07.

207 22 1
                                    

Haechan tengah bersantai di kantin kampus setelah menyelesaikan kuliah nya hari ini. Ia menyantap bekal yang ia bawa dari rumah, Haechan memutuskan untuk memasak dan membawa bekal setiap harinya agar berhemat. Menu hari ini yang dimasaknya adalah udang goreng tepung dengan saus asam manis, sangat menggoda selera makannya.

Ia bermain handphone sebentar, membalas pesan masuk dari Mark. Pria itu mengajak Haechan untuk pergi hari ini, dan di setujui oleh Haechan. Ia juga bosan sendirian di rumah. Setelah membalas pesan, ia kembali fokus pada bekal nya.

Setelah satu suapan besar masuk kedalam mulutnya, tepukan kecil terasa di bahu Haechan. Ia menoleh, ternyata itu Jaemin dan Renjun.

"Bawa bekal, nih? Udah kayak anak kost sejati banget ya..." Goda Renjun dengan memainkan alisnya.

"Mau nyoba aja, soalnya habis belanja bulanan." Jawab Haechan seadanya, karena ia sedang mengunyah bekal yang lezat itu.

"Lo pergi sendiri? Kok gak ngajak kita?" Seru Jaemin heran, ia paling pantang untuk melihat Haechan bepergian sendiri, entah kenapa.

"Tenang aja, gua bareng kak Mark. Dia mampir kemarin, jadi sekalian aja bareng dia perginya." Jawab Haechan.

Mendengar nama yang Haechan sebut membuat Jaemin memasang wajah malas. Ia kembali duduk dan tak lupa mencuri satu biji udang buatan Haechan.

"Sialan, udang gua!" Hardik Haechan tak terima. "Pelit banget, heran!" Balas Jaemin tak kalah.

Haechan langsung mengomel tentang bagaimana ia berjuang untuk bangun pukul 06.00 pagi menyiapkan bekal nya hari ini, tentang betapa sulit nya ia membersihkan udang, membaluri udang dengan tepung, hingga menata di kotak makan agar terlihat cantik. Bibir pria itu sampai maju maju, jika di ukur mungkin mencapai 5cm panjang nya.

Si kembar hanya diam sesaat mendengar ocehan Haechan, setelah pria di depan mereka selesai berbicara, mereka langsung tertawa terbahak-bahak.

"Aduh.. iya deh, maafin kakak ya adek ..." Goda Jaemin seolah-olah Haechan adalah anak kecil berumur 5 tahun.

"Adek mam lagi aja bekal nya biar cepat tinggi ..." Timpal Renjun dengan godaan yang sama seperti Jaemin. Dasar, jika urusan seperti ini, mereka langsung kompak.

Haechan ingin mengumpat, namun keadaan kantin sudah mulai padat dengan mahasiswa yang kelaparan. Jadi, ia mengurungkan niatnya.

Setelah suasana damai sekitar 10 menit, seorang wanita cantik dengan rambut hitam sebahu dan nampan berisikan mie ayam bu Yuli menghampiri mereka.

"Haechan? Seo Haechan?" Tanya nya dengan wajah terkejut namun terharu, entah bagaimana Haechan mendeskripsikan raut wajah wanita cantik di depannya ini.

"Eh.. iya, ada apa?" Tanya Haechan kembali dengan nada bingung, kedua alisnya bertaut.

"Ini aku, Miyeon... Kamu se benci itu sampai gak inget aku?" Ujar wanita yang ia sebut namanya Miyeon itu.

Haechan kalut, ia tak paham, kepala nya mendadak pening dan telinga yang berdengung, nafas nya mulai sesak.

"A-aku gak kenal k-kamu.. maaf." Ucap Haechan susah payah karena nafas nya terasa berat dan susah.

"Ini aku, Haechan! Miyeon! Kamu kenapa pura-pura gak kenal aku!" Sorak Miyeon dengan wajah memerah dan air mata yang mengalir, ia pegang tangan Haechan namun segera ditepis oleh Renjun.

"Lo diem, jangan ngomong lagi." Ketus Renjun. Ia mendorong Miyeon lalu membopong Haechan.

Jaemin membersihkan kotak makan Haechan, lalu menyusul kembarannya. Tak lupa memberikan tatapan sinis pada Miyeon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Young Papa [ MARKHYUCK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang