40. Enthralling

848 101 2
                                    

Ayah Kiara berdiri merangkul istrinya menarik Kiara, Dika dan Kevin untuk dipeluk.

"Yang bahagia nak yaa, Ayah, Ibu Ka Dika akan selalu doain setiap langkah yang kalian ambil dalam hidup kalian" Ayah Kiara mencium puncak kepala Kevin dan Kiara bergantian, keluarga hangat itu menerima Kevin dengan begitu baik, mereka menangis bersama.

"Ayah akan selalu ada dibelakang kalian, untuk mendukung kalian, mendoakan kalian, dan menyayangi kalian tanpa batas" Kiara dan Kevin mengangguk, pelukan kemudian di lerai, Kevin dicium oleh ibu Kiara di kening dan pipinya, sebagai tanda sayang, hal yang sama juga ia lakukan pada Kiara.

Semuanya tersenyum, mereka menghapus jejak air mata dari wajahnya, tidak ada lagi tangis karena langkah Kevin dan juga Kiara akan dimulai dengan senyuman kebahagiaan.

"Yah, bu Dika harus ke kantor sekarang, ada meeting jam 10 ini, Dika pamit dulu ya?" Dika menatap jam ditangannya yang menunjukkan waktu pukul 9 lewat 30 menit.

"Yaudah, hati-hati ya Dik, ayah sama ibu juga udah mau berangkat nih sebentar lagi" Dika mencium tangan kedua orang tuanya.

"Ka dika kerja dulu ya la, i love you" Dika mengecup singkat pelipis Kiara.

"Take care kakak, i love you more" Balas Kiara, memeluk dan mencium pipi Dika.

"Ayah sama ibu juga harus berangkat sekarang sayang, Ala mau kemana hari ini?" Tanya Ayah Kiara sambil memeluk Kiara.

"Ala hari ini mau ikut Kevin ke Pelatnas, sorenya ada meeting bareng PH soalnya mereka mau ajak Ala syuting series selesai Ala sidang nanti" Ayah Kiara mengangguk, dia dan ibu Kiara bergantian mencium anaknya.

"Ayah sama ibu pergi dulu, vin titip ala ya" Kiara dan Kevin mencium tangan ibu dan ayahnya.

"Hati-hati yah, bu" Ucap Kevin setelah rambutnya diacak gemas oleh Ayah Kiara.

Sepeninggalan kedua orang tua Kiara dan juga Dika, Kevin menarik Kiara masuk kedalam pelukannya.

"One step closer sayang, and i'll definitely make u mine" Kiara mengangguk, Kevin mencium puncak kepala Kiara.

"Yaudah, aku mau ambil tas sama hp sebentar" Kevin mengangguk, dia menunggu Kiara mengambil ponsel dan tasnya.

"Yuk" Ajak Kiara, Kevin mengangguk dia menggandeng tangan Kiara dan keduanya berangkat menuju pelatnas.

Seperti biasa, Kiara akan menyandarkan tubuhnya ke Kevin dan misuh-misuh soal skripsinya yang sudah di tahap akhir bahkan sebenarnya sudah selesai, tapi stressnya yang tidak selesai-selesai.

"Capek, mau sentil dosennya bisa ga yaa?" Celetuk Kiara memancing tawa Kevin.

"Udah selesai masih stress juga?" Tanya Kevin sambil tertawa, Kiara menggeplak paha Kevin.

"Sidangnya 5 hari lagi, lusa aku udah harus flight ke Paris udah gitu sekarang aku jadi susah tidur terus, jadi sering kebangun tengah malam" Adu Kiara wajahnya berubah menjadi cemberut sekarang.

"Kamunya jangan dibawa stress sayang, jangan dijadiin beban gitu, susah kamunya sendiri nanti" Kevin mengusap rambut Kiara.

"Pusing tapi akunya banyak takutnya pas sidang nanti gimana-"

"Itu pikiran kamu doang, kamu bisa kok, harus optimis dong kamu biasanya nyemangatin aku malah kamu yang pesimis" Kiara mengangguk, dia mencium singkat bahu Kevin yang dijadikan sandarannya.

"Kamu latihan sampai jam berapa?" Tanya Kiara ke Kevin.

"Kalo sampai sore nanti aku gapapa meetingnya di jemput galih" Sambung Kiara, Kevin menggeleng.

"Aku hari ini cuma sampai jam 2, aku yang antar aja langsung sekalian temenin kamu, nanti malam juga mama ajak ketemu" Kiara mengangguk, disaat yang bersamaan mereka sampai di Pelatnas.

Kevin dan Kiara turun bersama, Kiara  menunggu Kevin yang mengambil tas raketnya di bagasi.

"Udah?" Kevin mengangguk, dia menggandeng tangan Kiara.

"Hadeuh masih pagi udah panas aja nih mata" Celetuk Meli yang berpapasan bersama Kiara dan Kevin.

"Itu mel disamping kok ga digandeng sih" Balas Kiara sambil tertawa, disamping Meli ada Jordan a.k.a Ucok.

"Ga mau ah, bosen sama dia mulu" Kiara tertawa, sedangkan Kevin membalas ucapan Meli.

"Halah pas jauh aja kangen" Ejek Kevin, dia menarik Kiara untuk langsung masuk ke gelanggang.

"Bye meliii, jordan!" Seru Kiara karena langsung ditarik begitu saja oleh Kevin.

"Ish! Kebiasaan banget belum juga aku pamitan!" Langkah keduanya terhenti, melihat ada seorang wanita membawa satu bucket bunga berjalan mendekat ke arah Kevin.

•••

Yere menjemput Lea pagi ini, rencananya mereka berdua akan ke Pelatnas, awalnya Lea menolak karena takut akan menjadi penyebab pertengkaran antara Leo dan Yere.

"Aku takut Yere, aku takut nanti malah jadi penyebab kamu berantem sama temen-temen yang lain-" Ucapan Lea terhenti karena Yere menyela ucapannya.

"Aku udah bilang sama kamu kan? Aku sama Leo udah saling tau, dan dia juga udah nyerahin kamu ke aku, terus sekarang apa lagi Lea? Kamu mau ngasih alasan apa lagi? Kamu mau buat aku nyerah sekarang?" Lea terdiam menatap Yere yang menyiratkan kekecewaan dihadapannya.

"Aku harus apa lagi biar kamu bisa bebas dari ikatan masa lalu kamu Lea? Aku harus apa biar kamu seengggaknya bisa ngeliat aku disini? Tatapan kamu masih terus-terusan ke belakang Lea, aku ga pernah bisa gapai kamu kalo kamu sendiri lari jauh dari aku, kamu yang bilang kamu akan usaha, tapi kamu sendiri saat ini takut buat ngelangkah bareng aku, bisa ga sedikit aja hargai usaha aku untuk buat kamu bahagia sedikit aja itu aja permintaan aku Lea" Yere terdengar lirih dan frustasi, moodnya hancur seketika.

"Aku udah bilang ke kamu Yere, aku dari awal takut ngelukain kamu karena aku sendiri belum sembuh, tapi kamu kekeuh, ini yang aku ga mau yer-"

"Belum sembuh bukan berarti ga bisa sembuh, gimana kamu bisa sembuh kalo kamu sendiri ngejauhin aku yang mau berusaha nyembuhin kamu" -

Haaiiii bestieeee
Apaa kaabaaaarrr, semoga kalian baik dan bahagia yaa❤✨
I'll see u guys di part selanjutnya❤
Thank youuu✨🌧

Reach You || Kevin Sanjaya SukamuljoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang