BIRU | dua |

20 4 12
                                    

Baru kali ini sih gue baper sama tulisan gue sendiri greget banget, pengen segera tamatin kalo kalian mau pilih kira-kira bakal sad ending atau happy ending ya? Komen aja

Selamat membaca ✨

🥀

"Bir, Bir kenapa lagi sih pipi lo merah gitu?" Kalan hampir setiap hari melihat pipi Biru yang memerah dan sedikit memar. Ia sangat miris melihat keadaan sahabatnya yang selalu terluka entah itu hati atau pun fisik.

"Kayak gak tau aja lo Lan, tapi kali ini berbeda dari biasanya." Biru menggigit bibir bawahnya sejenak.

"Kali ini yang nampar gue si pelakor, manusia gak punya hati itu, najis banget nampar gue sembarangan, ternodai deh wajah gue."

"Loh kok dia sih kenapa?"

"Asal lo tau Lan kemarin cowok berengsek itu bawa keluarga barunya ke rumah bunda, baru aja sehari dia udah bikin masalah, udah numpang bertindak seenaknya emang itu rumah siapa? Pengen banget gue hajar tu orang." Biru membuang nafas nya dengan kasar.

"Kurang ajar banget ya Bir? Kenapa bunda lo gak ngusir mereka aja sih? Kan itu rumah bunda lo, jadi bebas dong mau diapain, kalo gue jadi lo gue langsung usir tu orang " Kalan ikut emosi mendengar cerita Biru.

"Iya juga sih, tapi masalahnya si cowok berengsek itu pasti gak akan izinin bunda buat ngusir mereka, ancamannya satu bunda bakal di ceraikan sama dia, sialan!"

"Sabar ya Bir dari semua cobaan yang lo alami pasti ada hikmahnya kok dan suatu saat nanti pasti ada jalannya." Kalan menepuk pundak Biru dengan halus.

"Thanks you Lan." Biru memeluk Kalan dengan rasa tulus, hatinya mungkin masih hancur dan kacau tapi Kalan juga salah satu orang yang bisa membuat hatinya tenang.

"Eh Bir lo nanti malam enggak mau jalan-jalan  ke kafe atau ke mana gitu? Btw ada kafe baru loh katanya sih bagus dan nyaman mau ke sana gak? Buat refreshing gitu ,"

"Nanti liat kondisi aja deh Lan, kalo bisa gue kabarin ntar."

+620897*****

Hai Bir save nmr gue

Biruzfr

?

+620897*****

Orang ganteng sedunia, jangan hapus lagi dong Bir, love you

Read

Delete chat

🥀

"Hai bunda! Lagi masak apa?" Biru mencium pipi Naira dengan senyuman manis nya.

"Lagi masak kesukaan kamu dong, rendang pedas ala bunda." Naira tampak bahagia melihat Biru tersenyum.

"Oh iya? Gak sabar deh pengen makan. Btw bunda kok sendiri aja sih? Kan sekarang disini ADA DUA ISTRI AYAH, KOK MALAH ENAK MAIN PONSEL DI SITU? KATANYA INI JUGA RUMAHNYA KOK NGGAK DI URUSIN SIH!"  Biru mengeraskan suaranya ketika ia tau bahwa ada Gina di ruang tamu dengan ponsel yang ada di tangannya.

"Bir, jangan ah."

"GAK PAPA DONG BUNDA! KAN NYINDIR HARUSNYA KERAS DONG KALI NGOMONG!" 

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang