"Kakak?!"Rafka memijit pelipisnya, habis sudah dirinya.
Laki laki yang ternyata kakak kandung Sarah yang bernama Revandra delvin abrisam itu menatap tajam Rafka.
"M-maaf kak, Sarah cuma bercanda tadi" Ucap Sarah dengan cengiran khas nya. Revan mengalihkan perhatiannya pada sang adik, laki laki itu tersenyum lega, ia kembali memeluk adik kesayangannya itu, Sarah yang dipeluk menegang kaku. Tak pernah ia merasakan pelukan dari seseorang semasa hidupnya menjadi Amanda, dipeluk oleh orang tua kandungnya saja belum pernah, ternyata pelukan sehangat ini ya?.
Sarah mulai membalas pelukan 'kakak' Nya itu walau ragu ragu. Tanpa sadar matanya berkaca kaca, entahlah, perasaannya saat ini bercampur aduk. Antara sedih dan terharu.
Bahu gadis itu bergetar, Ravan yang menyadarinya langsung melepas pelukannya dan menatap Sarah khawatir.
"K- kamu kenapa Sar?" Paniknya, Rafka pun ikut panik.
"E-engga hiks Sarah cuma hiks kangen kakak" Ucap Sarah disela tangisnya.
Revan menangkup kedua pipi Sarah dengan tangannya, ia menghapus air mata Sarah dengan jempolnya.
"Cup cup, kakak disini, udah jangan nangis ya?" Ucap nya lembut lalu kembali membawa Sarah kedalam dekapan hangatnya dan menepuk nepuk punggung Sarah lembut agar tangis nya reda.
"Maaf udah ninju lo bang, gue ga tau kalo abang itu abang nya Sarah" Ucap Rafka sambil membungkukkan badannya, Revan mengangguk.
"Gue Revan kakak kandung Sarah, awas lo berani macem macem sama adek gue" Ucap Revan dingin dengan masih memeluk sang adik kesayangan. Rafka mengangguk saja, ia hanya bisa melihat kedua kakak adik yang saling melepaskan rindu tersebut, ia bingung harus apa, jadi nyamuk ga enak ternyata, pikirnya.
Setelah beberapa menit, tangis Sarah mereda, mereka memutuskan masuk kedalam dan duduk di sofa ruang tamu.
Cakra yang baru datang dari dapur terkejut melihat mata sembab Sarah. Ia yang membawa nampan berisi segelas sirup rasa jeruk lantas meletakkannya di atas meja. Laki laki itu duduk di samping Sarah. Bi Ati sedang di supermarket membeli stok makanan bulanan yang telah habis, jadi Cakra lah yang membuat minum untuk abang sepupunya itu, terpaksa.
"Lo kenapa?" Tanyanya cemas, Sarah menggeleng. Revan tersenyum tipis,
"Biasa, kangen gue" ucap Revan dengan pd nya, Cakra mendengus pelan.
"Engga papa, gue cuma ngelampiasin kangen gue" Jawab Sarah berbohong dengan senyuman di wajahnya untuk menenangkan Cakra yang khawatir. Cakra terkekeh kecil.
Tak sengaja mata nya tertuju pada pipi Revan yang agak lebam, ia mengerutkan dahinya.
"Pipi lo.. Kenapa?" Tanyanya, Revan bukannya menjawab malah melirik tajam Rafka yang berada tak jauh darinya. Cakra bertambah bingung.
Rafka menghela nafas pelan, "gue ga sengaja ninju bang Revan tadi, gue kira bang Revan siapa berani meluk Sarah, jadi ya gue tinju" Jelas Rafka. Cakra manggut manggut mengerti,
"Minum dulu bang" Tawarnya pada Revan, Revan mengangguk, ia hendak mengambil gelas berisi sirup di atas meja. Namun sebuah tangan menyerobot air nya.
Revan mendongak menatap si pelaku, yang ditatap tak peduli lalu menegak air sirup itu hingga tandas.
"Thanks minuman nya" Ucap Laki laki itu dengan cengiran tak berdosanya, ia meletakkan kembali gelas nya di atas meja. Revan membulatkan matanya horror.
"Parah lo!, minum orang seenaknya lo minum Sag!" Cibir Ansell melirik tajam Saga. Ya, mereka adalah duo koplak.
"Sorry, gue haus bat soalnya" Saga tertawa dengan jari membentuk peace.
"Btw lo siapa?" Tanya Saga menatap Revan penuh tanda tanya.
Revan mendengus kesal,
"Dia bang Revan, kakak nya Sarah" Jawab Cakra mewakili. Saga ber-oh ria.
"Kenalin, gue Saga febriano, dan curut samping gue namanya Ansell orlando" Ucap Saga Tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Revan. Ansell melotot mendengar Saga memanggilnya 'curut', namun tak dihiraukan oleh Saga.
Revan menghela nafas pelan, ia membalas jabat tangan Saga.
"Revan" Jawabnya acuh tak acuh.
Saga dan Ansell ikut bergabung duduk di sofa.
"Btw gue baru tau ternyata Sarah punya kakak, lo kok ga kasih tau kita kita Sar? Memang bang Revan dari mana?" Tanya Ansell beruntun.
Sarah tersenyum kikuk, gadis itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Gimana mau ngasih tau? Dia aja baru bertemu dengan 'kakak' Nya tadi.
Karena tak kunjung ada jawaban dari sang adik, Revan lah yang menjawab.
"Gue kuliah di Amerika, gue disini cuma seminggu karena pengin jenguk adek gue" Jelas Revan. Ansell dan Saga hanya ber-oh ria.
Rafka hanya diam, menyimak teman temannya yang saling mengobrol.
"Diem diem bae lo Raf" Cibir Saga. Yang dicibir hanya memutar bola matanya malas.
"Gue ke kamar dulu ya kak" Pamit Sarah lalu nyelonong pergi ke kamarnya.
Keheningan melanda ke-empat laki laki tampan itu. Saga yang mulutnya gatal ingin sekali bertanya akhirnya angkat bicara duluan.
"Gue mau tanya, kenapa Sarah pindah kesini? Kenapa ga sekolah di Amerika? Kenapa Sarah cantik?" Tanya Saga bertubi tubi,pertanyaan terakhir Saga sukses membuat Ansell kesal sendiri dan langsung menghadiahi jitakan di jidat sang sahabat. Saga mengelus dahinya yang cenat cenut, ia melirik tajam Ansell disampingnya.
Revan menghela nafas panjang, mimik wajah laki laki itu berubah dingin. Semua menatap bingung Revan, kenapa ia tiba tiba marah??
Sudah lebih dari 3 menit ,tetapi Revan masih belum menjawab.
•
•
•"Sebenernya.. Sarah hampir diperkosa" Jawab Revan akhirnya.
Semua yang ada disana membulatkan matanya kaget.
"APA?!" Teriak Ansell tepat di dekat telinga Saga. Saga terlonjak kaget karena teriakan Ansell yang hampir membuat kuping nya tuli.
"Anjir, kaget kaget aja!, kagak usah teriak teriak di telinga gue sialan!" Sentak Saga tersulut emosi, Ansell hanya nyengir kuda.
Rafka dan Cakra mengepalkan tangannya kuat, hingga buku buku tangan nya memutih.
"Siapa?!" Tanya Rafka dingin, seluruh tubuhnya mengeluarkan aura hitam hingga membuat duo koplak merinding seketika.
"Hey hey, keep calm Ka, lebih baik kita dengerin dulu cerita dari bang Revan" Bujuk Ansell menenangkan Rafka,
"Lo juga tenang dulu Cak"
Rafka dan Cakra menghela nafas kasar bersamaan, mereka mencoba merilekskan pikiran masing masing.
"Gimana ceritanya?" Tangan Cakra to the point setelah merasa dirinya kembali tenang.
"Jadi gini.. "
Cakra, Rafka, Saga dan Ansell nampak serius menunggu lanjutan kalimat Revan.
"Sebelum itu... gue kasih minum dulu kek!, aus nih, sirup gue pake diminum ni curut lagi!" Ucap Revan kesal, semuanya menepuk jidat, Ansell bahkan terjengkang kebelakang.
~o0o~
Welcome back guys!;) sesuai kataku, Menjadi sepupu tokoh utama bakal dilanjutin disini, yang sebelumnya partnya mencar mencar weh, ga nyaman bat dibaca, frustrasi aku benerin tapi tetep balik kek sebelumnya😤 maaf atas ketidak nyamanan sebelumnya🙏
Jangan lupa vote guys;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Sepupu Tokoh Utama 2 (Hiatus)
RomanceLanjutan dari Menjadi Sepupu Tokoh Utama 1 Bagi yang baru baca, silahkan liat di profil ku,disana ada Menjadi sepupu tokoh utama yang season 1 hehe;) Hope you like it!:)