VI. she don't know or doesn't really care. but he did.

104 7 1
                                    

Studio departemen fashion dan model siang hari ini penuh dengan siswa kelas 1-2 yang sudah siap dengan pakaian tempur mereka, yaitu kaos tanpa lengan ataupun tank top juga celana olahraga. Kabarnya guru mereka akan membawa beberapa set pakaian untuk uji coba di kelas, maka dari itu semuanya mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Walaupun musim gugur sudah dimulai dan pendingin ruangan membuat ruangan tersebut hampir membeku. Beberapa dari mereka terlihat santai menggunakan pakaian minim bahan, namun tidak lupa ada yang memeluk tubuh dengan jaket padding juga dengan kantong penghangat yang mereka genggam erat-erat.

Lain halnya dengan Wonyoung, perempuan itu duduk bersandar di dinding, sibuk mendengarkan lagu di ponsel juga dengan buku soal pelajaran sejarah siang nanti. Karena menonton film sampai tengah malam, Wonyoung harus merelakan waktu belajarnya dipakai untuk tidur. Kalau saja alarm tidak menyala, mungkin dia sudah tertidur pulas di kamarnya sekarang.

Setengah teman sekelasnya duduk mengelilingi, bertukar cerita dan perasaan tidak sabar tentang apa saja yang akan mereka pelajari hari ini. Membuat Wonyoung yang tadi fokus dengan bukunya, kini sibuk mencuri dengar.

"Pakaian desainer mana yah nanti yang akan di bawa, aku udah nggak sabar!" seru Soojin, perempuan dengan cepol rambut yang sudah tak terikat sekencang pagi tadi terdiam dengan tatapan penuh harapan.

Laki-laki di sebelahnya langsung menyahut, "Ey, bakal jadi pertanyaan. Coba bayangkan, dimana guru kita mendapatkan set pakaian desainer ternama?"

Sorakan tidak terima memenuhi ruangan tersebut, dan kepala laki-laki itu dipiting. Jelas dia pura-pura kesakitan dan pingsan setelahnya.

Wonyoung sendiri ikut tertawa, dan memilih meninggalkan buku juga lagu di ponselnya. Ikut mendengarkan celetukan demi celetukan teman sekelasnya.

Laki-laki yang pura pingsan tadi kembali bangun dan duduk seperti semula, Minjae namanya-berucap dengan serius, "Aku dengar kabar, esteem bakal buka audisi lagi untuk pergelaran busana khusus musim gugur nanti."

"Kabar apa cuman rumor?" tanya temannya sangsi, Minjae tentu spontan berapi-api menjawab.

"Rumor adalah kabar yang tak pasti!"

Hal itu semakin membuat yang lain bernafsu untuk mencekik agar laki-laki itu diam, Soojin tentu mendecih kesal, "Untuk itu sih kita tahu, tapi kalau sudah esteem yang mengelola pasti desainer yang lagi ramai. Nah, pertanyaannya siapa?"

"Kalau itu sih, aku juga nggak tau," mendengar sahutan dari Minjae tentu yang lain sudah tidak heran lagi, "Yang paling penting ada audisi, kan? Lolos audisi juga sudah cukup bagus, gimana kalau sampai diajak bergabung ke esteem?"

"Jangan kebanyakan berkhayal." tegur salah satu anak perempuan yang jengkel mendengar Minjae terlalu berisik.

"Aku serius tau!" serunya tak kalah heboh, sengaja. "Kalau begitu, Wonyoung-ssi bagaimana menurutmu?"

Mendengar namanya disebut tiba-tiba tentu membuat Wonyoung gelagapan, namun berusaha mengontrol raut wajahnya.

"Aku?"

"Iya, kamu. Kamu bakal ikut audisi juga, kan?"

Wonyoung terdiam, butuh waktu lama bagi dia untuk menjawab, "Aku nggak tahu."

Mendengar jawaban tersebut, Minjae hanya terkekeh kikuk lalu membahas hal lain. Berusaha menghilangkan suasana canggung diantara mereka, lain hal Wonyoung masih membisu.

Mendadak ditanya tentang audisi, membuat lidahnya mendadak kelu. Sebenarnya, dia mau ikut audisi. Tapi, dia tidak memiliki keberanian yang sama ketika masuk ke jurusan yang dia minati ini. Wonyoung tahu, syarat pertama untuk masuk ke departemen fashion dan model harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Mungkin, dia sedikit pemalu. Hanya sedikit.

Tak TerbacaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang