06.

859 113 5
                                    

"Tidak sayang, Daddy tidak ijinkan kau menonton bersama teman kakakmu." Ujar Jaehyun mutlak.

Setelah makan malam, Hyunjae memberanikan diri meminta ijin pada Jaehyun untuk pergi menonton bersama Juyeon. Karena dirasa hari belum terlaku larut malam.

"Tapi dad! Kak Juyeon sudah membeli tiketnya!"

"Daddy akan ganti uangnya, lebih baik kau membantu mommy mu membereskan meja makan." Mata Hyunjae memerah menahan tangis.

"Daddy jahat! Hyunjae hanya ingin pergi, kenapa Daddy selalu tidak membolehkan Hyunjae!"

"Jung Hyunjae! Berani meneriaki Daddy hah! Apa Daddy menyekolahkan mu untuk mendapatkan teriakan darimu! Sekarang pergi ke kamar renungi kesalahanmu!"

"Hyung! Jangan meneriaki anakku!"

"Tapi anak itu yang meneriaki ku pertama! Sudah berani sekali membangkang Jung Hyunjae!"

Hyunjae benar-benar sudah menangis. "Daddy egois! Aku juga ingin pergi dengan orang yang aku sayang! Aku ingin menikmati masa remaja ku! Aku tidak suka di kekang seperti ini!"

"Jung Hyunjae! Daddy sudah cukup bersabar, sekarang masuk ke kamar!" Hyunjae berlari, Haechan menatap tidak percaya pada suaminya.

"Hyung, kau menyakiti anakku. Chanhee, Eric masuk ke kamar juga ya sayang!"

"Tapi mom-"

"Masuk Chanhee, Eric bawa adikmu, tolong tenangkan Hyunjae juga." Eric mengangguk, membawa Chanhee pergi.

"Hyung, kau memang terlalu mengekang anak-anak. Biarkan si kembar melakukan hal yang mereka inginkan, tugas kita hanya mengawasinya Hyung."

"Tidak, aku tidak akan membiarkan anak-anak ku dekat dengan dominan lain, hanya aku yang mereka cintai aku cinta pertamanya."

"Hyung, tolong mengerti lah. Kau juga pernah berada diusia mereka, mereka merasakan cinta setelah beranjak dewasa, biarkan mereka melewati fase itu."

"Tapi mereka akan melupakan ku nanti!" Huft, pemikiran Jaehyun benar-benar sedangkal itu jika menyangkut anak-anak nya.

Haechan menghampiri Jaehyun lalu memeluk suaminya itu erat. Mereka berdua adalah orang tua baru yang belum cukup memiliki pengalaman sebagai orang tua yang baik. Tetapi mereka takut, rasa takut anak-anak mereka harus pergi dan pada akhirnya mereka kembali berdua.

Nyatanya memang seperti itu, Haechan dan Jaehyun akan berakhir berdua pada akhirnya karena anak-anak mereka akan memiliki keluarga sama seperti mereka.

"Hyung, ketiga anak kita pasti akan menikah. Memiliki anak, dan pasangan yang mereka cintai. Aku tau Hyung pasti takut, tapi jika kita takut terus menerus, kita malah menyakiti mereka Hyung."

"Aku tidak mau mereka menikah, aku tidak mau anak-anak ku pergi sayang. Aku tidak mau, waktu terlalu cepat berlalu saat ini."

Haechan tersenyum, benar sekali dugaannya ternyata. "Maka dari itu, Hyung harus memiliki banyak waktu untuk mereka mulai sekarang. Apalagi Eric akan masuk kuliah dan si kembar akan naik kelas 12. Mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar daripada mengobrol atau bermain."

"Maaf, Hyung sudah membentak anak kita sayang. Ayo kita ke kamar si kembar."

"Ayo."

Saat pelukan keduanya terlepas, nampak mata sembab Jaehyun yang membuat Haechan terkekeh. Sudah lama sekali dirinya tidak melihat Jaehyun menangis. "Jangan menangis, Eric akan menertawaimu Hyung!"

"Tidak bisa, aku selalu ingin menangis jika menyangkut kalian."

Lalu keduanya berjalan menuju tangga untuk naik ke kamar sikembar. Dapat keduanya dengar jika ketiga anaknya berada dikamar Hyunjae.

Pintu kamar Hyunjae Jaehyun buka, dan nampaklah ketiga anaknya menenangkan Hyunjae. Si empu yang menangis pun langsung memalingkan muka saat tahu yang masuk adalah Jaehyun.

"Eric, telfon Juyeon dan bilang tiketnya akan Daddy ganti uangnya." Eric melihat Haechaan yang mengangguk pun menuruti perintah Jaehyun.

Hyunjae yang mendengar itu benar-benar paasrah sekarang. Setelah Eric menyelesaikan masalah dengan Juyeon, Jaaehyun menyuruh Haechan untuk membawa anak-anak ke ruang keluarga sementara dirinya turun duluan.

"Daddy benar-benar jahat." Gumam Hyunjae yang dapat Haechan dengar.

"Mommy mohon pada kalian untuk menurut pada Daddy kalian ya? Berdiskusi dengan Daddy dan bilang apa yang kalian inginkan."

Haechan beserta anak-anak turun. Dan nampak Jaaehyun sedang duduk di kursi single yang memang sering Jaehyun duduki. "Jung Hyunjae, maaf Daddy terlalu berlebihan memarahimu tadi. Kau bisa menonton bersama Juyeon besok."

Jaehyun menatap Hyunjae yang masih sesegukan bersalah. "Maafkan Daddy jika sikap takut Daddy terlihat jahat dan egois. Kalian tahu? Daddy pernah menikah dan tidak berujung bahagia, dan kebahagiaan utuh Daddy dapat dari mommy kalian.

Saat Eric lahir Daddy benar-benar senang bukan main. Lalu setahun setelahnya Hyunjae dan Chanhee lahir. Daddy benar-benar bahagia. Ya, disitulah sudah ke ayahan daddy hadir, muncul rasa tidak ingin kalian dimiliki orang lain selain Daddy."

Ketiga anak itu mencoba mencerna ucapan Jaehyun, ayah mereka hanya khawatir. "Daddy tidak ingin anak Daddy yang Daddy jaga baik-baik berakhir sakit hati saat jatuh cinta. Daddy sudah melakukan banyak dosa dimasa lalu, dan karma pasti akan hadir pada Daddy entah berimbas pada siapa."

"Hyung!" Haechan menegur, dirinya tahu jika Jaehyun benar-benar mencoba mengubur sifat buruk dirinya sendiri.

"Hiks!" Hyunjae kembali terisak, lalu berdiri dan memeluk Jaehyun. "Maafkan Hyunjae Daddy, Hyunjae benar-benar minta maaf sudah mencintai orang selain Daddy dan mommy. Tapi Hyunje janji, cinta murni Hyunjae hanya untuk kalian berdua."

Jaehyun tersenyum, memeluk anak tengahnya itu sayang. "Daddy sayang Hyunjae, jangan berfikiran jika Daddy terlalu menyayangi Chanhee atau apapun pikiran buruk dibenakmu, hilangkan. Karena Daddy mencintai kalian semua, kalian kebahagiaan Daddy."

<Our Family>

Setelah malam yang cukup mengharukan tersebut, keluarga kecil Jung itu memutuskan untuk menghabiskan waktu mereka diakhir pekan dikamar Haechan dan Jaehyun.

Tenang saja, semuanya sudah sarapan dan semua cemilan sudah siap. Jangan lupakan Haechan sangat menyukai makan hingga dikamar terdapat kulkas minimalis. "Hyunjae tidak jadi menonton bersama Juyeon?" Tanya Haechan.

Si empu menggeleng. "Besok saja, sekarang kan family time!" Haechan tersenyum, mengusap kepala anaknya sayang.

Sementara Chanhee tengah memakan coklat sembari melihat Daddy dan kakak tertuanya bermain game. "Daddy, Chanhee juga ingin main game!"

"Tidak! Kau payah bermain game!" Eric yang berseru, sedangkan Jaehyun hanyaa terkekeh melihat si bungsu. "Nanti Daddy beri, sekarang kakakmu ini ingin kalah dulu dari daddy!"

"Tidak! Aku pastikan Daddy yang akan kalah dariku."

Chanhee semakin cemberut, lalu menghampiri dan memeluk Haechan dari samping. "Kenapa?"

"Kak Eric! Mengambil daddyku mom." Astaga, tolong bantu Haechan dari segala prahara perebutan ayah anak ini.

"Nanti setelah bersama Kak Eric ya sayang. Sekarang coba ceritakan kisah cinta Chanhee."

Hyunjae terkekeh melihat wajah adiknya bersemu. "Lelaki yang Chanhee suka benar-benar visual sekali mom! Tapi Chanhee tidak mau mengakuinya."

"Loh kenapa? Sekarang ini jaman sekali merebut kekasih orang lain, lebih baik bergerak cepat sebelum terlambat."



















TBC

Our Family (Sequel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang