03 - Abang

1.8K 160 16
                                    

12 Juni - 07.30 KST

-

#HAECHAN SIDE

Hari ini, Minggu, waktu yang tepat bukan untuk tidur seharian?

Tapi tidak dengan ku, pagi ini sedikit berisik tidak seperti biasanya. Aku terbangun, melirik kearah jam weker berwarna biru toska yang menunjukkan pukul 7.30.

Beranjak dari kasur, aku menuju wastafel kamar mandi, membasuh wajah bantal ku yang sangat jelek ini laku menggosok gigi. Supaya saat sarapan, enak.

Selesai kegiatan bersih bersih tersebut, aku keluar, berjalan menuju meja makan untuk sarapan.

"Keren banget anak bujangan bangun jam segini." Suara itu, aku sangat mengenalnya.

Suara bariton yang lebih menyeramkan daripada suara bariton Daddy namun halus seperti milik Papi, ini mirip suara kak San.

EH?!!

Aku menoleh kanan kiri, mencari siapa pelaku yang mengucapkan hal tersebut. Belum selesai mencari, kepala ku di jitak seseorang dari atas, kemudian aku mendongak.

"Udah bangun siang, bocil, pendek lagi." Ejek orang tersebut, mata nya yang tajam dan rahang yang tegas serta bibir tipis itu tersenyum lebar, seakan mengejek wajah linglung ku.

Sejenak aku diam, memperhatikan setiap inci wajah nya lalu membelalakkan mataku.

"KAK SAN!" Sorak ku lalu menghadap belakang, memeluk putra sulung keluarga Seo dengan sangat erat.

"Bang San aja yang di peluk, abang nggak" Suara berat yang satunya memasuki telinga ku. Suara tersebut seperti sedang merajuk.

Aku melepaskan pelukan dengan Kak San, lalu menoleh kebelakang.

"ABANG DERY!" Sorak ku lebih girang, aku berlari ke pelukan yang lebih tua.

#AUTHOR SIDE

Haechan memeluk Hendery dengan erat, melepaskan rindu terhadap Abang nya itu.

Hendery adalah anak tengah dari keluarga Seo, ia juga yang sering mengurus Haechan saat kecil. Tak heran jika ada yang menyakiti adik nya, maka orang itu pasti sudah di penggal hidup-hidup.

"Dalam rangka apa kalian tiba-tiba pulang?" Tanya Haechan setelah melepaskan pelukannya.

"Bosan" Itu lah jawaban kedua orang tersebut.

Haechan mendengus, dengan piyama cokelat bermotif beruang ia berjalan menuju dapur dengan tujuan menegak sedikit air dingin di pagi hari.

Namun tangan nya tertahan saat air tersebut sedikit lagi memasuki mulutnya.

"Gak boleh minum air dingin pagi pagi."

Itu titah dari San, si kakak tertua. Haechan bisa apa selain menurut.

Rumah megah ini terasa sepi, Haechan melirik ke arah kanan dan kiri, hendak mencari keberadaan sang Daddy dan papa.

"Papa sama daddy kemana, Abang?" Haechan berjalan mendekati sofa yang di duduki Hendery dengan San membuntuti di belakang.

"Daddy nemenin papa bantuin temannya yang mau buka toko." Sahut San dari belakang.

"Kakak, nih, Haechan tanya bang Dery bukan kak San!" Adik kecilnya itu tampak kesal, membuat San terkekeh geli. Membuat Haechan kesal adalah hobi nya.

San duduk di sofa yang berhadapan dengan Haechan, menatap adik mungil nya itu dengan tajam.

"Haechan." Panggil nya dengan nada yang datar.

Oknum yang di panggil namanya itu terdiam, menatap kearah San dengan sedikit takut. "K-kenapa, Kak?" Ujarnya dengan bibir bergetar, sungguh, kakak nya ini sangat menyeramkan.

"Kakak dengar, kamu mau kost, ya?" Dengan to the point dan tepat sasaran San menanyakan hal tersebut.

Mata bulat Haechan membola. Bagaimana si sulung ini bisa tahu?

Haechan hanya mengangguk dengan lesu.

San menghela nafas berat, "Kakak ngga setuju sama keputusan kamu, dek." San menatap mata Haechan dengan dalam, terbesit kekhawatiran disana. "Seharusnya kamu diskusi dahulu, Kakak ngga mau terjadi sesuatu yang diluar kendali kakak." San melembutkan nada ucapannya, lalu mengelus surai lembut si adik.

"Maaf Kak" Lirih Haechan, matanya berkaca-kaca sekarang.

San yang tahu adik nya akan menangis pun langsung membawa Haechan kedalam pelukannya, ia mengelus punggung Haechan dengan lembut.

"Kalo adek emang mau, nanti diskusi lagi."

Tiba-tiba pintu terbuka, menampilkan Johnny serta Ten yang menenteng sebuah plastik.

"Ada acara apa ini, kok pelukan? Daddy ikutan dong!!" Sorak Johnny seakan mereka adalah sebaya.

"Apa sih Daddy, sana sana, bau matahari" Ujar Haechan asal, lalu ia berlari menuju lantai atas. Menghindari amukan Johnny.

🎀🎀

Halo semua!
Gimana chapter kali ini? Maaf ya kalo dikittt, buntu banget.

Kalo kalian ada saran buat alur kedepannya bagaimana, komen yaaa!

Vote yang banyak, inget jangan sider:(

See u di next chapter, thank u all!

Young Papa [ MARKHYUCK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang