Mengenal

32 5 2
                                    

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________

"𝑨𝒌𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒖, 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒌𝒂𝒉 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒂𝒍 𝒍𝒂𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉?"

_________________________________________


.
.
.
.
.

ՏTᗩᖇᖇIᑎᘜ

.
.

𝓞𝓱 𝓢𝓮𝓱𝓾𝓷

𝓞𝓱 𝓢𝓮𝓱𝓾𝓷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

𝓚𝓲𝓶 𝓙𝓸𝓷𝓰𝓲𝓷

𝓚𝓲𝓶 𝓙𝓸𝓷𝓰𝓲𝓷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



^^^^^^^^^
-𝕿𝖍𝖎𝖘 𝖘𝖙𝖔𝖗𝖞 𝖙𝖔𝖑𝖉
𝖜𝖎𝖙𝖍
𝕾𝖊𝖍𝖚𝖓 𝖕𝖔𝖎𝖓𝖙 𝖔𝖋 𝖛𝖏𝖊𝖜-

^^^^^^^^^^


.
.
.
.
.



Tidak biasanya aku melaju kendaraan seperti orang gila.



Aku merasa bersemangat untuk bertemu denganmu setelah sekian lamanya.



Awalnya karena pekerjaan, lalu menjadi tempat tinggal dan terus berlanjut hingga masalah keluarga kita masing-masing.



Beberapa menit sebelum sampai ke apartemenmu langsung ku matikan radio karena bosan, beberapa hari terakhir ini berita yang disampaikan hanya itu-itu saja. Membuatku jengkel karena terkesan lebay.



“Sayang!” Calon istriku yang manis dan perhatian melambaikan tangan di depan lobi. Aku segera memarkirkan mobil, lalu keluar dari sana setelah disambut hangat olehmu. Kita berpelukan lalu masuk kedalam lift sambil membawa kantung-kantung berisi makanan.



“Huh! Berita akhir-akhir ini membuatku was-was sekali! Dua orang wanita yang dibunuh secara bersamaan, katanya, hah?! Apalagi di dekat tempat kerjamu,” dirimu yang menggerutu sambil menggigit roti tawar terlihat sangat imut.



“Tenang saja, sayang.”



Kamu yang dihibur olehku hanya mengangguk-angguk sebal.



“Sayang sekali, padahal dia orang yang ramah,” kali ini perkataan ku disusul oleh suaramu.



“Siapa? Kau mengenal korbannya?!” Kau bertanya dengan nada tidak percaya. Ku letakkan jari telunjuk pada bibir, tanda untuk mengecilkan suara.



“Tidak juga, yang mengenal korbannya kan kamu. Kalau aku sih mengenal pelakunya.” Lift berbunyi, tanda kita telah sampai tujuan, ku tekan password apartemen mu.



“A-apa maksudmu?” Ucapmu sedikit bergetar dengan wajah yang memerah. Aku tidak menjawab apapun, karena tanpa ku jawab pasti dirimu mengerti maksudnya.



“Kau... tahu sejak kapan?” Suara yang mengecil dan juga terdengar kalang kabut sangat manis bagiku.



“Bukankah keterlaluan bahwa aku tidak mengetahui soal pacarku sendiri?” Kali ini kau tetap diam, tapi tak lama kemudian menjadi skeptis.



“2 orang wanita, seharusnya 3 kan? Yang satu lagi kau yang sembunyikan?” Tanya mu dengan nada tidak percaya.



Ku angkat dagumu dengan tangan agar dapat menatap dengan benar ke arahku.



“Pertama-tama perhatikan gaya bicaramu dulu, kau seorang polisi bukan, sayang?” Ekspresimu yang terlihat kaget itu juga manis.



“Lalu untuk wanita yang ketiga, akan sangat menonjol jika kau lakukan sembarangan seperti itu, lain kali jangan ya.” Dari ucapan terakhir ku itulah, senyum mu kembali menampakkan diri.



.
.
.
.
.




ᶠⁱⁿᵃˡᵉ

 ᶠⁱⁿᵃˡᵉ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
 𝕍𝕖𝕣𝕫𝕒𝕞𝕖𝕝𝕚𝕟𝕘 𝕍𝕖𝕣𝕙𝕒𝕝𝕖𝕟🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang