Besok paginya, Tenzou menemukan empat wajah familiar di depan gerbang.
Tentu saja, batin Tenzou seraya berusaha menahan helaan napas. Sudah kuduga.
"Senpai," ujarnya, memelototi Kakashi yang nampaknya sedang berusaha keras bersikap seolah-olah dia tidak tahu apa-apa. "Katamu yang datang bukan tim tujuh?"
Kakashi tersenyum santai—meskipun sekarang ia sedang memakai maskernya, Tenzou selalu tahu ekspresi dibaliknya—dan bersikap bodoh. "Oh ya? Enggak ingat."
Memutar bola matanya, lelah dengan kelakuan aneh-aneh Kakashi, Tenzou memutuskan untuk ke dapur dan menyiapkan teh untuk keempat tamu mereka. Mungkin untuk Kakashi juga. Ugh. Kakashi lagi.
"Eehh, Kakashi-sensei tidak bilang apa-apa kah, taichou?" Naruto membuka suara seraya mengambil tempat duduk di seberang Kakashi. "Minggu lalu Kakashi-sensei yang mengundang kita ke sini! Ya, 'kan, Kakashi-sensei?"
"Mhm."
"Seperti yang kukira. Sensei benar-benar tidak memberi tahu Yamato-taichou kalau kita akan ke sini hari ini," decak Sakura. Senyuman darinya yang diarahkan kepada Tenzou seolah-olah berkata 'maaf atas kebodohan Kakashi'.
Seharusnya Tenzou tidak kaget lagi. Tentu saja Kakashi sudah merencanakan hal ini sejak minggu lalu. Setiap kali, Tenzou masih tidak tahu harus jengkel atau kagum.
Sasuke mengangguk pendek kepadanya sebagai salam sebelum mengambil tempat duduk di paling ujung, menyisakan satu kursi di antara dirinya dan Sakura untuk anggota terakhir mereka.
"Rumahnya terlihat rindang, Yamato-taichou, Kakashi-sensei," Sai berujar seraya memasang senyuman khasnya.
Sebelum Tenzou dapat membalas sapaan mereka semua, Kakashi langsung menyela, "Itu masalah utama yang ingin kami bahas hari ini."
"Cuma kamu doang, senpai," Tenzou berkomentar, membuka lemari-lemari yang ada di dapur untuk mencari gelas bersih yang bisa digunakan.
Kakashi mengabaikan komentar Tenzou. "Terlalu banyak pohon di sini, hm? Kami pikir lebih baik ditebang saja."
"Enggak sayang, sensei?! Banyak yang harus ditebang dong!" Naruto langsung berseru.
Sai manggut-manggut mencerna informasi dari Kakashi. "Memang sayang, tapi rasanya memang terlalu banyak. Pemandangan ke luar jadi agak tertutup."
"Sensei!" Sakura tiba-tiba memotong. "Jadi ini yang dimaksud 'pekerjaan penting' untuk kami?! Aku pikir Kakashi-sensei sedang ada masalah!"
"Aku sudah janji akan mentraktir kalian barbeque setelah ini, 'kan?" Kakashi menanggapi dengan tenang.
"...Benar juga."
"Barbeque? Bukan ramen?" tanya Naruto.
"Kamu makan ramen, kita makan barbeque. Bagaimana?" usul Sakura lelah. Bosan juga dia harus makan ramen setiap tim tujuh pergi makan.
"Aku setuju dengan pilihan barbeque," tambah Sai.
"Hanya kamu yang suka ramen," bahkan Sasuke yang sedari tadi diam ikut berkomentar.
Pada akhirnya, setelah perdebatan sengit dari masing-masing anggota, Naruto kalah suara.
"Padahal ramen paling enak," ujarnya tersedu-sedu seraya menyeruput teh dari Tenzou. Anggota tim tujuh yang lainnya hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuannya.
"Jadi? Kapan kalian bisa mulai?" tanya Kakashi sebelum Naruto benar-benar hilang semangat untuk melakukan tugas darinya.
"Sekarang saja. Toh kita sudah di sini," hela Sakura. Tenzou sedikit bersimpati padanya. Pasti sulit menjadi satu-satunya anggota paling waras selama bertahun-tahun.
"Pohon mana sana yang mau ditebang, sensei?"
Tidak sampai sepuluh menit kemudian, setelah mendengar arahan dan petunjuk dari Tenzou, keempat shinobi mulai bekerja.
"Kau tahu," Tenzou berkata seraya membereskan gelas-gelas terpakai yang ada di atas meja; sekat shoji ruangan telah dibuka, membuat ia dan Kakashi bisa melihat keempat anak didik mereka bekerja, "aku bisa menebang sendiri kalau senpai tidak mau."
"Tapi kalau begitu, tidak seru lagi dong."
Tenzou menghela napas untuk kesekian kalinya. "Ya, ya, tentu saja."
Setelah Tenzou selesai mencuci semua gelas yang ada, ia tiba-tiba teringat dengan perkataan Sakura tadi.
"Senpai," panggilnya dari dapur. Kakashi menoleh padanya, kedua matanya seakan-akan bertanya 'ada apa?'. "Sakura bilang senpai sudah merencanakan ini sejak minggu lalu?"
"Mhm."
"Kalau misalnya kemarin aku menolak untuk menebang pohon-pohon di sini, apa senpai tetap akan menyuruh mereka untuk menebang?"
"Maa, Tenzou," Kakashi tertawa pelan, "aku bisa membuat-buat suatu tugas untuk mereka. Lagi pula, aku sudah janji untuk mentraktir mereka, hm?"
Tenzou mengangguk saja, tapi kepalanya masih dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan tak terjawab. Ia tetap diam saja, ikut duduk di samping Kakashi seraya memandang ke luar.
Ketika malam tiba dan keempat tamu mereka sudah pulang, Tenzou baru sadar Kakashi tidak pergi ke menara hokage lagi hari itu.
Aneh.
Sejak kapan pekerjaan hokage serileks ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsukimi ; Hatake Kakashi x Yamato | Tenzou [✔]
Fiksi PenggemarAneh. Aneh. Aneh. Kakashi sedang bersikap aneh. Tenzou tahu Kakashi pada umumnya memang aneh sejak ia berada di ANBU. Lagi pula, siapa yang memakai masker dibalik masker dibawah topeng? Maksud Tenzou adalah Kakashi sedang bersikap lebih aneh dari bi...