Sabtu, 18 Juni
Ini weekend, sudah seminggu Haechan tinggal di rumah barunya. Bahan makanan pemberian Ten pun juga telah habis, kini saat nya untuk Haechan berbelanja bulanan, seperti impian nya selama ini.
Haechan selalu mengidam-idamkan pergi belanja bulanan sendirian, jika dulu, ia tak pernah melakukan nya karna bahan bahan selalu dibeli oleh para pembantu, dia juga tidak boleh ikut belanja. Jadi, inilah saat nya.
Haechan kini tengah menulis list bahan bahan yang akan diperlukan kedepannya agar tidak terjadi pemborosan, walaupun uang saku nya selalu diberikan dalam jumlah besar oleh Johnny. Tapi, ia ingin mencoba berusaha sendiri agar tidak boros.
Saat tengah bergulat dengan pikirannya, bel rumah berbunyi. Haechan berjalan menuju pintu dan mengintip lewat lubang khusus disana, yang bertamu adalah Mark.
"Hai kak Mark, ada apa?" Tanya Haechan setelah pintu terbuka.
"Mau mampir aja, kebetulan lewat. Kamu lagi sibuk?" Tanya Mark kembali sembari tersenyum.
Haechan diam sebentar, "Hmm dibilang sibuk juga ngga sih, kak, gua lagi bikin list untuk belanja bulanan." Ujar Haechan
"Kamu mau belanja? Mau aku temenin gak? Kebetulan lagi bawa mobil." Tawar Mark pada lelaki manis di depannya.
Haechan melirik mobil yang terparkir didepan gerbang. Ini jadi keuntungan untuk nya, ia tak perlu capek menyetir. Lagi pula, ia hanya memiliki motor dan barang yang akan dibeli sangat banyak, sangat mustahil untuk menggunakan motor ninja itu.
Tanpa lama Haechan langsung setuju dan mempersilahkan Mark masuk. Saat masuk, Mark meminta izin pada Haechan untuk melihat lihat apakah ada yang kurang dan harus dibeli, Haechan juga memperlihat kan daftar belanja yang sudah ia buat selama hampir satu jam.
Mark banyak memberi masukan pada Haechan yang sangat berguna dan masuk akal, membantu Haechan mengetahui apa yang betul betul perlu di beli dan tidak.
"Yang ini kayak nya kamu gak usah beli dulu, gampang busuk soalnya, beli waktu butuh aja."
"Pengharum yang ini gak terlalu wangi, saran ku kamu coba merk ini, lebih murah tapi tahan lama.*
"Kamu kayaknya harus beli kotak untuk simpan bumbu supaya rapih dan memudahkan untuk kamu masak nanti."
"Merk yang ini kurang bagus, yang ini aja, agak lebih mahal dari yang itu tapi lebih tahan."
Dan segala macam saran lainnya.
Mark yang melihat Haechan hanya menurut dan diam saja langsung terdiam. "Aku terlalu cerewet, ya? Maaf Haechan, aku gak bermaksud untuk ikut campur." Ucap Mark sedikit menyesal.
"Eh bukan! Gua, tuh, lagi kagum, kok bisa kak Mark tau banyak tentang rumah tangga gini?" Tanya Haechan heran.
Mark terkekeh, ia sedikit salah tingkah.
"Aku di Canada juga ngekost, jadi udah biasa." Ujarnya.
Setelah memperbaiki isi daftar belanja Haechan, mereka berdua langsung pergi menuju supermarket yang telah Mark rekomendasikan.
Sesampai disana, Haechan kagum, sesuai dengan perkataan Mark, disana lebih lengkap dan harga nya terjangkau untuk seukuran supermarket besar.
Selama berbelanja mereka banyak berbincang, bertukar pendapat dan lainnya seperti ini;
"Kak, menurut lo, lebih bagus dada ayam sekilo atau campur?"
"Kalo kamu sanggup makan dada ayam selama sebulan, silahkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Papa [ MARKHYUCK ]
RandomHaechan, si mahasiswa baru yang mendadak jadi papa muda.