Memangnya kau tau?

32 6 0
                                    

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_________________________________________

"𝗠𝗲𝘀𝗸𝗶 𝗸𝗲𝗻𝘆𝗮𝘁𝗮𝗮𝗻 𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗶𝘁𝘂, 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗽𝗮 𝘀𝘂𝗹𝗶𝘁 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗮𝗽𝘂𝘀 𝗿𝗮𝘀𝗮?"

_________________________________________

.
.
.


/////

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/////

/////

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/////

/////

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

𝕊𝕥𝕠𝕣𝕪 𝕤𝕥𝕒𝕣𝕥
-𝕊𝕖𝕙𝕦𝕟 𝕡𝕠𝕧-

.
.
.



Gadis manis sepertimu memandangku dingin, rasanya hatiku seperti sedang tertusuk es.



Tolakan yang kudapat hari ini meninggalkan rasa semangat berapi-api di dalam hati, ‘dia tidak menolakku karena benci, kok!’.



Hanya pembenaran diri yang bisa kulakukan saat ini sambil berharap kecil kalau tanggapanku benar.



Aku menyukainya karena kejadian barusan. Ketika dia memukuli preman-preman di sebelah toko mainan. Saat itu jalanan sedang sepi dan diriku berada di seberangnya, menonton perkelahian yang mengasikan sambil memakan makanan ringan.



Apakah aku menyukai sifatnya yang kasar? Bukan itu. Tetapi ketika dia mencoba menyelamatkan wanita lain yang sedang digoda oleh mereka, itu terlihat sangat keren dimata ku.



Tapi sayang sekali jika cinta pandangan pertamaku berakhir begitu saja. Belum terlalu terlambat untuk kembali kesana dan menanyakan alasannya. Aku ingin mengubah diriku menjadi lebih baik dan mengenal dirimu lebih jauh.



“Hey, apa ada yang kurang dariku? Aku bisa berubah seperti ekspetasimu.”
Jawaban yang kuterima hanyalah gelak tawa yang tak kau tahan sama sekali, aku sedikit malu jadinya.



Apa mungkin kau ternyata sudah memiliki pendamping lain?



“HAH?! Memangnya kaut tau siapa diriku? Orang tolol macam apa yang langsung ngajak jadian padahal tidak saling mengenal sama sekali?!” Kau mendengus marah, perkataanmu memang benar tapi aku tidak bisa melepaskanmu sama sekali karena rasanya kau tidak akan kembali lagi sekali itu terjadi.



“Pelajar bego yang otaknya di dengkul! Sini biar ku perlihatkan suatu hal yang akan membuatmu menyesal, bersyukurlah karena aku tidak melaporkanmu ke polisi!” kakiku ditendang hingga mau tak mau posisiku menjadi tersungkur.



Kemudian dirimu memandang rendah, sambil mendorongku dengan heels putih yang engkau pakai.



“Perhatikan...” Kau memutar kepalaku dengan paksa lalu mengangkat ujung rok, terlihat sesuatu sedikit menonjol dari bagian celana dalam.



“AKU LAKI-LAKI, BRENGSEK!” Dia kembali menendangku hingga terbaring.
Ku pastikan wajahku kali ini merah padam karena rasanya malu dan menyedihkan sekali.



Tetapi masalahnya bukan karena aku menyatakan perasaan padanya, melainkan karena perasaanku tidak kunjung menghilang walau tau kenyataannya.



.
.
.
.
.



𝙵𝚒𝚗𝚊𝚕𝚎

𝙵𝚒𝚗𝚊𝚕𝚎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


 𝕍𝕖𝕣𝕫𝕒𝕞𝕖𝕝𝕚𝕟𝕘 𝕍𝕖𝕣𝕙𝕒𝕝𝕖𝕟🌹Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang