45. Kembalinya Menantu Addison

39.8K 1.6K 13
                                    

Pagi ini, Hana dan Reghan bersiap untuk kepulangan mereka ke Jakarta. Setelah semalam mereka berbincang, akhirnya Hana memilih ikut dengan Reghan. Tentu saja lelaki itu berjanji akan menjaganya.

Keduanya sudah bersiap. Koper berwarna silver milik Hana pun sudah dipenuhi oleh baju-baju milik wanita itu. Kedua orang tua Hana memeluk anak kesayangan mereka. Tak lupa Hana mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Ibu sama Bapak baik-baik di sini, ya. Nanti kaau ada waktu main ke Jakarta lagi," ucap Hana membuat kedua orang tuanya mengangguk.

"Iya, Nak. Kamu hati-hati di sana." Megan mengusap kepala Hana dengan sayang. "Reghan, ibu titip Hana. Akhir-akhir ini dia sering ngeluh pegel di pinggangnya," lanjut Megan membuat Hana terkekeh.

Reghan mengangguk sembari memeluk pinggang Hana posesif. Ia memeluk lengan lelaki itu dan pergi dari kediaman orang tuanya. Mobil yang dikendarai oleh Pak Imam pun melaju menuju Jakarta.

***

Dua jam menempuh perjalanan, akhirnya Reghan dan Hana sampai di kediaman Reghan. Lelaki itu langsung membawa Hana ke dalam rumah. Kedatangan mereka langsung disambut baik oleh Bu Surti. Mereka saling berpelukan. Tampak raut bahagia dari Bu Surti yang tak dapat wanita itu tutupi.

"Rumah sepi banget nggak ada Nyonya," ucap Bu Surti dengan jujur.

"Ya, udah. Nanti saya buat rame lagi." Hana terkikik geli. "Gimana kalau kita bikin kue dulu?" tawar Hana dengan antusias.

"Istirahat, Sayang." Reghan menarik pinggang Hana menjauhi ruang tengah.

Hana menoleh ke belakang. "Nanti lagi ya, Bu."

Bu Surti mengangguk mengerti. Ia pun membantu suaminya membawakan barang-barang milik Hana ke kamar majikannya.

"Nyonya ini kopernya saya taruh di mana?" tanya Bu Surti membuat Hana yang tengah membuka sepatunya menoleh.

"Di samping lemari aja, Bu. Biar gampang diambil kalau-kalau saya mau kabur," ucapnya membuat Reghan mendengkus.

Hana dan Bu Surti tertawa. "Nyonya ada-ada saja."

"Ya, bener. Saya emang niat kabur. Daripada di rumah lihat suami kerja mulu, kan mumet!"

Hana terkikik saat Reghan menarik tangannya. Ya, mungkin tersindir. Hana tertawa dan mengusap rahang tegas lelaki itu. Bu Surti yang tengah membereskan baju-baju Hana hanya bisa menahan senyumnya.

"Kerja aja sana, aku mau beresin kasur." Hana menjauh dari Reghan sebelum lelaki itu menarik tangannya.

"Kamu mau apa? Ngidam nggak?" tanya Reghan cepat.

Hana mengetuk jarinya di dagu seolah berpikir. "Aku mau ngumpul sama Mama, Papa, temen-temen kamu, sama Acha, temen aku," ucapnya cepat.

Reghan mengangguk cepat. "Nanti aku hubungin mereka satu-satu, ya. Aku kerja dulu, biar bisa kasih kamu semuanya."

Hana meng-iyakan dengan senang hati. Ia pun mencium pipi Reghan dengan cepat. Setelahnya pergi mendekati Bu Surti. Reghan terdiam dengan degup jantung menggila.

'Duh, bisa aja bikin gue jantungan,' batin Reghan.

"Bu, bantuin saya beresin ranjang, ya. Pokoknya saya mau ganti seprai, sarung bantal, guling, semuanya yang pernah dipake sama Kinan!" tegas Hana.

Sudah selesai. Kini saatnya Hana bahagia. Sudah cukup wanita bernama Kinan itu mempermainkan hati Reghan, menggantungkan kebahagiannya. Ia rasa Kinan cukup mampu menyakiti Reghan, maka ia juga pasti lebih mampu membuat Reghan bahagia karenanya.

Istri Terakhir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang