🍁 - 02 Peduli

537 85 6
                                    

Matahari sudah bersinar terang menyapa bumi, membangunkan siapa saja yang siap memulai harinya dipagi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah bersinar terang menyapa bumi, membangunkan siapa saja yang siap memulai harinya dipagi ini. sama halnya seperti debaran hebat yang tak henti membagi kebahagiaan bagi orang-orang yang tengah dimabuk kasmaran, seperti Jimin contohnya.

Tak mendapatkan kecupan ataupun ucapan setelah bangun tidur dari sang istri, tak membuat hati Jimin mengerut, dia justru yang akan melakukan itu untuk wanitanya dengan inisiatif.

Bunga mawar merah tak akan pernah absen dia letakan di vas indah pembeliannya untuk Rosé, Jimin selalu berharap mawar dapat menggantikan perannya sejenak untuk menerbitkan senyum indah diwajah cantik wanitanya pagi ini.

"Tidur kamu lelap, aku harap, saat bangun nanti, kamu gak nangis lagi seperti biasanya. Jangan buang banyak tenagamu untuk itu. Aku janji, aku akan memperbaiki semuanya segera, tolong bersabar untuk menunggunya ya"

Jimin mengecup kening dan bibir Rosé penuh perasaan, dia sungguh menikmati momen singkat ini, dan dia berharap ini bisa terjadi lebih lama lagi, "Aku mencintaimu, sayang. Sangat mencintaimu..."

Selesai mengatakan itu, Jimin segera bergegas pergi. Membawa secercah harapan ditengah memburuknya kondisi tubuhnya. Dan karena Rosé lah dia memiliki alasan untuk semangat bekerja, meskipun tubuhnya nyaris tumbang sekarang.

Sementara itu, tanpa sepengetahuan Jimin, Rosé sedari tadi sudah terbangun dari tidurnya. Dia tahu Jimin akan mengucapkan kalimat indah itu untuknya, dan Rosé tak munafik, dia ingin mendengarnya sekali lagi.

Meskipun hatinya belum sepenuhnya terbuka kembali untuk pria itu, tapi Rosé tak bisa menampik mengenai rindu yang selalu hinggap dibenaknya, dia ingin memiliki banyak waktu bersama Jimin, tapi dia masih terlalu takut untuk melakukannya.

Hari dimana dia dihancurkan oleh Jimin, masih terkenang jelas di kepalanya. Memaksa Rosé untuk berpikir berulang kali untuk kembali menerima sosok Jimin dihidupnya seperti sedia kala.

"Bibirnya panas, apa dia sedang demam?"

Rosé bangkit dari duduknya, menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang, sebelum dia ambil sarapan pagi yang sempat Jimin bawa tadi untuknya.

Dia menuruni tangga perlahan, menuju Dapur untuk membuatkan bubur kesukaan Jimin. Meskipun dia acuh dengan pria itu, tapi Rosé tetap tak bisa membiarkan Jimin begitu saja, terlebih pria itu sudah menjadi suaminya, dan juga, Jimin sedang sakit-mungkin, akan sangat jahat jika dia mengabaikan pria itu lebih dari apa yang biasa ia lakukan.

"Nyonya? Apakah ada yang nyonya butuhkan? Kenapa nyonya tak memanggil saya?"

"Tidak ada, aku hanya ingin memasak bubur untuk suamiku"

"Emh, apa nyonya perlu bantuan? Saya bisa mengambilkan sesuatu yang nyonya butuhkan saat memasak"

"Terimakasih Byun, tapi aku ingin melakukannya sendiri. Sudah lama aku tak memasak, kau lakukan saja pekerjaanmu ya"

IT'S OKAY | Jirosé Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang