Chapter 17.1

1.2K 227 3
                                    

Sudah tiga hari Kayla tidak terlihat di BBM, Recent Updates ataupun di rumahnya. Semenjak Kayla berkata begitu, Shafa juga sering murung dan mengurung dirinya dikamar. Sebenarnya mereka kenapa, sih?

Luke: Fa.

Shafa: Apa, Luke?

Luke: Kayla kmn sih?

Shafa: Kalau ingin tahu, kekamarku sekarang.

Luke: Oh, okay.
Luke: Kau tidak menguncinya, kan?

Shafa: Tidak.

Luke: Kau ingin mengerjaiku, ya? Atau aku disuruh mengerjakan PR matematikamu itu?

Shafa: Tidak.

Luke: Mm baiklah.

Shafa: Cepat sedikit bisa?

Luke: Ya!

Sesampainya Luke di kamar milik sepupunya itu, Luke kaget. Tak biasanya Shafa murung dan menangis di meja belajarnya seperti itu sambil memegangi sebuah scrapbook.  Apa isinya, sih?

“Luke!” pekik Shafa.

“Apa, shaf?” jawabku.

“Ini dari Kayla, untukmu.” ucapnya sambil menyerahkan scrapbook itu lalu tersenyum. Dipaksakan sepertinya?

“Terimakasih, Shaf.” balasku lembut. Lalu kemudian aku bertanya,

“Kayla kemana?”

DEG

Maaf Luke tapi aku harus mengatakan yang sejujurnya.

Kayla......

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mampus gantung aduh.
Jangan timpukin aq :')

Vomments yaa :')

Broadcast ➳ Hemmings [au]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang