Be Found

118 52 49
                                        

Cyrus tergeletak di lantai tanpa bisa bergerak sedikit pun. Tubuhnya lumpuh akibat jarum racun yang menancap di punggungnya, membuatnya gagal menghabisi ketiga penyihir itu. Namun, yang ia khawatirkan sekarang adalah orang yang menyerangnya. Melalui indra pendengarannya yang masih berfungsi, terdengar suara langkah kaki yang mendekat, disusul dengan suara seseorang. Suara yang membuatnya sangat terkejut tetapi juga lega.

“Clar, kenapa kita masuk ke sini? Nanti ketahuan.” Ayaka berjalan ketakutan sambil memeluk tangan Leena. Sesekali ia melihat ke belakang, memastikan kalau tidak ada siapa-siapa. Gadis itu sadar di mana dirinya sekarang dan apa yang akan terjadi jika seseorang melihat mereka.

“Jika ketahuan, kita bisa ditangkap. Wajah kita akan ditaruh di buku sejarah sebagai orang mesum, kemudian diperlihatkan kepada seluruh siswa angkatan baru Wisteria agar mereka tidak mencontoh perbuatan kita. Lebih buruknya lagi, kabar ini bisa sampai ke luar benua,” ujar Leena sembari menatap gadis yang berjalan di depannya.

“Tidak boleh, itu tidak boleh terjadi. Ayo keluar, Leena!”

Ayaka menarik-narik tangannya. Niat awalnya ingin menakut-nakuti Claryn, tetapi ia lupa kalau sahabatnya itu jauh lebih penakut.

Claryn pantang mundur, meskipun ia tertekan dengan kata-kata Leena. Ia menghampiri Cyrus lalu mencabut jarum yang tertancap di punggungnya. Pandangan Claryn tidak lepas dari ketiga siswa yang pingsan di dekatnya, tetapi ia tidak peduli karena tujuan awal mereka datang hanya untuk mencari Cyrus.

“Oh iya, kira-kira ini efeknya berapa lama?”

Ya, aku juga penasaran, berapa lama? ucap Cyrus dalam hati.

Ia benar-benar tersiksa karena tidak bisa menggerakan seluruh bagian tubuhnya, bahkan sekedar membuka kelopak mata untuk melihat.

“Jangan sekarang! Kita harus cepat-cepat keluar!” Ayaka mengambil jarum itu dari tangan Claryn, kemudian menyimpannya ke dalam tas. Racun pada jarum dibuat sendiri olehnya. Bakatnya, Poison Touch, mampu meracuni apa pun lewat sentuhan, termasuk cairan.

“Tunggu, siapa mereka?” tanya Leena sambil menunjuk ke arah tiga siswa Wisteria yang tergeletak.

“Tidak usah dipikirkan, bantu aku menyeret anak ini!” titah Claryn.

Leena pun membantunya memapah Cyrus keluar dari toilet. Kebetulan tidak ada orang di sekitar sana, sehingga mereka tidak ketahuan. Tidak lama setelah keluar, Cyrus akhirnya pulih dan langsung melepaskan diri dari teman-temannya. Ia memang lega karena pelakunya adalah timnya sendiri, tetapi juga kesal karena mereka telah menggagalkan aksi pembunuhannya.

“Kenapa kalian menggang—“ Ucapannya terhenti. Ketiga gadis itu menatapnya dengan ekspresi yang kurang mengenakkan, membuatnya tidak jadi marah soal percobaan pembunuhannya yang gagal.

Yah, aku tahu aku salah, aku juga tahu kalau perempuan tidak bisa disalahkan. Sebaiknya menyerah dan siap telinga saja.

Claryn mendekat, memposisikan wajahnya dengan telinga Cyrus agar lelaki itu bisa mendengar dengan jelas. “Kau lupa tadi aku bilang apa? Aphelion, tiga hari lagi, dan kau malah membuang-buang waktumu di sini. Apa kau ingin misi kita gagal? Satu lagi, bisa-bisanya kau berkelahi dengan siswa Wisteria.”

“Bukan aku. Lagipula, belum satu jam juga aku pergi. Harusnya tidak masalah.” Tanpa rasa bersalah, Cyrus berjalan melewati mereka bertiga, lalu berhenti sambil tersenyum lebar.

“Kau kenapa? Gila?”

“Tidak, aku hanya terharu. Saking pentingnya aku di tim ini, kalian sampai rela masuk ke toilet laki-laki untuk mencariku,” sindir Cyrus.

The Fire of Eternity (MAPLE ACADEMY YEAR 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang