Hari ini sekolah terasa begitu bebas karena para guru sedang melaksanakan rapat untuk persiapan perkemahan yang memang selalu diadakan satu tahun sekali. Tujuannya agar para siswa dan siswi tidak terlalu stress menghadapi pelajaran.
Seperti biasa juga, Jung Eric dengan sikap cueknya hanya memakai earpods nya lalu tidur. Ia malas sekali melihat orang-orang disekitarnya. Apalagi jika pagi, saat ia akan masuk banyak perempuan yang berteriak, membuat telinganya pengang saja!
Sudah dibilang, ia tidak menyukai wanita kecuali nenek, Oma dan bibinya. "Kenapa ada di kelasku?"
Hyunjae terkekeh, kakaknya ini peka sekali. Padahal ia hanya menjaili kakaknya dengan memainkan telinganya. "Eum kak, tolong bilang pada daddy aku dan Chanhee ingin ikut berkemah."
Kebetulan kelas 12-A kosong, Hyunjae dan Chanhee yang tidak lama menyusul lalu duduk. "Kenapa harus aku? Kalian bisa minta bantuan pada mommy."
"Tapi mommy juga tidak suka kami ikut berkemah. Huft, aku terkekang sekali." Eric menajamkan tatapannya, tidak suka dengan yang dikatakan Hyunjae.
"Hyunjae, kakak tidak suka kau bilang begitu. Mom dan dad tidak mengijinkan kalian karena kalian punya hipotermia!"
"Tapi kak, Hyunjae juga ingin merasakan rasanya berkemah, aku juga akan memakai hotpack dan baju hangat. Ya kan Chanhee?"
Chanhee mengangguk. "Iya kak, tolong bantu ya?"
Eric menghela napas, adik-adik nya ini kenapa harus imut seperti ibunya si? Dirinya jadi tidak bisa menolak tatapan memelas adiknya. "Baiklah, tapi aku akan membantu sebisa ku. Kalian tau kan daddy bagaimana?"
"Yes!" Keduanya ber tos ria, senang karena kakak mereka menyetujui.
"Sudahkan? Sana ke kelas! Aku ingin tidur lagi." Eric kembali ke posisi semula. Chanhee menatap sebal Kakak pertamanya.
"Ck, kerjanya tidur saja. Pantas tidak ada orang yang menyukai."
"Jung Chanhee kakak mendengarnya!"
Jung Chanhee, anak bungsu keluarga Jung itu memiliki sifat yang sama sekali dengan Haechan. Jika Eric memiliki 100% sifat Jaehyun, dan Hyunjae campuran sifat Haechan dan Jaehyun, sedangkan Chanhee ini mirip sekali dengan ibunya.
Bahkan ketika cita-cita kedua kakaknya beragam, dirinya bilang ingin menjadi sekretaris seperti Haechan. Katanya, ia bisa memiliki suami tampan seperti ayahnya.
Tidak tau saja anak ini jika daddy nya tidak mengizinkan anak-anaknya menikah.
"Ayo kak Younghoon semangat!" Sebuah gumaman yang hanya bisa dikatakan oleh Chanhee. Ketika orang-orang menyeruakan suaranya dengan kencang mendukung Younghoon, dirinya hanya bisa pelan namun tulus.
Padahal pria dengan nomor punggung 05 itu hanya berlatih, bukan bertanding. Tapi antusiasme penonton seperti terjadi pertandingan saja.
Chanhee hanya bisa memandang dari jauh, membawa sebuah handuk kecil dan sebotol minuman yang tidak akan pernah berani ia berikan pada Younghoon. Sudah dua tahun dirinya menyukai Younghoon, dalam diam tentu saja.
Dan lagi-lagi bermula dari kakaknya Eric yang membawa teman-teman nya ke rumah. Jika Hyunjae langsung dengan gamblang mengatakan suka pada Juyeon meskipun sampai sekarang tidak berpacaran, tapi dirinya hanya bisa diam saja.
Younghoon itu bisa dibilang benar-benar primadona sekolah. Bukan ketua basket, tapi auranya benar-benar seperti pangeran es. Pesonanya benar-benar membuat orang-orang terjerat, dan Chanhee menyukainya.
"Kapan aku bisa memberi minuman ini padamu kak?" Gumamnya sekali lagi, lalu beranjak keluar dari lapangan indoor. Menghela napas karena untuk ratusan kalinya, dirinya tidak bisa memberikan hal yang ingin ia berikan.
Sementara itu Hyunjae kini tengah menatap Juyeon dengan pandangan yang memuja. Padahal sang dominan hanya mengetikan proposal untuk acara berkemah nanti, tapi kenapa Hyunjae menganggap Juyeon terlihat eum seksi?
"Kak, jangan menjadi tampan terus!" Pekik Hyunjae. Juyeon mengangkat alis kanannya, tidak mengerti dengan ucapan adik dari temannya ini.
"Kenapa? Kau tidak suka?" Hyunjae menggeleng. "Aku suka, tapi nanti banyak yang suka! Kak Helen juga sudah menyukai kakak, nanti saingan ku tambah banyak!"
Juyeon terkekeh kecil. "Yang terpenting kakak mencintaimu. Itu saja."
Astaga tolong Hyunjae, hatinya benar-benar berdegup kencang.
Di rumah, kali ini Eric sudah datang. Ia bolos saja daripada hanya diam dikelas dan tidur, jika dirumah ia bisa menceritakan banyak hal pada sang mommy. Mumpung adik-adik nya masih berada disekolah.
"Masih belum menyukai siapapun sayang?" Haechan bertanya, dengan mengusap kepala Eric yang berada di atas pahanya.
"Belum, wanita di sekolah menyebalkan. Aku ingin menyukai pria manis saja."
"Siapapun itu, asal baik untukmu, dan untuk keluarga kita aku tidak masalah."
"Aku mencari yang seperti mom, aku benar-benar ingin yang seperti mom. Menurut ku jika dia memiliki sifat yang sama seperti mom, dia akan mengerti diriku."
Haechan tersenyum. "Dengar, terkadang pasangan mu itu memiliki sifat yang sama denganmu, ada juga yang bertolak belakang. Sifatku begini karena aku ibumu, sedangkan saat menjadi istri aku memiliki sifat yang berbeda sayang."
"Tapi mom yang terbaik, tidak boleh ada yang menyangkal itu." Hadeuh, memang anak Jung Jaehyun sekali.
"Yang jelas, perlakukan pasanganmu dengan baik. Mom tidak akan mempermasalahkan pasanganmu siapa. Asal dia baik pada anak-anak mom, kenapa tidak?"
"Aku menyayangimu mom." Eric memeluk Haechan, dan Haechan membalasnya. Anaknya ini sudah sangat besar, ia tidak menyadarinya. Ia masih menganggap anak-anak nya masih kecil dan butuh banyak perhatian.
"Hey! Kenapa kau memeluk istriku seperti itu? Kau bolos sekolah?" Tiba-tiba suara Jaehyun mengintrupsi, Haechan memutar kedua biak matanya malas. Jaehyun selalu berlebihan.
"Biarkan dia Hyung, Eric jarang sekali seperti ini padaku, aku merindukan anak dominan ku yang manja."
"Tapi dia seperti ingin memenjarakan mu dengan pelukannya sayang."
"Berlebihan sekali! Oh ya, ngomong-ngomong aku ingin bertanya pada Daddy. Sebelum Daddy menikah dengan mom, Daddy pernah menikah?"
Jaehyun duduk di single sofa, Haechan sedang berbalas pesan dengan Haeri. "Pernah, 5 tahun sebelum menikah dengan mommy mu."
"Kenapa bercerai? Dan kenapa menikahi mommy?"
"Karena wanita itu gila, dan aku tidak suka wanita gila. Dan soal pertanyaan terakhir mu Jung Eric, tentu saja aku mencintai mommy mu! Pertanyaan yang sangat tidak bermutu!"
"Gila? Apa pasien rumah sakit jiwa yang kau nikahi dad?"
Jaehyun mengangguk. "Iya, untung saja Daddy masih waras dan menikah dengan mommy mu. Jika tidak, kau Hyunjae dan Chanhee tidak akan ada di dunia ini."
"Hyung! Bicaranya kasar sekali, Yuna tidak gila."
"Ya, tapi terobsesi padaku." Jaehyun terkekeh, dan Haechan hanya bisa menggeleng, suaminya sudah mulai gila.
"Yuna?" Eric bingung.
"Mantan istri Daddy mu sayang."
"Jika aku menjadi Yuna, aku akan menyesal karena pria yang di obsesikan adalah pria protektif gila!" Lalu Eric melenggang pergi ke kamar.
Jaehyun emosi mendengar perkataan anaknya. "Jung Eric!!!!"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Family (Sequel)
Random[Jaehyuck family story] Lanjutan dari kisah pasangan bos dan sekretaris yang sudah mengikat janji dihadapan Tuhan, Lee Haechan dan Jung Jaehyun, dengan satu anak dominan dan kedua anak kembar manis mereka. Jangan salah lapak! Thank you, Happy Readin...