07.

744 90 1
                                    

"Kak Younghoon banyak yang menyukai. Aku takut mendapatkan masalah jika dekat dengannya mom."

"Astaga, ternyata bungsuku ini juga menyukai seseorang?" Ujar Jaehyun ikut duduk disamping Chanhee. Hyunjae yang merasa jika adiknya membutuhkan waktu mengobrol dengan orangtua mereka pun beranjak pergi menghampiri Eric.

"Tapi Daddy marah tidak? Chanhee takut Daddy marah seperti kemarin malam." Jaehyun sebenarnya belum terlalu menyukai anak-anak nya memiliki orang yang dicintai seperti dirinya, tapi apa boleh buat? Jika itu membuat anak-anaknya senang dan tidak melewati batas ia akan mencoba menyukainya.

"Tidak sayang, jika nanti daddymu marah aku akan menyuruhnya tidur diluar." Jaehyun langsung cepat menoleh pada Haechan. "Sayang!"

Haechan dan Chanhee tertawa. Ah, Jaehyun sangat menyukai keduanya tertawa karena terlihat mirip sekali. Dirinya tidak kuat diberi dua duplikat Haechan!

"Jika menyukai teman kakakmu itu sukai saja, lakukan asal tidak melewati batas Daddy akan mendukung. Tapi terdengarnya teman kakakmu itu memiliki banyak penggemar, jadi pasti ada penindasan nantinya."

"Maka dari itu Daddy, Chanhee tidak mau dekat terlalu jauh. Biarkan saja Chanhee menyukai kak Younghoon dalam diam."

"Tapi nanti hatimu sakit sayang." Haechan mengecup rambut anaknya itu sayang. "Bagaimana kalau kita makan malam bersama? Suruh Hyunjae dan Younghoon makan malam bersama." Usul Haechan membuat Hyunjae dan Eric yang mendengarnya segera menghampiri.

"Apa! Tidak-tidak, mereka merepotkan mom." Tolak Eric Yaang langsung diberi tatapan tajam oleh si kembar.

"Daddy setuju saja son, Daddy ingin tahu bagaimana laki-laki itu hingga bisa membuat anak-anak Daddy menyukainya."

"Yes! Terimakasih dad." Sepertinya Hyunjae yang paling bersemangat, pria manis itupun berlari menuju kamarnya sementara Eric masih ogah jika kedua temannya itu ada. "Dad, tolonglah buat makan malamnya menegangkan nanti." Lalu Eric yang pergi.

Jaehyun dan Haechan hanya terkekeh melihat kelakuan Eric. "Kenapa diam saja sayang?" Tanya Haechan pada Chanhee.

"Eum apa ini kesempatan bagus untuk dekat dengan kak Younghoon mom?" Cicit Chanhee.

Haechan memberi tatapan pasti pada anaknya. "Tentu! Jangan membuang kesempatan berharga, apalagi Younghoon akan masuk kuliah kan? Kapan lagi bisa leluasa mendekatinya?"

"Mom benar, kalau begitu Chanhee akan pergi ke kamar dulu."

Chanhee pergi menyisakan Haechan dan Jaehyun. Pandangan sendu Jaehyun nampakkan, membuat Haechan menghela napas. "Sekarang apalagi Hyung? Kau ini merasa sedih seperti si kembar akan menikah saja."

"Aaaa sayang! Jangan katakan pernikahan, anak-anak ku masih bayi."

"Aish! Terserah, ayo kita belanja untuk makan malam nanti."

"Sayang, Hyunjae dan Chanhee masih kecil."

"Diam Jung Jaehyun!"





Makan malam antara keluarga Jung dan dua dominan pun terjadi. Sesuai dengan permintaan Eric, makanan malam kali cukup menegangkan karena Jaehyun menebar aura permusuhan.

"Loh kenapa sepi sekali? Hyung! Kau menakuti anak-anak." Tegur Haechan lalu meletakkan hidangan terakhir di meja makan.

"Nah Hyunjae dan Younghoon, seperti nya kita sering bertemu kan? Aku mengundang kalian berdua karena ingin meminta maaf soal ajakan menonton yang Daddy sikembar tolak."

Juyeon yang merasa jika semua ini karenanya menjawab. "Tidak apa-apa paman, maaf juga sudah mengajak Hyunjae menonton setelah acara keluarga." Tolong Tuhan, Juyeon benar-benar gugup sekarang.

"Tidak masalah, oh ya silahkan dimakan ya. Ambil sesuka kalian, jangan hiraukan suamiku. Dia aslinya cengeng sekali."

"Sayang!" Haechan terkekeh, lalu mereka pun makan. Sesekali Chanhee mencuri pandang pada Younghoon yang ada tepat dihadapannya. Tolonglah, Younghoon benar-benar dekat dengan jangkauan nya sekarang.

"Lee Juyeon, apa ayahmu pemilik tambang yang besar itu?" Tanya Jaehyun, Juyeon mengangguk. "Benar paman, apa paman tau ayahku?"

"Kenal sebagai rekan bisnis saja, dan kau Kim Younghoon, kau anak Kim Taehyung?"

"Iya paman, kenapa paman tau?"

Jaehyun tersenyum. "Tentu saja aku harus mengetahui seluk beluk orang yang anakku cintai."

"UHUK!!" Chanhee dan Hyunjae terbatuk bersama, suasana yang tadinya mulai menghangat kembali menegang. "Pelan-pelan kalau makan twins."

"Daddy!" Pekik Chanhee, lalu pergi kedapur.

"Jadi Juyeon dan Younghoon, tau kan kenapa aku memanggil kalian kesini? Selain meminta maaf, aku juga ingin tahu lebih jelas tentang orang yang anakku sukai."

"Tapi paman, siapa yang menyukaiku? Eric?" Eric yang mendengar pun melihat tajam Younghoon. "Aku dominan bodoh! Chanhee yang menyukaimu."

"B-benarkah?" Ucap Younghoon gugup.

"Benar, tidak perlu khawatir perasaanmu tidak terbalas nak. Anakku juga menyukaimu."

"Tunggu, jadi Younghoon sudah menyukai Chanhee?" Tanya Haechan benar-benar terkejut.

"Iya sayang, nah jadi dua dominan. Mari mengobrol, santai saja."

Haechan benar-benar tidak menyangka!

Tak lama,  Chanhee kembali duduk. Ia lalu melihat sang ibu dan sang kakak melihatnya senang. "Kenapa?"

"Pangeranmu menyukaimu juga sayang, astaga makan malam yang unik sekali." Haechan menjawab sembari tersenyum.


Jaehyun, Younghoon dan Juyeon kini berada ditamaan belakang. Duduk di kursi dengan meja berbentuk lingkaran yang cukup besar. "Apa kalian tidak ingin membuka obrolan sama sekali?" Kata Jaehyun sembari meminum teh yang diantar Haechan beberapa menit lalu.

"Aku tidak tahu harus bicara apa paman, sepertinya paman sudah tahu yang sebenarnya." Ujar Younghoon yang membuat Jaehyun mengangguk setuju.

"Tentu saja, aku ayah posesif yang tidak mungkin tahu anak-anak nya menyukai siapa. Aku ingin yang terbaik untuk anakku. Dan Juyeon, jangan membuat harapan anakku terlalu jauh jika kau akan pergi."

Jujur, fakta-fakta yang Jaehyun ketahui tentang mereka cukup membuat pusing kepala. "Tapi aku benar-benar mencintai Hyunjae paman."

"Aku tau, apa kau ingin dibantu? Mungkin membujuk ayahmu aku bisa."

Juyeon menggeleng. "Tidak paman, aku ingin memperbaiki diriku menjadi lebih baik dan datang kembali pada Hyunjae."

Jaehyun menghela napas. "Aku penggal kepalamu jikaa ada hal yang buruk, aku bersungguh-sungguh Lee Juyeon." Perkataan itu membuah Hyunjae meneguk air ludah gugup, Jaehyun mengatakannya memang santai, tapi semua itu bisa membuat jantungnya berdebar lebih cepat.

"Baik paman."

Lalu pandangan Jaehyun beralih pada Younghoon, Jaehyun tersenyum miring karena aura anak ini benar-benar seperti Kim Taehyung. "Kim Younghoon, kenapa tidak bilang saja jika kau menyukai Chanhee?"

"Kau tahu paman, aku tidak ingin menyakitinya. Orang-orang disekitar ku cukup bisa membuat Chanhee dalam bahaya. Tapi bukan berarti aku tidak tahu jika dia selalu ada saat aku bermain basket, aku tahu semuanya."

"Benar-benar anak Kim Taehyung, ah aku cukup lega kau bisa berfikir seperti itu. Aku cukup puas dengan jawaban kalian, dan aku beri kalian hadiah atas segala yang kalian lakukan selama ini."

"Kalian bisa memiliki hubungan dengan anak-anak ku. Aku merestui kalian, tetapi ingat. Aku selalu menjadi mata atas apa yang kalian lakukan, apapun."

"Baik paman." Ujar keduanya serempak.

Langkah baik untuk cerita baik kedepannya.





TBC.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Family (Sequel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang