01.

2.7K 207 14
                                    

Pagi hari yang indah di kediaman keluarga Jung. Dengan kepala keluarga yang sudah tidak asing lagi ditelinga kalian, Jung Jaehyun. Dan pendamping hidupnya yang diperjuangkan mati-matian, Lee Haechan oh sekarang berganti menjadi Jung Haechan.

Pagi kali ini sedikit agak berbeda, karena anak-anak mulai memasuki sekolah menengah atas mereka. Dengan Eric yang menduduki kelas 12 serta Hyunjae dan Chanhee yang menduduki kelas 11.

Mereka bertiga bersekolah disekolah yang sama, membuat Haechan tidak perlu bersusah payah jika mengambil rapot anak-anaknya.

Ngomong-ngomong Haechan, dirinya sekarang sudah bertambah umur bisa dibilang. Tetapi Hyunjae bilang, ibunya itu seperti masih sangat muda dan masih terlihat manis. Haechan sudah berhenti menjadi sekretaris Jaehyun saat si kembar berusia 1 tahun. Alasannya karena Jaehyun melarang.

Pria itu ingin sang istri tidak terlalu lelah, karena anak mereka saja sudah 3, urusan rumah Haechan yang mengatur, belum lagi menjadi sekretaris nya. Jaehyun akan menjadi suami yang jahat jika membiarkan istrinya kelelahan.

Baiklah mari kita mulai cerita pagi keluarga ini.

"Mom, selamat pagi!" Seru Hyunjae saat melihat ibunya sedang berkutat dengan berbagai alat masakan. Haechan terlonjak, namun tersenyum setelahnya. "Pagi kak, kau semangat sekali sudah bangun, hm?"

Hyunjae terkekeh. "Mom tau aku, aku sedang sangat senang. Orang yang aku suka akan menjemput ku di halte."

Haechan menggoda anak keduanya tersebut. "Benarkah? Bagus kalau begitu. Tapi tunggu, bagaimana kau ijin pada Daddy mu? Dia pasti akan mengantarmu sayang."

Hyunjae seketika langsung cemberut. "Mom benar, maka dari itu tolong bujuk dad ya. Daddy pasti marah aku diantar seseorang."

"Tapi bagaimana mom bilang pada daddy mu?"

"Biar Chanhee bantu kak!" Seru seseorang yang berlarian turun menuju ibu dan kakaknya, anak bungsu keluarga Jung. Jung Chanhee.

Hyunjae berbinar seketika. "Bagus kau itu kelemahan Daddy! Aku minta tolong ya Chanhee."

"Bukan masalah besar kak, tenang saja." Sedangkan Haechan menggeleng melihat kelakuan si kembar.

Tidak terasa makanan untuk sarapan sudah siap. Hanya sebuah roti panggang dengan selai coklat, kacang, dan peach. Haechan sampai bingung kenapa kesukaan keluarganya berbeda-beda. Ada juga telur mata sapi setengah matang, kesukaan Eric.

Setelah menyimpan kopi untuk Jaehyun, bertepatan juga dengan Jaehyun dan Eric yang turun. Ayah dan anak itu sekilas terlihat mirip.
[Gpp miripin aja ya gaes gmn aku wkwkwk]

"Selamat pagi sayang." Jaehyun mengecup dahi Haechan lama, lalu mencium bibir sekilas. Pandangan ini sudah biasa untuk ketiga anak-anak yang akan beranjak dewasa tersebut.

"Pagi Hyung, roti kacang atau peach?"

"Hyung ingin peach sayang." Haechan mengangguk, mengoleskan selai yang Jaehyun pinta.

Sedangkan Eric langsung duduk, dan mengoleskan selainya sendiri. Eric ini tipikal anak pendiam namun penurut. Sifatnya sangat sama dengan Jaehyun saat remaja dulu. "Eric, tidak makan telurnya sayang?" Ucap Haechan menegur Eric.

Eric menoleh lalu tersenyum. "Iya mom, Eric makan." Hanya pada Haechan, ah tidak hanya pada keluarganya saja ia bersikap hangat.

Mereka memulai sarapan, namun Jaehyun tidak melarang jika ada obrolan ringan antar mereka. Baginya waktu makan adalah hal yang tepat untuk berbagi cerita satu sama lain. "Eric, Hyunjae dan Chanhee Daddy antar ke sekolah ya."

"Eum dad, Chanhee dengan kak Hyunjae ingin naik bis saja untuk hari ini. Boleh kan?"

Jaehyun langsung menggeleng. "Tidak boleh, kalian tidak akan tahu bahaya dunia luar, jangan menolak sayang."

Hyunjae menghela napas, ia sudah menduga jika Daddynya tidak akan pernah mengijinkan dirinya untuk berangkat sendiri. "Tapi dad, hanya sekali."

"Tidak twins, jika menolak Daddy akan homeschooling kan kalian berdua."

Chanhee menggeleng, ia tidak mau! "Tapi Hyung, hanya sekali saja. Biarkan mereka berangkat menggunakan bus, lagipula anak-anak harus diajarkan mandiri."

Eric hanya menyimak sembari memakan telurnya. Menatap Hyunjae yang juga menatapnya dengan tatapan memohon. "Daddy biarkan saja Hyunjae dan Chanhee, Eric juga akan ikut dengan mereka."

"Nah, sudah ada Eric. Kau tidak harus khawatir tentang banyak hal hyung." Haechan kembali meyakinkan Jaehyun. Si kepala keluarga menggelengkan kepalanya lelah, sudah ia bilang jika anak-anak nya ditambah istrinya nanti akan menjadi suatu kelemahan nya. "Baiklah, tapi Daddy akan pastikan kalian naik bis terlebih dahulu."

"Tapi nanti sekretaris gatal itu menelepon Daddy, biar Daddy berangkat saja bekerja. Kami tidak akan apa-apa." Ujar Chanhee sedikit kesal mengingat sekretaris baru Daddynya.

Jaehyun memang sering berganti-ganti sekretaris setelah Haechan keluar. Alasannya karena Jaehyun sering berbuat seenaknya, bahkan menyuruh yang seharusnya dikerjakan OB. Entahlah bagaimana alasan pria tiga anak itu melakukan hal tersebut, yang jelas Haechan sudah pusing merekomendasikan sekretaris baru untuk suaminya.

"Jangan seperti itu sayang, dia punya nama. Namanya Yuri, dan Hyung. Jangan bawel, kau berangkat bekerja biar anak-anak berangkat sendiri, kasihan Yuri Hyung."

"Baiklah-baiklah. Tapi hati-hati, kalian sudah lama tidak naik bis kan?"

"Yes!! Thank you!" Pekik Hyunjae yang paling senang, membuat Jaehyun agak curiga pada anak keduanya itu. "Kak, ada yang kau sembunyikan dari Daddy?"

Hyunjae menggeleng. "No, aku hanya senang dad. Apa tidak boleh?"

"Boleh tentu saja. Tapi kau agak aneh hari ini."

Hyunjae dapat bernafas lega kali ini, tatapan Jaehyun benar-benar mengintimidasi, ia takut sekali.

<Our Family>

Setelah sarapan yang sangat menegangkan tadi, akhirnya ketiga anak Jung itu bisa berangkat dengan tenang. Hyunjae dengan senyumannya yang merekah karena akan bertemu dengan sang pujaan hati, Chanhee yang memakan permen nya padahal masih pagi, dan Eric yang berjalan santai dengan airpods nya.

"Kak, dimana kak Juyeon? Kau bilang dia akan menjemput mu di halte." Kata Chanhee yang terdengar oleh Eric. Lalu Eric pun menaikkan alisnya tanda bertanya. "Kau ingin berangkat dengan Juyeon? Pria dingin itu?"

"Kalau kau lupa, kau juga dingin Hyung! Dia bilang akan menjemput ku, tapi kemana?" Hyunjae mendengus, sedangkan Eric mengidikkan bahunya tidak perduli toh juyeon itu temannya.

Sebuah mobil sports berwarna merah berhenti, dan nampak Juyeon dengan seragam yang sama seperti mereka. "Pagi Hyunjae." Sapa Juyeon tanpa nada, sama seperti Eric.

"Pagi Hyung!" Chanhee memekik gemas, sedangkan Eric langsung berbicara pada Juyeon. "Jaga adikku, jangan kau permainkan dude."

"No, aku mencintai adikmu ngomong-ngomong." Pipi Hyunjae sudah total memerah! Sedangkan Chanhee yang memang dasarnya kulitnya sama seperti Jaehyun yaitu putih, sekarang nampak sekali merahnya.

"Hati-hati kalian berdua!" Teriak Chanhee saat mobil Hyunjae sudah pergi, bertepatan dengan bis tujuan mereka yang berhenti. "Ayo Chanhee, hati-hati saat menaiki tangga!"

"Iya Hyung, kau bawel sekali."

























Tbc.
Finally ngetik cerita tanpa mikirin konflik.

Our Family (Sequel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang