03.

1.3K 163 4
                                    

Hari sudah larut, anak-anak juga sudah pulang dari berbagai penerimaan ilmu yang membuat otak meledak. Haechan kadang ingin sekali memindahkan anak-anak sekolah ke luar negri, karena sistem belajar di Korea benar-benar mengerikan.

Maka dari itu ia tidak pernah menuntut anak-anak nya untuk menjadi yang pertama. Yang ia terapkan adalah kejujuran dan kebisaan mereka dalam menerima materi. "Selamat malam, masuk ke kamar, mandi lalu makan."

Ketiganya mengangguk, lalu berjalan lunglai menuju kamar. Eric menghempaskan tubuhnya diatas kasur besarnya, menatap langit-langit yang polos tanpa bercak apapun, sama seperti hidupnya.

Bukan kehidupan keluarganya yang monoton, semua yang terjadi di kehidupannya sangat baik. Tetapi ia merasa ada yang kurang, entah apa itu ia tidak mengerti. Dan sepertinya, ia harus bertanya pada sang ibu untuk mendapatkan jawabannya.

Tok tok tok!

Pintu terbuka, nampak Haechan tersenyum pada si sulung laku menutup pintu kamar itu. "Kenapa belum mandi? Sedang memikirkan sesuatu? Mom lihat kau aneh sekali dari pagi." Ujar Haechan duduk dipinggiran kasur Eric sembari mengelus rambut anaknya.

"Hanya terpikir sesuatu, hidupku terasa monoton, tidak ada yang menarik dari hidupku. Bisakah mom cerita tentang hidup mom dulu?"

"Eum aku tidak bisa memberi banyak solusi padamu karena daddymu yang pernah berada di posisimu sayang. Tapi mom bisa bercerita sedikit tentang hidup mom dulu. Jadi, dulu mom sering ditinggal pergi bekerja, kesepian tidak punya banyak teman, tetapi semua itu berubah saat Mingyu pamanmu mengajakku bermain terus menerus. Bahkan dia rela tidak ulangan hanya demi menemani diriku yang sakit."

"Aku tidak percaya jika paman melakukan semua itu."

Haechan terkekeh. "Kau benar, bahkan mom juga masih tidak percaya hingga sekarang. Tapi percayalah, dia adalah kakak yang bisa menggantikan posisi nenek dan kakek mu dulu."

"Lalu bagaimana mom dan dad bisa bertemu? Kenapa jika aku tanya pada bibi Haeri dia selalu bilang cerita orangtuamu sangat rumit."

"Karena dulu, daddy mu pernah menikah sebelum dengan mom."

Eric yang awalnya berbaring langsung terduduk, ia tidak percaya dengan perkataan sang ibu. "Aku tidak percaya."

"Harus, kau harus percaya. Bahkan dia mendekatiku saat istrinya berada dihadapan kami."

"Kenapa Daddy melakukan hal itu? Semua itu terdengar jahat."

"Hm, aku setuju denganmu sayang. Tapi alangkah baiknya kau tanyakan langsung dengan daddy mu. Segera mandi ya, mom akan ke kamar si kembar." Eric mengangguk meskipun didalam kepalanya masih banyak pertanyaan.

Setalah mencium dahi Eric, Haechan pergi menuju kamar si kembar. Pertama kita ke kamar Hyunjae terlebih dahulu "Sedang apa sayang?"

Hyunjae yang tengah duduk dan menulis sesuatu di meja belajarnya menoleh. "Mengerjakan sedikit lagi tugas, setelah itu baru aku mandi dan makan kebawah mom. Mommy membutuhkan sesuatu?"

Haechan menggeleng. "Tidak sayang, hanya memastikan saja. Kau jangan banyak belajar! Di rumah waktunya bersantai, sekarang mandi dan makan oke?"

"Oke mom." Lalu pintu tersebut Haechan tutup kembali, memasuki kamar anak bungsunya terlebih dahulu untuk memastikan apa anaknya sudah siap untuk makan malam.

Saat Haechan membuka pintu, suara gemericik air terdengar, sepertinya Chanhee tengah mandi. Jadi Haechan kembali menutup pintu, laku turun menyiapkan makan malam.

Ternyata sudah ada Eric dengan Jaehyun yang entah sedang mengobrol kan hal apa. "Jangan pengaruhi anakku untuk memiliki mobil Hyung." Ujar Haechan mengintrupsi.

Eric terkekeh. "Mom benar-benar cenayang, Daddy bilang aku harus merengek pada mommy agar dibelikan mobil."

"Hey son kau pengadu sekali!" Seru Jaehyun, Eric hanya tersenyum mengejek.

"Baiklah Jung, aku akan tidur dikamar Eric saja malam ini, kau tidur sendiri!" Eric memekik senang, sedangkan Jaehyun cemberut. "Jangan sayang, nanti Hyung kesepian."

"Biar tau rasa." Dapat Jaehyun dengar anak pertamanya tertawa dengan puas, sedangkan dirinya meratapi nasib untuk malam ini.

Tapi yang namanya Jung Jaehyun mana mungkin menyerah? Iya akan menggendong Haechan agar tidur dikamar, kalau rezeki diberi ia meminta jatah hehehe.

Tak lama, Hyunjae dan Chanhee turun dengan setelan piayama mereka. Jaehyun menatap kedua anaknya itu dengan pandangan sayang, keduanya benar-benar mirip sekali dengan Haechan. Manis dan lucu!

Jadi, ia tidak akan membiarkan pria dominan mendekati anak-anaknya. Jika perlu, dirinya tidak akan membiarkan Hyunjae dan Chanhee menikah, biarkan saja kedua anaknya tinggal bersamanya selamanya.

"Malam dad dan mom, maaf menunggu lama."

"Tidak apa sayang, ayo duduk dan makan. Dan kau Hyung, jangan tatap kedua anakku seperti itu. Posesif sekali!"

Kedua anak kembar itu terkekeh, melihat ayah mereka dengan pandangan tadi sudah biasa sekali. "Bagaimana sekolah kalian?" Jaehyun bertanya, ya memang tidak sopan berbicara sembari makan, akan tetapi hanya ini waktu yang pas membicarakan kegiatan mereka.

"Hanya belajar, itu saja." Jawab Eric, melahap nasinya dengan tenang. Haechan dan Jaehyun sudah biasa dengan sikap Eric. Meskipun Haechan juga agak sedih jika anaknya terlalu cuek pada orang lain.

"Hanya itu? Tidak bermain dengan teman-teman mu? Ah Daddy tau temanmu, Younghoon dan Juyeon kan?"

Hyunjae dan Chanhee sudah cemas, meskipun Eric sudah berjanji pada mereka untuk tidak membicarakan lelaki yang mereka sukai pada Daddy, tapi tetap saja rasa cemas selalu ada.

"Malas, mereka juga sibuk dengan OSIS dan basket dad." Helaan napas dari si kembar terdengar begitu jelas, Haechan terkekeh sementara Jaehyun mengernyit.

"Kenapa twins?" Sontak keduanya menggeleng tersenyum lalu kembali memakan makan malam mereka.



















Tbc.

Our Family (Sequel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang