14. Sebuah Keputusan

438 125 12
                                    

-Aku tidak membenci perpisahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Aku tidak membenci perpisahan

🕊️🕊️🕊️

"Kayanya gue gak bisa lanjut sama lo Za," Seperti yang Dama katakan waktu itu, ia mengajak Mezza pergi berdua. Ada yang ingin dia bicarakan, dan Dama sudah memikirkan hal ini matang-matang.

Cukup kaget mendengar penuturan Dama, perempuan itu menatap Dama serius. "Sebentar, maksudnya kita putus? Why? Gue punya salah sama lo? Atau ngelakuin hal yang bikin lo sakit hati? Kenapa Dam? Kenapa tiba-tiba banget lo bilang kaya gini." Kalau boleh jujur, Mezza sebenarnya sayang pada Dama. Ia nyaman ketika sedang bersama lelaki itu. Dama selalu bisa menjadi moodbooster untuk seorang Amezza Prilly. Lelaki itu pun terlihat sangat tulus menyayangi Mezza. Tapi kenapa tiba-tiba Dama memilih untuk mengakhiri hubungan mereka? Ada apa dengan Dama?

Dama ikut menatap Mezza serius, ia menggenggam jemari Mezza. "No, Za. Lo sama sekali gak bikin salah apapun sama gue. We're fine, gak ada masalah apapun di antara kita. Lo selalu baik sama gue, lo selalu hangat sama gue Za, perhatian sama gue, selalu ngingetin gue untuk selalu jadi laki-laki yang jauh lebih baik lagi." Lalu lelaki itu menarik napasnya sejenak, "But i know, Za, bahagia lo yang sesungguhnya bukan ada di gue. Gue juga gak mau Za jadi penghalang untuk lo bisa bahagia lebih. Za, listen to me, ikutin kata hati lo. Ikutin apapun yang bisa bikin lo bahagia, nyaman. Gue yakin lo tau kemana arah pembicaraan gue," katanya kemudian. Agak berat untuk menyampaikan hal ini, tapi menurut Dama inilah jalan yang terbaik untuk mereka.

Memang tidak ada yang indah dengan kata perpisahan. Tapi yakinlah, semua yang terjadi memang sudah semestinya terjadi. Semesta punya caranya sendiri untuk membahagiakan setiap insannya. Begitupun dengan keputusan Dama kali ini. Dama yakin, dengan dia merelakan Mezza bersama yang lain, Dama akan mendapatkan kebahagiaan lebih. Dama akan melihat Mezza yang jauh lebihhh bahagia nantinya. Disanalah letak kebahagiaan Dama, meski lelaki itu tidak bisa memiliki Mezza sebagai pasangannya.

Mezza menggeleng pelan, "Apa? Apa alasan lo buat mengakhiri semuanya? Soal Gana? Lo cemburu gue deket sama Gana? Please Dam, gue sama Gana just friend. Gak lebih. Kalau dibilang nyaman, gue nyaman sama lo! Gue bahagia sama lo! Gue sayang sama lo Dam, gue sayang!" Ujarnya. Walaupun terkadang masih suka bingung dengan perasaannya, tapi Mezza ini benaran tulus sayang dan nyaman sama Dama. Bahkan belakangan ini ia sudah mulai merasa takut akan kehilangan. Mezza takut ketika dia sudah memulai kembali kisah percintaan, ia harus merasakan rasa sakit lagi. Tak bisa kah Mezza berbahagia untuk sebentar saja?

"Za, i know you, i know him, i know you guys, gue tau kalian jauhhh akan lebih bahagia kalau selalu bersama. Terlebih Gana, dia bahagia sama lo, pun dia nyaman sama lo. Setelah kematian Clarize, gue gak pernah lihat Gana sedekat itu sama temen perempuannya selain sama lo. Dia bisa cerita sama lo, dia bisa terbuka sama lo, artinya dia ada rasa nyaman sama lo Za. Ya mungkin memang dia belum bisa ngelupain masa lalunya, tapi gue yakin Za, lo bisa ngelakuin itu buat Gana. Lo bisa buat Gana bangkit lagi dari kesedihannya, lo bisa ngebuka hati Gana lagi, lo bisa buat dia seperti dulu lagi Za."

 M E Z Z A Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang