27. Truth

993 124 13
                                    

Lea dan Yere saling bertukar pesan semalam, Yere termasuk orang yang sangat baik diajak berkomunikasi, membuat Lea senang karena bisa dekat dengannya, meskipun terkadang Yere jail padanya.

Sampai pagi ini dia dan Yere masih bertukar pesan, percakapan dengan topik random pun masih terus berlanjut, baik Lea maupun Yere sepertinya enggan mengakhiri percakapan.

Yeremia
Lagi lo aneh banget pake acara teriak-teriak dari dalam mobil, dikira tu mobil kedap suara kali ye

Gue kan lagi galau ceritanya kampret, lo ngeselin banget elah

Galau udah kayak syuting video clip aja lo gblk, artis lo?

Iye gue artis, puas lo?
Lo ga latihan?

Bentar lagi latihan, kenape? Mau nanyain Leo?

Anak kampret emang, gue nanya doang elah, kapan bisa moveon gue anjir kalo lo bahas itu mulu

Yee yaudah sih maaf
Yaudah gue mau latihan dulu, tar pas ishoma gue chat lo lagi ya frenn, bye!

Semangat latihan brodii, bye juga pret

Sayangnya, kegiatan bertukar pesan itu harus berakhir sekarang, karena Yere yang sudah harus latihan, dan Lea yang juga harus pergi ke kampus untuk kuliah.

Lea melamun di meja makan, pagi ini ia sarapan bersama kedua orang tuanya, iya kalian tidak salah dia memang makan dengan kedua orang tuanya.

"Lea, ngelamun apaan sih?" Tanya Papinya mencoba menyadarkan Lea dari lamunannya.

"Apa gue salah ya kalo deket sama Yere? Gue bakal jatuh hati lagi ga sih? Bisa bahagia ga ya gue? Terus Leo? Dia gimana?" Pikiran Lea jauh berkelana, memikirkan hal-hal yang masih sangat jauh dihadapannya.

"Lea!" Papinya mengejutkan Lea, membuat Lea terperanjat kaget.

"Papi ih! Ngagetin aja!" Papinya malah menatap Lea dengan tatapan aneh.

"Kamu tadi mau makan pegang hp senyum-senyum, giliran udah ga pegang hp bengong, aneh kamunya" Ucap Papinya, Lea tersenyum malu.

"Nahkan senyum-senyum kamu" Lea menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sebenarnya.

"Yaudah pi, mi Lea pergi ngampus dulu, byeee" Lea melarikan diri dari orang tuanya, sambil tersenyum.

"Ehh, Lea makanan kamu belum ke sentuh sama sekali-" Pekik Maminya, Lea membalas dengan teriakan dari luar.

"Lea sarapan di kampus mi, lea berangkat yaa!!" Lea pergi masuk ke mobilnya untuk berangkat menuju kampus.

•••

Kiara masih terdiam mendengar pengakuan Fajar, matanya bahkan berkaca-kaca sekarang, masih mencoba untuk mengerti.

"La" Fajar menyentuh tangan Kiara, mengagetkan gadis itu.

"Eh, iya" Kiara tersenyum tipis.

"Itu aja yang mau gue sampein la, gue harap lo ga-" Belum sempat melanjutkan kalimatnya, Kiara memotong ucapan Fajar sambil menggenggam tangan Fajar.

"A', makasih ya? Makasih udah menyimpan perasaan itu buat gue, gue bersyukur a' banyak yang sayang sama gue, gue juga bersyukur aa' mau jadi temen yang baik buat gue, makasih ya a'? Makasih juga a', lo ga maksa gue untuk membalas itu karena jujur gue juga ga bisa a', dan gue minta maaf untuk itu, selama ini gue bersyukur a' lo selalu nyemangatin gue dan selalu ngedukung gue, lo selalu baik dan lo nunjukkin rasa sayang lo, gue minta maaf ga bisa balas perasaan lo la, maaf banget, jujur selama ini gue anggap lo kayak kakak gue a', gue sayang sama lo sebagai kakak gue, ga pernah terpikir sama gue kalo selama ini lo nyimpan perasaan lo, maaf udah nyakitin lo a', maaf udah nyakitin lo karena ketidaksadaran gue ini, makasih ya a' untuk kejujurannya, gue hargai itu, dan maaf juga gue ga bisa balas perasaan lo" Fajar tersenyum, sambil menatap mata Kiara yang mengeluarkan air mata, dia mengusap jejak air mata di wajah Kiara.

"Gapapa la, ungkapin ini semua aja udah lebih dari cukup buat gue, maaf udah lancang jatuh hati sama lo ya la, gue juga sekarang akan coba untuk ikhlas dan akan selalu mencoba jadi kakak yang baik buat lo, lo harus bahagia sama Kevin ya la? Apapun itu keputusan lo sama Kevin nanti intinya kalian berdua harus bahagia, gue sayang sama lo la, makasih ya?" Kiara mengangguk dan beralih memeluk Fajar, begitu tulus pria dihadapannya ini, mencintai tanpa mengharapkan pembalasan merupakan hal yang menyakitkan, tapi Fajar? Dia begitu tulus dan tidak memaksakan perasaannya bahkan masih begitu baik mendoakan Kiara dan Kevin untuk kedepannya.

Fajar mengecup singkat puncak kepala Kiara dan mengelusnya, ini akhir dari cintanya bahagia dan menyakitkan jadi satu, bahagia karena berhasil mengungkapkan, dan menyakitkan karena ia harus ikhlas perasaannya memang sedari awal tidak terbalaskan.

"Tetap jadi kakak buat gue ya a'? Jangan berubah" Pinta Kiara, Fajar tersenyum dan mengangguk.

"Makasih la, makasih udah menerima perasaan gue meskipun lo ga membalasnya, gue bahagia la" Ucap Fajar, Kiara melerai pelukan antara dirinya dan Fajar.

Tanpa disadari Kevin mendengar itu semua, Kevin tersenyum selama ini Fajar tidak memanfaatkan keadaan dimana seharusnya bisa saja Kiara menjadi miliknya, tidak menjadi masalah untuk Kevin melihat Kiara memeluk Fajar bahkan dicium keningnya oleh Fajar, karena ia tau baik Fajar maupun Kiara tidak akan mengkhianatinya.

Dia berjalan mendekat ke arah Kiara dan Fajar, Fajar berdiri dan mau meninggalkan Kiara berdua dengan Kevin, tapi Kevin menarik Fajar untuk di peluk.

"Makasih Jar! Makasih udah jagain Kiara, Makasih udah sayang sama Kiara, Makasih udah jadi temen gue yang tulus sama gue, makasih banyak jar" Ucap Kevin, Fajar mengangguk dan tersenyum.

"Jagain Kiara bro! Kalian berdua harus bahagia, dan gue ingetin sama lo jangan sakitin dia karena dia adek gue oke?" Kevin terkekeh dan melakukan tos dengan Fajar, Kiara tersenyum melihat interaksi antara dua sahabat ini.

"Makasih ya la, vin! Gue balik dulu belum sempat makan nih!" Pamit Fajar.

"A' makanan lo ada di samping tas Kevin ya!" Fajar mengangguk dan mengangkat jempolnya dia berjalan meninggalkan Kevin dan Kiara dengan senyum tulus terukir manis di wajahnya.

"Terima kasih Fajar!" Monolog Kevin dalam hatinya.

Hi everything..
Jangan lupa vote+comment yaaa!

Thank you❤✨
See you di part selanjutnya❤🙏🏻

Reach You || Kevin Sanjaya SukamuljoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang