Hai prend, jangan lupa
Vote ya...
Semoga kalian menikmati cerita ku
Typo bertebaran~*****
Jam sudah menunjukkan pukul 07 : 00 tapi Aurora belum juga bangun dari alam bawah sadar nya. Reina, ibu tiri Aurora sejak tadi sudah membangunkan nya, tapi tetap tidak ada respon.
Reina sudah naik darah dengan kelakuan anak tiri nya itu, ia kemudian pergi ke kamar mandi mengambil gayung dan mengisi gayung tersebut dengan air keran.
Kemudian ia naik ke kamar Aurora dengan darah yang sudah mendidih. Kesal, ia sangat kesal dengan kelakuan Aurora. Sudah beribu kali ia melakukan hal seperti itu "AURORA...!!! BANGUN KAMU...!!!!" teriak Reina, dengan langkah besar nya menaiki tangga.
"Apa sih, berisik banget..!!" Gumam Aurora seraya menarik bantal di samping nya. Lalu meletakkan nya di telinga,
Byur
Aurora sontak kaget dan langsung terperanjat dari kasur, ia melihat Reina membawa gayung dan mengacakkan kedua tangan nya di pinggang. "Kenapa mama siram Au lagi???" Tanya Aurora dengan tatapan sendu dan baju yang sudah basah kuyup.
"KARENA KAMU SUSAH DI BANGUNIN...!!!" Bentak Reina sembari menunjuk-nunjuk kan tangan kanan nya dan punggung membongkok sedikit agar bisa berhadapan langsung dengan Aurora.
"Maaf ma, semalem Au begadang ngerjain tugas" jawab Aurora, Aurora menunduk, andai saja bunda nya masih hidup, ia tidak akan jadi seperti ini. Selalu di pukul, di bentak, di caci maki, bahkan teman-teman nya tidak peduli dengan nya.
Aurora kembali mendongakkan kepala nya dan melihat kearah jam yang ada di atas nakas, jam menunjukkan pukul 07 : 15 Aurora lantas bangun dan lari mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi.
Mandi nya hanya asal-asalan, ia tidak peduli jika badan nya belum bersih. Lagi pula ia memiliki banyak parfum untuk di semprot kan di tubuh nya sebanyak mungkin hingga tidak tercium bau lagi.
Setelah siap dengan mandi nya Aurora langsung mengenakan seragam nya dengan buru-buru. "Ck! Ribet banget si ya Allah..!!" Keluh Aurora. Setelah semua nya siap Aurora langsung turun dari tangga dan lari, sekolah nya tidak begitu jauh dari rumah makanya ia memilih untuk lari beberapa meter dari rumah.
Aurora berdiri menatap gerbang sekolah yang sudah terkunci, ia melirik satpam yang bertugas di sekolah lalu ia pun menyengir. Asep-satpam sekolah nya itu sudah tau maksud Aurora karena Aurora tidak jarang telat datang ke sekolah.
"Biasa pak, Hehe." Ucap Aurora masih setia menyengir, "ck, ah kamu! Enggak-enggak, kamu gak boleh masuk! Kamu itu udah sering telat masa iya saya setiap hari ngizinin kamu masuk mulu, udah ah! Mending saya balik ke pos lagi, sana-sana..!!" Jawab pak Asep yang sudah malas dengan kelakuan Aurora.
"Iya-iya deh pak, terserah bapak mau ngomong apa gek" Aurora memutar bola mata malas, dia tidak pernah absen untuk tidak telat bahkan ia sering di hukum oleh guru, wajar saja jika pak Asep sudah malas.
Aurora memiliki sebuah ide, ia lalu pergi ke halaman belakang sekolah dengan langkah kikuk. Ketika sudah sampai di belakang sekolah ia lalu naik memanjat tembok, belum juga selesai memanjat Aurora terpeleset.
Bruk!
Aurora hampir terjatuh, untung saja ada orang yang menangkap Aurora dari bawah. Aurora menatap orang itu dengan bingung, seperti nya ia sering melihat orang ini. Tapi siapa? Ah sudahlah untuk apa ia memikirkan itu, Aurora langsung turun dari tangkapan seorang laki-laki yang tinggi nya sekitar 140 lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lapor Komandan!
Teen Fiction"𝙺𝚎𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚌𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚞𝚗𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚋𝚊𝚒𝚔-𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚜𝚊𝚓𝚊" - 𝓝𝓲𝔃𝓪𝓝𝓪𝔃𝓶𝓪 𝐋𝐚𝐩𝐨𝐫 𝐊𝐨𝐦𝐚𝐧𝐝𝐚𝐧! ••• "Masih suka kopi...