(.)Four

658 83 7
                                    

[Name] berdiri di depan Mikey dan pria itu sedang menikmati dorayaki miliknya. [Name] hanya memperhatikan cara Mikey yang makan dengan tenang. Tidak pernah dia menyangka bahwa seorang pemimpin kriminal teratas menyukai makanan seperti dorayaki.

Bukan maksud [Name] berpikir bahwa seorang kriminal tidak boleh makan dorayaki namun hal tersebut sedikit aneh, biasanya mereka akan lebih senang dengan wine atau hal lainnya yang berbau hedonis namun seorang pemimpin kriminal di depan [Name] malah menyukai makanan murahan.

"Aku ingin taiyaki, bisakah kau membuatkan untukku, nanti?" Tanya Mikey membuat [Name] mengangguk untuk menjawabnya.

"Tentu aku bisa namun kita harus membeli bahannya terlebih dahulu," ucap [Name].

"Tidak masalah, aku bisa menunggu," ucap Mikey.

Mikey kemudian berdiri dan mendekat ke arah [Name]. Merangkul pinggang gadis itu membuat jarak di antara mereka terhapuskan. Mikey mendekatkan wajahnya pada belahan [Name] yang terekspos, mengigit pelan pada bagian itu dan meninggalkan tanda kepemilikan di sana.

"Punyaku, kau punyaku," ucap Mikey menatap [Name].

[Name] sedikit terkejut mendengar itu. Sebuah kalimat yang menandakan bahwa dia tidak boleh menjadi milik siapapun dan perkataan itu mutlak, [Name] tidak bisa membantahnya bahkan untuk keluar akan sulit bagi wanita itu.

Dia hanya bisa tersenyum kemudian mengangguk dan mengelus kepala pria di depannya. "Baiklah, aku punyamu."

Mikey membawa [Name] menuju sofa yang ada di dekat sana. Menidurkan gadis itu dan mengangkat rok milik [Name] hingga menampilkan bagian bawahnya yang masih tertutup kain. Mikey melihat wanita itu, sebuah pemandangan indah yang ada di depannya.

"Ini, aku tidak suka ketika kau memakai ini, menganggu," ucap Mikey menyentuh korset yang melapisi pinggang gadis itu.

[Name] hanya tertawa kecil. "Baiklah, baiklah, aku tidak akan menggunakan ketika berada di markas," ucap [Name].

Mikey mendekatkan wajahnya dengan wajah [Name]. Mengecup lembut bibir wanita itu. Sejenak [Name] mendapatkan sensasi yang tidak pernah dia rasakan, padahal dia yakin bahwa yang Mikey lakukan sudah sering dia lakukan ketika melayani para pelanggannya.

Pria itu membawa [Name] dalam permainan lembut, temponya tidak terlalu cepat dan [Name] dapat merasakan kelembutan yang dia dapatkan. Mikey mengigit bibir bawah [Name] agar memberikan akses pria itu menjelajah setiap inci dari wanita tersebut.

Mikey melepaskan tautan mereka. Menatap [Name] yang sudah memerah dibawahnya. Berpindah ke leher dan memberikan tanda kepemilikan di sana. Tangan kanannya turun untuk menyentuh bagian bawah yang sudah basah.

"M-mikey~"

Mendengar desahan [Name] semakin membuat birahi pria itu meningkat. Menyingkirkan kain yang menghalangi miliknya yang sudah basah. Mengelus lembut dan memasukan dua jari ke dalamnya. [Name] mengerang ketika merasakan jari Mikey yang sudah mengocok miliknya.

"Nghh Mikey~"

"Manjiro, panggil aku seperti itu." 

"Ma-ahh Manjiro~"

Mikey turun kebawah. Mencium paha [Name] dan meninggalkan bekas di sana. Tangan pria itu masih setia mengocok liang milik [Name] hingga wanita itu sudah merasakan klimaks. Dadanya terangkat ketika merasakan pelepasan yang luar biasa.

"Kau... Ahh..." [Name] bahkan tidak bisa berkomentar tentang jari Mikey yang mampu memanjakan dirinya.

Mikey hanya menatap [Name] dengan senyum tipis miliknya. Menjilat jarinya, tidak membiarkan cairan pelepasan [Name] terbuang sia-sia. Kemudian dia melepaskan celananya, mengeluarkan miliknya yang sudah tegang akibat desahan dan tubuh wanita di depannya.

"Sekarang kau yang harus memanjakan diriku," ucap Mikey kemudian mengarahkan miliknya pada liang [Name] yang sudah basah.

"Ngghh~" [Name] mengerang ketika benda tumpul itu masuk ke dalam dirinya. Benda itu besar dan berurat, [Name] jelas bisa merasakannya. 

Mikey sudah memasukan sepenuhnya miliknya. Pria itu mengarahkan tangan [Name] untuk merangkul lehernya sedangkan dirinya sudah menggerakan pinggulnya untuk mencari kenikmatan.

Mikey mencium bibir kenyal [Name], melumatnya dan mengigit bibir bawah wanita itu gemas. Mikey menggerakan pinggulnya semakin cepat, menghentakkanya membuat [Name] melepaskan tautan mereka dan mendesah kencang.

"Ahhh~ Manjiro~"

"[Name], kau sungguh nikmat."

Mikey meremas dada [Name] gemas. [Name] meremas rambut Mikey ketika merasakan dirinya yang sudah mendekati klimaks. Mikey semakin mempercepat temponya membuat [Name] mendongak nikmat.

"Nghh~ Mikey aku... aku."

"Tunggu. Aahh~"

Mikey memeluk [Name] ketika dirinya sudah mencapai ujung pelepasan. Mengeluarkan semua benihnya di dalam rahim wanita itu. [Name] bisa merasakan kehangatan yang menjalar dalam dirinya. Wanita itu juga keluar bersamaan dengan Mikey. 

[Name] mengelus rambut pria di atasnya yang masih setia memeluk wanita itu walau jelas kegiatan mereka sudah selesai. Menyembunyikan wajahnya pada belahan dada milik [Name].

"Ah lelah tapi aku ingin lagi," ucap Mikey.

"Bukannya kau ada pekerjaan setelah ini? Aku selalu bisa kau gunakan kapanpun Mikey."

"Arrgghh." Mikey mengigit dada [Name] dan menggerang layaknya anjing yang sedang marah mainannya diambil. [Name] hanya tertkekeh melihat tingkah tuannya itu dan mengelus kepala pria itu lembut.

"Jangan membuat yang lain menunggu," ucap [Name].

Kemudian Mikey mencabut miliknya dari liang kenikmatan tersebut. [Name] membersihkan sperma milik pria itu dari tubuh bagian bawah Mikey, sedangkan dirinya hanya memakai kembali pakaiannya, berpikir untuk langsung mandi setelah ini.

Mikey menarik [Name] dalam pelukannya. Membuat wanita itu bingung. Mikey mendekatkan wajahnya pada telinga [Name] dan membisikan sesuatu. 

"Jangan tidur dengan siapapun dulu, kau harus tidur denganku lagi," bisik Mikey kemudian mendekatkan anggukan oleh [Name].

"Baiklah Mikey-sama," ucap [Name] sedikit menggoda Mikey sedangkan pria itu hanya menatap [Name] datar kemudian pergi meninggalkan ruangannya dengan [Name] yang masih berdiri dan terkekeh.

[Name] kemudian merapikan ruangan tersebut seakan tidak pernah ada yang terjadi di ruangan itu. Setelahnya [Name] pergi keluar dan menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Untungnya Takeomi menyiapkan kamar yang sudah terhubung dengan kamar mandi. Melepaskan seluruh pakaiannya dan merendam tubuhnya dalam air hangat. 

"Tidak pernah mengira bahwa pria sepertinya bisa semanja ini." [Name] menyenderkan kepalanya pada dinding. "Tapi aku juga tidak pernah mengira bahwa bagian bawahnya begitu nikmat."

[Name] memang bekerja sebagai pemuas nafsu pria namun dia tidak pernah merasakan sensasi yang sama seperti yang dia terima dari ketua Bonten itu, atau mungkin karena pelanggannya adalah pria tua yang sudah layu.

"Aku jadi ingin menikmati yang lain."

Dione || BontenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang