Fire Mirror

86 47 48
                                    

Sebuah anak panah cahaya memelesat ke arah mereka dan menyerempet pergelangan tangan Cyrus. Sepertinya itulah yang dimaksud dengan tangan dibalas tangan. Cyrus kesakitan, sehingga genggamannya pada gadis Elf berambut pirang itu mulai melemah. Leena balik menggenggam tangannya agar tidak terjatuh. Ia sedikit mual, burung api yang membawa mereka tidak bisa terbang dengan tenang karena harus menghindari setiap anak panah cahaya yang dilepaskan oleh Aleesia.

Gadis berdarah campuran itu makin dekat. Meskipun ia terbang sambil memanah, kecepatannya tetap stabil, sementara Cyrus tidak bisa menyerang balik. Kedua tangannya berpegangan pada sesuatu dan ia juga enggan menggunakan mantra sihir.

“Leena, lakukan sesuatu!”

Gadis Elf itu menggeleng. “Tidak bisa, kabur saja.”

“Kau pikir kita ini sedang apa? Kalau begitu, lepaskan tanganku dan pegang saja kakiku!”

Sesuai perintah, Leena melepaskan tangannya. Meskipun agak menyeramkan, karena ia bisa saja gagal berpegangan kembali dan terjatuh di atas karang.

Cyrus meluruskan tangan ke depan, kobaran api kecil membakar darah yang menetes dari luka, kemudian membesar dan membentuk sebuah bola api seukuran tubuhnya. Ia berharap serangannya cukup kuat karena tidak ingin berlama-lama berurusan dengan anggota skuad Half-Blood Noblesses itu.

“Mungkin ini tidak bisa membunuhmu, tapi berhentilah mengejar!” teriaknya sambil melemparkan bola api besar ke arah Aleesia. Gumpalan api itu melayang dengan cepat, hampir menyamai kecepatan panah cahaya dan seharusnya tidak bisa dihindari, apalagi jarak target cukup dekat.

Benturannya menyebabkan satu ledakan sangat dahsyat di udara.

Lelaki berambut putih itu sangat yakin serangannya cukup kuat untuk melukai Putri Elvangel. Ia terus memperhatikan bagian bawah area ledakan, menunggu sesosok makhluk bersayap terjatuh dari sana, tetapi ternyata tidak. Gadis itu justru keluar dari dalam kepulan tanpa luka sedikit pun. Cyrus tercengang melihatnya, memang dia hanya menggunakan satu tangan dan tidak terlalu lama memusatkan energi, tetapi hasil ini terlalu mengecewakan.

“Kukira keras, ternyata kertas.” Aleesia kembali melaju sambil mengarahkan busurnya.

Tidak hanya lawan, teman yang nyawanya kini bergantung pada Cyrus pun ikut menatap dengan remeh. “Itu terlalu lemah, Cyrus!”

“Sangat lemah. Sekarang, ucapkan selamat tinggal pada dunia. Mati satu lebih baik daripada mati dua-duanya, 'kan?” sindir Cyrus. Dalam hati ingin sekali membakar kaki dan menjatuhkan teman perempuannya itu.

Aleesia menembakkan tiga anak panah sekaligus. Apalagi yang bisa dilakukan mereka jika panah itu tiba-tiba sudah berada di depan mata? Tentu saja pasrah dan membiarkan burung api terbang sekencang-kencangnya untuk menghindar. Satu anak panah meleset, dua sisanya berhasil menancap di dada dan tangan Cyrus.

Entah apa salah lelaki itu sampai semua anak panah mengarah padanya, padahal Leena adalah sasaran yang lebih mudah. Akhirnya, di tengah-tengah keputusasaan mereka, datanglah pahlawan kesiangan.

Claryn dan Ayaka yang tadi sudah jauh di depan berputar balik. Mereka khawatir dengan kedua temannya, apalagi setelah melihat ledakan besar tadi.

Claryn terbang di sebelah gadis Elf itu lalu berbisik, “Kalau aku memberikan aba-aba, langsung gunakan kekuatanmu, Leena!” Tim berhenti, membuat gadis yang mengejar juga ikut berhenti agak jauh dari mereka.

Aleesia menurunkan busur, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, kemudian berkata, “Kembalikan serpihan cermin itu atau kalian akan berakhir di sini!”

“Jika kau sangat menginginkannya, maka ambilah!” Ayaka pun melempar serpihan cerminnya ke depan, sehingga jatuh sedikit dekat dengan Aleesia.

Gadis berambut hitam panjang itu menoleh ke bawah. Ia memang tidak percaya, tetapi itulah pengalihannya. Setelah kembali meluruskan pandangan, gas tebal berwarna ungu sudah ditembakkan ke arahnya. Sebuah pelindung transparan diciptakan, berhasil menangkis beberapa jarum racun. Aleesia melewati gas tersebut dengan pelindungnya. Sangat di luar ekspektasi, bukan empat remaja lagi yang kabur darinya melainkan 28 orang dan setiap kelompoknya terbang ke arah yang berbeda.

The Fire of Eternity (MAPLE ACADEMY YEAR 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang