BIRU | lima |

10 1 0
                                    

Kira-kira langit bisa nggak kenalan sama Biru? Tebak dong nanti kalau banyak yang komen bakal update cepet 🥳

Selamat membaca ✨

🥀

Biru menatap makanan yang ada di depannya dengan jenuh. Rasanya ada yang kurang kalau Naira belum ada di sampingnya, hingga selera makannya pun ikut kurang. Ia mengambil ponselnya lalu menghubungi sang Bunda yang sekarang masih bekerja.

"Bunda, kapan pulang?" Tanya Biru pada Naira.

"Bunda lagi banyak kerjaan Bir, dan besok ada meeting mendadak jadi kemungkinan bunda gak pulang buat malam ini, maaf ya. Biru udah makan kan?" Ucap Naira.

"Bunda gak capek kerja terus? Hanya demi Dito sama jalang? Biru aja capek liatnya." Buru meninggalkan ruang makan dan berjalan ke kamarnya.

"Bir bunda gak bahas itu! Kamu udah makan apa belum Albirru anak bunda? Udah malam loh jangan nungguin bunda pulang."

"Udah bunda sayang, usah kenyang kok! Bunda emang udah makan?" Biru meneteskan air matanya ketika melihat wajah Naira yang terlihat begitu lelah.

"Udah bir, loh kok anak bunda nangis? Bir bunda gak mau lihat kamu kayak gini udah sana tidur." Naira mengakhiri Vidio call nya dengan sang putri.

Ia tak mau melihat Biru menangis hanya karena melihat dirinya begitu lelah. Biru akhirnya turun kembali ke ruang makan lalu melahap makanan itu dengan paksa, walau tak selera ia tetap memasukan makanan itu ke mulutnya agar ia tak bohong kepada Naira. "Ini demi bunda!"

Buru tak bisa membayangkan betapa lelahnya Naira bekerja mencari uang demi masa depannya sedangkan dia hanya bermalas-malasan. Apa lagi uang Naira juga milik Dito, ayah yang tak tau diri itu. Entah apa alasan Naira tetap mempertahankan rumah tangganya yang sudah jelas hancur karena orang ketiga hadir diantara mereka. Seharusnya ayah adalah cinta pertama anak perempuan, tapi tidak dengan Biru.

🥀

"Buka buku kalian halaman seratus tuju belas, nah di situ kalian lihat ada beberapa soal latihan kerjakan nomor satu sampai lima, nanti kita bahas bersama." Ucap Mira guru matematika di kelas XI IPS 4. Guru yang lumayan killer dan selalu ulangan setiap dua Minggu sekali, di tambah suka sekali memberi tugas mendadak. Sekali ketahuan mencontek jantung lo copot!.

"Maaf Bu saya belum punya bukunya." Ucap Biru sambil mengangkat tangannya.

"Oh iya kamu anak baru ya? Baiklah pinjam buku nya di perpustakaan, Naya tolong antar teman kamu ke perpustakaan." Ucapnya tanpa senyuman.

"Baik Bu Mira." Naya dan Biru keluar dari kelas yang panas karena kehadiran Mira di sana.

Naya mengelus dadanya merasa lega bisa keluar saat pelajaran matematika. "Akhirnya gue bisa keluar pas pelajaran nya Bu Mira, first time tau."

"Emang kenapa dia?" Tanya Biru sambil berjalan mengikuti Naya.

"Asal lo tau blue, dia termasuk guru killer di sekolah ini, dan gue gak pernah bisa keluar ke kamar mandi kalo udah waktunya Bu Mira. Pernah waktu itu gue hampir ngompol di kelas gara-gara gak di izin in ke kamar mandi, di kira gue mau bolos gila." Naya bercerita penderitaan yang selama ini dia alami saat pelajaran Mira.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang