bisa? habis tugas lo sebagai panitia selesai deh" Ucap Aida seraya merapikan jas almamater cowok dihadapannya. Entah keberanian darimana Aida mampu melakukan aksi itu.
"Bisa." Ucap Refo seraya tersenyum tipis.
Aida tersenyum mendengarnya.
Aneh? jantung Refo pagi ini berdetak lebih kencang dari biasanya hanya melihat seorang Aida tersenyum padanya.
Setelah Refo berangkat. Aida segera membereskan meja makan itung itung belajar menjadi istri yang baik untuk Refo.
Waktu menunjukkan pukul setengah sembilan. Aida pun pergi ke kamar mandi untuk bersiap siap berangkat ke kampus karna ada kelas pukul sembilan nanti.
"Bu Kini Aida ke kampus ya" pamit Aida pada Bi Kini seraya mengambil punggung tangan kanan Bi Kini dan menyalaminya.
"Ati ati neng Aida." nasehat Bi Kini to Aida sambil melambaikan tangan melihat Aida masuk ke dalam taksi.
Pukul sembilan tepat Aida sampai didepan kelasnya. Untung saja taksi onlinenya cepat datang tadi. Aida takut ketinggalan kelas, bukan karna takut tertinggal materi pelajaran, Aida hanya takut akan tugas tambahan dari dosennya. Dosen mata kuliah statistika bisnis ini cukup dibilang killer.
****
Selesai kelas, plan Aida selanjutnya ialah mengecek panitia yang bertugas di halaman.
Tiba tiba Aida dihadang oleh Salsha and the geng. Sepertinya mereka ingin mencari masalah dengan Aida.
"Maksud lo apa buat SG ditongkrongan kemarin ama cowok gue?!" Ucap Salsha dengan nada membentak Aida.
"Yailah si Advent maksud lo? emang situ masih diakuin pacar? bukannya mantan ya uppsss." Sindir Aida pedas. Ia kesal sama Salsha yang dikit dikit nyari masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kura-Kura Kampus
Storie d'amoreCinta Aida pada Refo Denniro Kastalo cukup dikatakan bertepuk sebelah tangan, tapi bukan Aida Briliency namanya kalo menyerah begitu saja, ia menggunakan segala cara untuk menjerat cowok itu agar tinggal bersamanya. Status mereka tetap sama alias be...