.
.
.Diluar hujan turun deras sekali membuat hawa dingin masuk kedalam kamar Raskha.
Sandra kembali membenarkan posisi selimut Rashka agar anaknya tidak merasa kedinginan.
Sandra merindukan ocehan anak lelakinya, Sandra rindu mata cantiknya Raskha, Sandra rindu senyuman Raskha.
Rasanya, sudah lama sekali mata cantik milik Raskha tertutup entah kapan matanya terbuka lagi.
Ia rindu anaknya, anak lelaki satu-satunya.
"Akha, Bunda kangen dehh.."
"Akha, kapan mau buka matanya??"
"Bunda, sendirian disini Nak.."
"Ayo, bangun sayang.. Temenin Bunda.."
Seolah mengerti dengan ucapan sang Bunda, Raskha pun menggerakan jemarinya.
Kedua matanya yang tertutup hampir dua bulan lamanya kini terbuka. Raskha mengerjapkan kedua matanya, semuanya nampak silau dan tidak terbiasa dengan bias cahaya yang masuk kedalam penglihatannya.
Sandra yang melihat itu pun terkejut dan segera memencet bel guna memanggil perawat dan dokter.
"Akhirnya! Ya Tuhan terima kasih, terima kasihh!" Ucap Sandra sembari mengecup kening Raskha beberapa kali
Tak henti-hentinya Sandra mengucap syukur kala anaknya kembali sadar, kembali pulang kedalam pelukannya dan kembali bersamanya.
"B-bundaa.."
"Ya, Nak?? Kenapa sayang? Ada yang sakit bilang ke Bunda, biar Bunda lawan semua rasa sakit Rashka.."
"P-pelukk..."
Raskha meminta peluk sang Bunda.
Hangat.
Itu yang Raskha rasakan, pelukan orang yang Ia cintai memang akan selalu sehangat ini.
Sandra jadi takut jika suatu saat nanti Rashka pergi meninggalkan dirinya seorang diri.
Tanpa Ayah dan Raskha, hanya seorang diri.
Sandra memeluk anaknya dengan sayang, melepaskan rindu.
"Bunda sayang Akha, makasih udah bertahan ya sayang.."
Raskha pun mengangguk "Akha sayang bundaa.."
Sandra mengecup seluruh wajah Raskha, hatinya sangat senang sekarang.
Ckleekkkk~
Dokter Jeremy datang, Ia langsung memeriksa keadaan Raskha.
Jeremy sampai heran kenapa perkembangan Rashka bisa stabil seperti ini.
Dokter Jeremy pun memberikan kode kepada Sandra untuk mendekat.
"Lihat, Bu. Kondisi Raskha bisa dikatakan cukup bagus untuk sekarang ini. Jika kondisinya terus seperti ini, Raskha bisa menunggu untuk mendapatkan pendonor."
"Semoga Raskha tetap berada di kondisi bagus seperti ini, Dok!. Semogaaa..."
"Raskha, sekarang yang kamu rasain apa? Pusing enggak??" Tanya Dokter Jeremy kepada Raskha, yang ditanyai pun mengangguk.
Jeremy pun menyuntikan obat di selang infus Raskha
"Saya permisi dulu, jika terjadi sesuatu silahkan panggil saya lagi Bu Sandra." Ucap Jeremy ramah
Jeremy dan perawat akhirnya meninggalkan Sandra dan Raskha berdua saja.
"Bun.."
"Kenapa sayang?"
"Akha ketemu Ayah.."
"A-ayah??"
Sandra terlihat terkejut mendengarnya, Ia menatap wajah putih nan pucat milik Raskha.
"Ayah bilang kalau Akha capek, Akha boleh pulang"
"Ikut Ayah.."
"Tapi, karena Akha belum capek Akha belum mau pulang, masih pengen sama Bunda teruss.."
Dengan mata berkaca-kaca Sandra menggenggam tangan anaknya "Terima kasih karena sudah mau bertahan buat Bunda sayang, terima kasih.."
"Akha jangan capek bertahan untuk sembuh ya?? Bunda akan lakuin apapun untuk kesembuhan Akha.."
"Biar Akha bisa pulang kerumah dengan sehat.. Bertahan ya, Nak?"
🍃🍃🍃
Setiap manusia mungkin selalu menaruh harapan pada sebuah keajaiban, entah tentang kesehatan, rezeki bahkan asmara sekalipun.
Tidak ada yang salah dengan sebuah harapan, sama seperti Aji yang selalu berharap jika orangtuanya akan datang untuk mencarinya.
Aji tidak pernah lelah berharap agar orangtuanya datang mancari dirinya disini.
Karena, sejujurnya Aji ingin sekali merasakan kasih sayang orangtuanya.
Ingin sekali.
"Gue bahkan gak tau mereka hidup apa enggak.."
"Kenapa ya mereka buang gue?"
"Kadang capek banget berharap sama yang gak pasti, kayak percuma gak sih Chiel?"
"Gak ada yang percuma, Ji."
"Tetap berharap aja, semoga suatu saat nanti orangtua lo datang kesini buat jemput lo."
Aji menunduk sembari memakan jelly yang Ia dan Chiello beli di Warung Buk Lis.
"Gue malah takut lo pergi duluan ninggalin gue, Chiel.."
"Kenapa, bukannya lo bilang kemaren seneng???"
"Ya namanya juga manusia, Chiel. Lain dimulut lain dihati."
"Lo doang yang selalu sama gue.."
"Lo juga tau sendiri tatapan kakak sama adik-adik kalau Ibu lagi sama gue."
"Mereka gak benci sama lo, mereka cuma iri. Biarin aja, Ji"
"Kalo lagi kayak gini, gue beneran ngerasa lo kakak" Ejek Aji membuat Chiello menepuk bahunya keras
"Abby, sini!" Panggil Chiello
"Mau jelly enggak?"
"Mau kak!" Chiello dan Aji membagi jelly yang mereka punya kepada adiknya
"Kalo yang lain mau suruh kesini yaa?"
"Iya kak!!"
Tidak lama segerombolan anak-anak kecil pun datang menghampiri mereka berdua untuk meminta Jelly.
Tanpa mereka sadari dari jauh terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang melihatnya dengan tatapan sendu
"Bahagia selalu ya, Nak..."
To be continued~
Halooooo aku bawa part dua ini aku bakalan isi pendek pendek aja ya? Karena ceritanya emang seringan itu kokkkkk 🤩
Anywayyyy giman menurut kalian?? 🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
𝚁𝙰𝚂𝙺𝙷𝙰𝙹𝙸 ✔
Fanfiction"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏. 𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖. 𝑱𝒂𝒅𝒊, 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒆𝒏𝒕𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒉�...