12. Sialnya Aku Menikahi Wanita Gila

29.2K 1.9K 17
                                    

Reghan berjalan menuju ruangannya. Tatapan dingin terpancar dari mata beriris hitam tajam itu. Beberapa karyawan tampak memberi hormat pada bos mereka yang terkenal karena ketampanannya, tetapi juga ketegasannya.

Reghan membuka pintu ruangan CEO. Ia langsung saja duduk di kursi kebesarannya. Tak berselang lama, pintu terbuka tanpa ketukan. Reghan menggeram marah.

"Yang baru nikah mah beda. Wangi, rapi, pasti itu jas ...."

"Diem, Budi! Mau gue potong gaji lo!" sentak Reghan yang malas menanggapi ocehan tak bermutu dari Rafa, temannya semasa SMA. Budi adalah nama bapak dari Rafa. Mereka selalu begitu, kalau saja bukan di kantor, sudah pasti Rafa akan memanggil bosnya itu dengan sebutan 'Satri' atau 'Satria'.

Rafa dalah sahabat Reghan sejak SMA. Sebenarnya sahabat Reghan tak hanya Rafa, Masih ada satu lagi, ia adalah Aldi. Namun, di antara Reghan dan Aldi tersimpan kenangan pahit yang sampai saat ini masih terasa akibatnya. Aldi bukanlah teman satu SMA mereka. Dulu, Aldi adalah kakak tingkat dari sekolah lain yang pernah membantu Reghan ketika lelaki itu dikeroyok geng motor.

Waktu pun seolah enggan menyatukan kedua pria berwatak keras itu. Biarlah ego yang menjadi batasan sampai mana keduanya akan bersitegang. Reghan melonggarkan dasinya lalu menatap Rafa dengan tajam.

"Ganggu lo! Sana keluar!" usir Reghan dengan raut tak bersahabat.

Bukannya menurut atau pun takut, Rafa malah mendekat ke arah Reghan.

"Oh ya, Bro. Kok lo udah ngantor aja, sih? Padahal lo puas-puasin aja waktu lo buat berduaan sama bini lo, buatin gue ponakan yang lucu kek," goda Rafa. "Eh, kan udah jadi ya, lupa gue," lanjutnya sembari menggeplak pelan kepalanya.

Lelaki itu menghela napas sabar. "Lo bisa nggak, sih? Nggak usah bahas cewek itu depan gue?" sentak Reghan.

"Tapi, Bro. Gue liat-liat istri lo kagak jelek-jelek amat, dah. Kenapa lo kagak mau?" heran Rafa sembari duduk di kursi yang berada di depan meja kerja Reghan.

"Gue cuma cinta sama Kinan!" tegas Reghan.

"Ih, lo! Serah lo, dah. Gue ingetin, nih. Jangan sampe lo nyesel!" pesan Rafa sebelum akhirnya ia pergi dari ruangan Reghan. Rafa langsung malas apabila menyangkut wanita ular satu itu. Baginya, sahabatnya satu itu sudah dicuci otak oleh si wanita ular.

***

"Sayang, makan siang di luar, yuk! Udah lama kita nggak makan siang di luar," ajak Kinan yang ditanggapi gumaman dari Reghan. Dengan geram, Kinan menutup paksa laptop Reghan.

"Kamu apa-apaan, sih? Sabar dikit kan bisa, Kinan! Di situ kerjaan aku semua!" amuk Reghan menatap Kinan tajam.

"Oh jadi gitu, kamu lebih milih kerjaan kamu daripada aku? Ok, kita putus! Nggak usah ganggu aku lagi!" telak Kinan. Jika sudah menyangkut hubungan, Reghan kalah. Ia segera mengejar Kinan yang hendak keluar dari ruangannya.

"Sayang kamu kok gitu, kamu tahu 'kan aku lagi banyak kerjaan. Tolong ngertiin aku," ucap Reghan frustrasi.

"Kamu yang nggak ngertiin aku! Aku cuma mau makan siang di luar, udah itu doang! Tapi kamu malah terus fokus kerja!" bentak Kinan menaikkan satu oktaf suaranya.

"Aku kerja buat masa depan kita, Sayang. Katanya kamu mau nikah di gedung mewah, aku lagi ...."

"Nggak usah, kita putus dan nggak bakalan nikah! Lupain semuanya!" bentak Kinan menghempaskan tangan Reghan.

"Kinan, aku minta maaf. Please," bujuk Reghan.

"Aku bilang lepasin!" Kinan berlagak cuek.

Istri Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang