aku baik-baik saja

44 2 0
                                    

Januari 2021

Marin POV

Kalau saja waktu dapat kuputar kembali apakah aku tetap akan memilihmu?

Kalau saja waktu itu aku tidak membalas pesan singkatmu apakah kita tetap akan dipertemukan dan aku menjadi istrimu?

Kalau saja aku tidak memintamu untuk kembali apakah kau tetap akan menikahiku?

Setidaknya kata-kata itu yang terus berputar diotakku sekarang.melihatmu yang begitu menderita terbaring ditempat ini sendirian.dingin,kesepian,itukah yang kau rasakan saat ini?

Maaf,maaf dan maafkan aku.apakah kamu mendengar rintihan kata-kata ini dari sana?

"maafkan aku.."aku tidak pantas untuk menangis,aku penyebab kau seperti ini.kenapa aku tidak menggenggam tangan ini sebelum menjadi dingin dan tak bergerak?

***

Seseorang menepuk-nepuk pelan pundak Marin."gencana?makanlah sesuatu,lihatlah wajahmu!!"

"aku baik-baik saja".aku terus mengenggam tanganmu,mencium tanganmu dengan harap aku bisa membangunkanmu.tapi aku tau itu hanyalah sebuah harapanku yang tidak akan pernah terkabul.

Seorang wanita tua dengan pakaian serba hitam mendekatiku,beliau mengenggam tanganku dan memberikan sesuatu"So joon...sampai akhir pun dia masih memakai cincinnya"

"maafkan aku ibu".tidak ada kata lain selain maaf yang bisa aku ucapkan.

"ini semua bukan salahmu..mungkin hidup putraku tidak berumur panjang..tapi sampai akhir pun dia selalu berharap kau selalu bahagia."

Tangisanku pun pecah,"aku sangat berharap ini adalah mimpi..kumohon ijinkan aku bertemu denganmu sekali saja"

Pov Marin end.

Marin menyalakan lampu rumahnya,lebih tepatnya rumah mereka berdua.ia terkejut dengan keadaan rumahnya kini setelah ia berpisah dengan So joon 3 bulan lalu.

"berantakan sekali"

Ia pun membersihkan seisi rumah demi menjernihkan pikirannya.selesai beres-beres Marin membuka lemari kamar mereka.ia terkejut dengan mata yang menahan air mata ia melihat isi lemari itu yang masih sama persis ketika Marin pergi."semua baju-bajuku masih disini??"

Marin mengambil kemeja So joon dari lemari itu,Marin menghirup bajunya berharap ia bisa merasakan keberadaan So joon dengan mencium harum tubuhnya dikemeja itu."aku merindukanmu". ucapnya seraya menahan air matanya.

Ponsel Marin berdering,ia mengusap airmatanya dan menjawab telepon itu."Eunha sayaang"

Putrinya itu menangis dengan keras dan memanggil namanya"ibuuuu,,aku terbangun dan ibu tidak adaaa!!!".

Marin tersenyum untuk menutupi rasa sedihnya"maafkan ibu sayang..ibu sebentar lagi pulang".

"lalu ayah?memangnya ibu tidak menjemput ayah?".

Marin terdiam,ia tidak tau harus mengatakan apa kepada putri kecilnya yang masih diusia 5 tahun itu.

***

Marin selesai membereskan rumahnya,marin melihat lampu gudangnya menyala dari luar.Marin ppun keluar dan mendekati gudang itu.

"tidak dikunci".

Ia terkejut begitu memasuki gudang itu,gudang yang biasa ia gunakan untuk barang-barang tak terpakai itu kini bersih dan beralih tempat menjadi studionya So joon.

Marin menutup mulutnya dengan terkejut ,melihat lukisan-lukisan itu yang ternyata penuh dengan dirinya dan putri mereka Lee Eunha.

Marin membuka lukisan canvas itu satu persatu,Marin pun menangis "kalau kau seperti ini,,kenapa kau tidak mengatakannya padaku?!!".ucapnya sendu.

"bahkan sampai akhir pun kau tetap dingin sekali padaku..kau tega sekali Lee So joon".

Pandangan Marin tertuju ke sketchbook yang terbuka dimeja.

Marin kembali menangis ketika membaca tulisan yang tersemat digambar sketsanya .

"Marin yang duduk sendiri ditaman"

"Marin yang terlihat cantik ketika mengandung anak kami"

"marin ketika memasak makanan kesukaanku"

"marinku yang tertidur"

"senyuman eunha yang secantik ibunya"

"Eunha ketika pertama kali mengucapkan kata AYAH padaku"

"foto kami bertiga"

Marin menangis tersedu-sedu,kenangan mereka selama ini ia abadikan lewat lukisannya.

"maaf..maafkan aku karena tidak menggenggam tanganmu lebih dulu"

***

Marin terbangun dari tidurnya,ia merasakan kedinginan menjalar ditubuhnya."aku tertidur disini?"

marin terkejut dengan keadannya saat ini,baju yang kotor kena debu dan banyak barang2 berdebu disekitarnya dengan hawa gelap diruangan itu.

"bukannya tadi malam aku ketiduran di studio?ini dimana?"

Cklek! Suara pintu terbuka dan membuat sinar matahari menjadi penerang gudang yang gelap itu.

"sayang?kenapa kau ada disini??!"

Suara yang terasa familiar ,Marin pun dapat melihat dengan jelas wajah seseorang yang masuk itu."So joon?"

So joon menatapnya dengan heran,marin yang terduduk dilantai dan bajunya yang kotor karena debu."kau tidak apa-apa?!"

Seketika Marin memeluknya dengan erat"apa ini mimpi?"ucapya dengan nada yang hampir menangis.

So joon membalas pelukan itu dengan bingung,"kenapa kau menangis?apa terjadi sesuatu?"

Marin melepas pelukannya,ia menatap wajah suaminya itu,menggenggam tangannya.

ia tempelkan tangan So joon ke wajahnya yang dingin."aku merindukanmu..tidak apa kalau memang ini hanya mimpi"

So joon terkekeh pelan"sebegitu rindunya kah kau padaku?,padahal kita baru menikah kemarin?"

Marin menatapnya bingung"menikah kemarin?!"

So joon mengangguk dan kembali memeluknya"ya ampuun kau tidak bisa jauh-jauh dariku yaa..padahal kau bilang sendiri ingin bersih-bersih gudang!tapi apa ini?!!"

Marin memegangi kepalanya yang terasa pusing."jadi yang kualami kemarin ini mimpi atau ini yang mimpi?"

So joon mencubit pipi Marin dengan gemas"sakit ngak?"

Marin mengangguk,ia bingung dengan yang ia alami ,ia pun mengingat dengan jelas bahwa ia tidak memakai dress yang kini ia pakai..kalau itu semua hanya mimpi lalu bagaimana dengan putrinya Eunha?

Marin pun berlari masuk kerumahnya,semua set rumahnya sangat berbeda dengan ingatan terakhirnya ketika ia sedang membereskan rumah.

Ia pun melihat kalender saat ini" januari 2016..tidak masuk akal!" ucapnya seraya menatap So joon yang masih kebingungan dengan tingkah laku istrinya.

"jadi,,aku kembali ke masa lalu"

To be continue....

Jangan lupa putar ostnya sambil baca yaa❤❤

TOMORROW WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang