Uang itu penting
Sihir juga penting
Dan gratisan lebih penting
That’s team charming’s motto^^^
Rak-rak tinggi berjajar berisi kotak-kotak kayu yang menyimpan barang-barang lama, lantainya membuat sepatu mereka berduli, menjadi bukti bahwa gudang akademi tidak terurus sama sekali.
Betelgeuse bertanggung jawab mengatasi itu setelah ketahuan memasukkan Shrink Potion---ramuan pengecil---ke dalam minuman teman sekelasnya. Alasannya karena dia bosan melihat stan-stan dan dikejar-kejar fans fanatik.
Lagi pula itu hanya ramuan, Betelgeuse tidak menggunakan sihir sesuai peraturan festival. Namun, tetap saja dia dijewer dan disidang tiga guru sekaligus. Tidak apa, sebab itu sudah menjadi rutinitas. Biasanya para guru akan membebaskannya setelah mengoceh selama lima jam secara bergantian. Sementara Betelgeuse hanya akan duduk, mengupil, mengetuk-ngetuk meja, melihat tumpukan buku, dan sesekali tertidur sembari mengiler. Hingga kesabaran para guru mencapai batasan.
Begitulah, Betelgeuse berakhir dihukum membersihkan gudang lama akademi yang tidak pernah dibuka selama tiga puluh tahun dan harus selesai sebelum festival Humanday berakhir. Hal itu menjadi kesempatan Kannika untuk bertransaksi. Atas kepandaiannya, bantuan tenaga bersih-bersih dihargai dua belas wizer per orang oleh Betelgeuse, harga yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari.
Di masa pengerjaannya, dua orang sering batuk-batuk karena debu. Siapa lagi kalau bukan Sam dan Akkadia, para bangsawan yang tidak pernah hidup susah. Toh, sesusah apa pun, mereka berdua tidak pernah melakukan pekerjaan kasar.
Ini pasti menjadi pengalaman pertama mereka, Galavidi yakin itu dan meskipun tidak ada keluhan sama sekali, mereka berdua hanya bertahan mati-matian agar palu Kannika tidak melayang dari tas pinggangnya.
Manusia mungil itu tidak segan-segan meremukkan sesuatu, termasuk tangan atau kaki seseorang jika diganggu saat mood-nya buruk. Pola pikir, sifat, dan kelakuannya tidak berbeda dengan ayahnya, sang mantan narapidana kasus pembunuhan. Kecuali cara Kannika menghormati seseorang yang lebih tua, sebagai tanda ada darah dari perempuan berbudi luhur dalam tubuhnya.
Dari lima orang yang bekerja, Galavidi terhitung paling bersantai ria, hanya duduk-duduk sampai salah satu di antara mereka memanggil untuk membantu sesuatu. Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh seseorang yang buta. Andaikata Betelgeuse tidak memberinya upah, itu sudah wajar. Jadi, hanya ada 36 wizer yang akan masuk ke dalam kantong tim—atau lebih—jika Betelgeuse bermurah hati.
Ketika hari makin gelap, saat halaman akademi mulai berkilap-kilap dan ledakan-ledakan kecil dari kembang api memunculkan warna-warni di langit malam, gudang lama telah selesai dibersihkan.
Kannika duduk di kotak kayu yang belum dimasukkan ke rak sembari menggeretakkan jari-jari tangannya. Akkadia telentang, meluruskan punggung, dan merasakan sensasi dingin dari ubin.
Sorot cahaya dari lentera minyak yang dibawa Sam meluruhkan gulita, bersama lengkingan tawa Betelgeuse yang menenteng sekantong roti dan dua botol air minum. “Hahahaha, makanlah para pembantuku. Aku sangat menghargai kerja keras kalian semua!”
Sam menggeletukan gigi. Dia ingin mengumpat, tetapi Betelgeuse ada di sampingnya. Sam pikir sikap kurang ajar dan semena-mena semacam itu didapatkan Betelgeuse setelah diangkat menjadi LoD, ternyata salah. Betelgeuse sudah minim akhlak sejak muda, bahkan mungkin sejak belum ditakdirkan lahir ke dunia.
“Sini-sini, kita berkumpul. Santai saja, jangan berebut karena rotinya sangat banyak. Bagaimana? Bukankah aku sangat baik hati?” Betelgeuse meletakkan kantong roti dan botol minumnya.
Kannika menatap tajam Betelgeuse. “Hey, Kunyuk! Kamu tidak ingin berterima kasih dahulu sebelum menghina kami?”
Betelgeuse duduk bersila dan mengambil sepotong roti setelah Sam meletakkan lentera minyak. “Kenapa harus berterima kasih? Aku, kan, yang membayar kalian?” ucapnya santai dengan mulut penuh roti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uninvited Guest for Betelgeuse (MAPLE ACADEMY YEAR 3)
Fantasy[UPDATE SETIAP SELASA & MINGGU] Kelompok beranggotakan Sam Uine, Galavidi, Kannika Pattaya, dan Akkadia Ishtar mendapatkan misi pencurian dan penghancuran serpihan cermin waktu di tubuh Betelgeuse. Namun, misi mulai berantakan ketika mereka menjadi...