06. Tonight with you

5 3 0
                                    

»»--⍟--««

Malam ini udara lumayan dingin dan awan agaknya mulai mendung. Namun, tidak menghentikan Alin dan Rion untuk duduk di balkon rumah nya. Setelah Alin kembali dari kamar Sasa, rion mengajak nya untuk duduk di balkon karena jika mereka mengobrol dibawah, yang ada helmi suka ikut nyahut. Rion hanya mengenakan kaos biasa dengan celana selutut yang biasa ia pakai sehabis mandi, lalu Alin yang memakai kemeja dan celana jeans yang tidak terlalu ketat. Rambut Alin kini ia biarkan tergerai karena udara yang dingin.

Sejak duduk disofa ini, mereka sama sekali belum mengucapkan sepatah kata pun. Bukan canggung, tapi kedua nya sama-sama menikmati suasana malam ini yang terasa lebih indah dari biasanya. Rion sempat melihat wajah gadis yang ada disebelahnya, lalu sudut bibir nya menukik, karena Alin sangat cantik walau dilihat dari samping, bahkan rion sempat melihat Alin tersenyum sesekali sembari memandangi langit, sangat menggemaskan.

"Na" Panggil Alin sembari masih memandangi langit, rion pun menoleh

"Apa?"

"Dulu waktu gue umur 5 tahun, papa bikinin gue balkon kayak gini. Tau nggak apa alasan nya?" Alin menoleh menatap rion

"Apa tuh?" Tanya rion penasaran

"Biar bisa deket sama ibu, biar bisa lihat ibu, biar gue kalo kangen sama ibu nggak usah jauh-jauh ke makam, soalnya ibu ada di langit. Dan aneh nya setiap gue kangen sama ibu dan ke balkon natap langit rasanya ibu lihat gue, dan dengerin semua keluh kesah gue.. " Alin masih tersenyum, rion menatap nya sendu. Mungkin jika rion ada di posisi Alin saat ini, ia tidak akan sanggup lagi hidup tanpa seorang ibu. Tapi Alin, ia mampu menghadapi semuanya tanpa ada nya seorang ibu, namun ia tetap tegar dan semangat menjalani hidup.

"Terus sekarang kalo kangen ibu gimana? Kan nggak ada balkon di kost Lin" Tanya rion

"Tadi denger nggak apa gue bilang? Ibu ada dilangit, jadi kalo kangen tinggal duduk dijendela lihat ibu di langit" Jawabnya dengan tenang

"Tapi Lin, lo bisa shalat tahajjud. Kata ayah dulu waktu oma meninggal ayah nyaranin gue buat shalat Tahajjud biar bisa kangen-kangenan sama oma, dan emang beneran terobati" Kata rion, Alin tertegun.

"Beneran?" Rion mengangguk

"Percaya sama gue, lo bisa coba nanti malem" Ucap rion, Alin hanya menganggukk-angguk

"Iya deh.."

"Kayaknya masih mau cerita nih?" Rion yang mendengar nya pun terkikik, karena memang benar ia masih ingin bercerita banyak.

Alin tertawa lalu menatap rion "Mau tahu hal terkonyol yang pernah gue lakukan nggak?" Rion tidak menjawab dan masih menatap Alin, lalu ia menatap langit.

"Gue pernah nyoba nyusul ibu dengan cara loncat dari balkon.." Rion melotot setelah Alin mengatakan itu

"Istighfar alin!" Sahut rion, lalu alin tertawa

"Dan tahu nggak siapa yang nahan gue biar nggak melakukan hal konyol itu?"

"Siapa?"

"Ibu" Jawab nya dengan tersenyum penuh arti menatap langit

"Waktu itu entah halusinasi gue aja atau ibu emang bener-bener muncul didepan gue, dia senyum terus bisikin sesuatu ditelinga gue tapi gue lupa lupa inget sih tapi intinya ibu bilang gini 'Alin anaknya ibu, sayang sama ibu nggak? Kalau sayang sama ibu jangan turun ya? Nanti kan kita juga bakal ketemu' seinget gue gitu" Alin menghembuskan nafas, ia merebahkan punggung nya disenderan sofa lalu menatap langit lagi.

R I O N | Na Jaemin√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang