Prolog

887 76 0
                                    

Beberapa orang sedang berkumpul di sebuah meja panjang. Mereka sedang melakukan pertemuan penting yang hanya dihadiri oleh petinggi. Pria berambut putih keperakan duduk di ujung menghadap semua yang ada di sana. Memakan taiyaki miliknya sambil mendengarkan laporan dari bawahannya.

"Kalau begini caranya kita harus menggunakan umpan," ucap pria berambut ungu dengan gaya mullet.

"Tapi kita tidak mungkin menaruh bahaya untuk diri sendiri, kita harus mencari umpan yang pintar dan tepat untuk melakukan pekerjaan ini," ucap pria berambut hitam dengan luka di wajahnya.

"Menggunakan para jalang yang kita miliki, apakah tidak cukup?" Tanya pria dengan rambut pink dan luka di wajahnya.

Pria berambut putih panjang dengan tato di sisi kepalanya menggeleng. "Kita tidak bisa menggunakan para wanita rendahan itu untuk melakukan aksi ini, mereka bisa saja berkhianat," ucap pria tersebut.

"Kau punya saran, Takeomi?" Pria yang dipanggil langsung menoleh ke arah asal suara dan berkata, "Tidak salah juga kita menggunakan wanita-wanita itu namun kita membutuhkan yang lain, tidak hanya tubuh namun juga otak."

"Baiklah," semua yang ada di sana langsung menoleh ke arah pria dengan kue yang masih tersisa di tangannya, "Cari wanita yang tidak hanya pintar menjual tubuhnya namun juga kemampuannya."

Semua mengangguk menyetujuinya karena perintah pria yang menjabat sebagai ketua itu adalah mutlak. Pria itu keluar meninggalkan ruangan tersebut bersama pria berambut pink sedangkan beberapa orang di sana sedang memutar otak mereka untuk mencari wanita sesuai keinginan ketuanya.

"Aku yakin akan membutuhkan waktu lama namun kita tidak bisa juga membiarkan bajingan-bajingan itu memulai aksinya," ucap pria berambut ungu dengan tatanan rambut yang lebih rapih, Ran Haitani.

"Aku pikir kau pintar dalam hal ini, Haitani, kau suka bermain perempuan di daerahmu jadi setidaknya ada berlian di antara perunggu," ucap pria dengan tubuh besar tegap, Kanji Mochizuki.

"Aniki memang suka bermain di luar sana namun dia tidak pintar dalam memilih berlian di antara perunggu," ucap pria berambut ungu dengan gaya mullet, Rindou Haitani.

 Semua menghela napas kecuali pria bernama Kokonoi Hajime yang sedang melihat-lihat tab miliknya. Kemudian dia menunjukan apa yang selama ini dia cari. Semua menatap layar tab itu bergantian kemudian menatap Kokonoi.

"Bar itu berada di daerah Haitani, baru saja aku beli seminggu lalu, seorang wanita mendirikan bar itu dan dia yang mengurus semua hal mengenai bar sendirian, jika dilihat dari bagaimana dia memberikan laporan keuangan kepadaku dan beberapa latar belakang pelanggan yang datang, wanita ini bisa dipercaya," ucap Kokonoi menjelaskan.

"Tapi kau tahu latar belakangnya?" Tanya Kakucho.

"Sejauh ini aku sudah mendapatkannya namun aku merasa ragu, aku akan mencari lagi informasi tentang wanita itu tapi yang pasti kita bisa menggunakannya," ucap Kokonoi.

Kakucho menganggu setuju begitu juga dengan yang lainnya. Mereka hanya tinggal menguji wanita itu apakah cocok dengan pekerjaan yang akan mereka tawarkan atau tidak.  

Dione || BontenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang