BIRU | satu |

40 5 19
                                    

Walaupun gak banyak yang baca tapi aku tetap berusaha menuangkan tulisan ini, karena aku gak mau nyerah

Perhatian ya ini mengandung kekerasan pada anak yang tidak boleh ditiru 15+ ⚠️

Selamat membaca priend

🥀

Sudah lebih dari dua minggu ayah Biru melakukan acara pernikahan di sebuah gedung mewah bintang lima. Dan sejak itu Biru semakin terpuruk melihat Naira selalu menangis tak henti-hentinya, Biru tak tahu harus berbuat apa. Ketika Biru datang Naira hanya pura-pura tersenyum seakan dia orang paling bahagia di dunia ini. Di depan Biru Naira tak pernah menangis walau hanya setetes air mata. Naira ingin Biru tidak merasakan hal yang sama sepertinya. Padahal Biru selalu mendengar tangisan pedih di dalam kamarnya.

"Bunda baik-baik aja Biru, ini cuma air mata gara-gara pengupas bawang merah di dapur." Naira tersenyum lebar sambil mengusap air mata yang jelas-jelas bukan karena bawang merah.

"Bunda bahagia kan?"

"Iya Bir, udah kamu kemar aja gih ."

Biru tersadar dari lamunannya melihat dua mobil masuk ke dalam gerbang rumahnya. Terlihat asing namun pernah dilihatnya.

"Pria berengsek!" Biru menutup gorden kamarnya lalu terbaring di kasurnya yang empuk.

"Selamat datang di rumah baru kamu sayang." Ucap Dito memasuki rumah mewah Naira dengan membawa istri barunya dan satu anak tirinya. Dan begitu banyak barang yang mereka bawa, sepertinya baru saja belanja ke mall.

"Wah besar banget rumahnya mas." Cewek berambut panjang dengan wajah antagonis itu masuk ke rumah Naira tanpa ada rasa malu sedikitpun.

"Angel ini rumah baru kamu, kamu akan tinggal disini sampai kapanpun kamu mau." Dito merangkul Angel yang membawa banyak belanjaan.

"Angel senang banget Pa bisa jadi anak papa!"

Mendengar percakapan yang begitu menyesakkan hati, Naira beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menuju ruang tamu untuk menyambut mereka atau lebih tepatnya menghadang mereka untuk masuk ke kehidupannya.

"Selamat datang kalian." Ucap Naira dengan wajah datar denga sedikit senyuman yang tulus memperlihatkan rasa bahagia tapi nyatanya dia tak bisa menahan tangis.

"Hai Naira kita bertemu lagi dalam keadaan yang udah beda, dulu aku dan mas Dito belum nikah, sekarang aku udah sah sama mas Dito dan kamu udah di duain." Tanpa rasa bersalah Gina mengetakan itu tanpa tau perasaan Naira. Senyum liciknya terpampang di wajahnya.

Diam.

Hanya itu yang di lakukan Naira.

"Naira kenalin ini anaknya Gina namanya Angel." Dito memperkenalkan anak tirinya dengan bangga.

"Hai Tante." Angel mencium tangan Naira dengan lembut. Tapi mungkin tangan Naira masih sakit untuk menyentuh mereka.

"Mas kamar aku mana? Pasti besar kan? Lebih besar dari punya Naira?" Gina terus berulah seakan dia ingin membuat Naira semakin tersiksa batinnya.

"Mari saya antarkan ke kamar kamu ratu." Dengan lagak bak pangeran dan ratu kerajaan Dito mengantarkan Gina ke kamar yang akan menjadi miliknya.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang