05.

482 37 1
                                    

Saat uluran tangan nya di terima oleh Mark, Haechan tersenyum dengan lebar hingga mata pria itu menyipit, tak tahu jika di belakangnya, Hendery dan Jaemin menatap dengan garang.

Merasa bulu kuduknya berdiri, Mark langsung melepas genggaman tangannya dan tersenyum tipis pada Haechan.

---

Sekarang, mereka semua sudah berada didalam kost-an atau lebih tepatnya rumah baru Haechan.

"Silahkan di minum Bubu dan om Jae, maaf ya cuma minuman kaleng soalnya Haechan belum ada siap-siap apapun ..." Ujar si mungil dengan memberikan satu kaleng minuman soda.

Jung Jaehyun, suami dari Lee Taeyong hanya tersenyum tipis.

"Aduh, anak ini, terimakasih ya Haechan" Ucap Taeyong dengan nada yang lembut dan gembira.

Haechan tersenyum lalu kembali ke dapur yang dimana ada Jaemin dan Renjun disana.

"Lu berdua mau minum, gak?" Tanya Haechan saat melihat si kembar terduduk di mini bar dapur dengan wajah kesal bercampur lesu.

"Gua soda deh satu" Pinta Renjun, pria manis itu ingin menyegarkan tenggorokan nya karena pusing melihat kejadian hari ini. Padahal tidak terjadi apapun.

Dengan cepat dua kaleng soda terpampang di depan Renjun juga Jaemin, tak lupa Haechan juga mengambil untuk dirinya sendiri.

"Chan, lu jaga diri baik-baik, ya? Kalo ada orang asing yang ketok pintu, jangan di buka, kalo mau bawa temen nginep, harus bener bener deket ..." Oceh Jaemin sendirian sambil termenung, memandangi kaleng soda pemberian Haechan dengan mata sayu.

Haechan tertawa kencang mendengar ocehan sahabatnya itu, entah mengapa itu tidak seperti Jaemin yang ia kenal.

"Lu udah ngalahin Papi, aja. Tenang, gue bakalan jaga diri, jangan kayak orang mau mati besok gitu, dong!" Gurau Haechan.

Renjun hanya meringis dan mengusap lengan kembaran nya itu.

Selang beberapa menit kemudian, suara bel terdengar dari arah pintu masuk. Haechan bergegas kedepan dan membuka pintunya.

"JENO?!" Pekik Haechan saat melihat intensitas didepannya.

Karena teriakannya tadi semua orang berkumpul untuk melihat apa yang terjadi, termasuk Renjun dan Jaemin.

Jaemin melotot, "Lho Jen? Bukannya kamu ke Canada?!" Tanya Jaemin dengan bingung. Bagaimana pacarnya yang semalam izin untuk pergi ke Canada itu tiba-tiba sudah ada di hadapannya.

"Udah balik aku, Na." Balas Jeno dengan santai, bahkan ia menyempatkan diri untuk mengusap rambut Jaemin.

"Udah disini aja lu, Jen." Celetuk Mark dari arah belakang dengan sekaleng soda ditangan kiri nya.

"Ya ngapain lama lama disana bang, udah beres juga. Gua kangen Jaemin, nih!" Ujar Jeno. Jaemin yang tidak tahu apa-apa pun hanya pasrah dalam dekapan Jeno.

"Lepas Jen, malu ih ..." Bisik Jaemin pada sang kekasih.

"Jadi ...Mark itu Abang lu, Jen?" Tanya Haechan. Jeno langsung mengangguk sebagai jawabannya.

"Kok gue gak tau?" Tanya Haechan kembali.

Jeno terdiam sejenak lalu menjitak dahi mulus Haechan. "Lu yang gak nanya." Ucap Jeno sekenanya.

"Ini gue berdiri gini aja? Yang punya rumah gak mau persilahkan gue masuk, kah?" Sindir Jeno karena kaki nya lelah berdiri sedari tadi.

Haechan cengengesan dan menggeser dari pintu. "Silahkan Yang Mulia Jeno." Guyon Haechan.

Setelah kedatangan Jeno suasana menjadi ramai, para orang tua pun juga ikut berbaur. Mereka mengadakan karaoke dan menyanyi dengan girang. Banyak interaksi yang terjadi, termasuk antara Haechan dan teman barunya, Mark.

Entah karena Haechan yang pandai membuat suasana diantara mereka, atau Mark yang menerima kehadiran Haechan. Yang jelas mereka sudah selaras. Membuat hati semua orang menghangat saat melihat kedua anak Adam itu tertawa bahagia bersama.

Dari lubuk hati mereka yang hadir disana, mereka sama sama berharap bahwa keselarasan ini tetap abadi dan akan selalu mereka saksikan setiap waktu.

...

.
.
.
.
.

Young Papa [ MARKHYUCK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang