"Hobin??" Hyungseok memandangi laki-laki tersebut dengan heran karena pasalnya ia tiba-tiba berada di dalam kamar mandi milik kelas jurusan fashion dan kamar mandi tersebut jauh dari kelas jurusan musik dan vokal.
"Memangnya aku tidak boleh buang air disini?!" Hobin membalas ucapan Hyungseok dengan kasar guna menutupi degupan jantungnya yang menggila.
Ia dan Hyungseok hanya berdua di dalam kamar mandi. Dengan Hyungseok, sang perampas hatinya. Tentu saja Hobin sangat gugup dibuatnya sekarang.
"'Kan aku hanya memanggil namamu? Kenapa kau sewot sekali 'sih!" Marah Hyungseok yang malah terlihat lucu di mata Hobin. Ingin rasanya ia mencubit pipi yang menggembung saat marah tersebut. Hyungseok benar-benar menggemaskan.
"Ya ya ya, terserah. Sudah sana! Aku ingin buang air atau apa kau ingin melihatnya?"
Mendengar ucapan Hobin, pipi Hyungseok langsung memerah. Segera Hyungseok mendorong Hobin masuk kedalam bilik kamar mandi dan menutup pintunya.
"Sialan kau, Jin Hobin!" Hyungseok benar-benar tak habis pikir dengan laki-laki yang terus saja mengganggu ketenangannya. Kenapa harus Hyungseok yang ia ganggu? 'Kan bisa saja anak lain saja!
Saat Hyungseok memikirkan itu, ia langsung memukul pelan kepalanya, 'Tidak boleh! Hobin seharusnya tidak boleh mengganggu siapapun!' Batinnya.
Ia pun langsung mencuci tangannya dan keluar dari kamar mandi.
Saat Hyungseok telah menghilang dari balik pintu kamar mandi, Hobin langsung melompat-lompat kegirangan. Tak sia-sia ia berjalan jauh untuk datang ke kamar mandi milik jurusan fashion.
"Rejeki anak sholeh emang bisa ketemu doi, mana cuma berduaan lagi, HAHAHA."
Ck. Ck. Ck. Hobin, Hobin.
Sebaliknya dari kamar mandi, Hyungseok langsung disambut oleh gurunya yang tengah mengajar di dalam kelasnya. Alhasil, Hyungseok disuruh keluar dari kelasnya karena terlambat untuk masuk.
Hyungseok ingin marah. Seharusnya yang dihukum adalah gurunya sebab ialah yang datang terlambat dan datang saat jam pelajarannya hampir habis. Padahal sedari bel masuk berbunyi tadi ia menunggu guru tersebut datang dan karena lama, akhirnya ia keluar dari kelas, lalu berjalan kearah kamar mandi dan bertemu dengan Hobin tadi.
Moodnya yang sudah jelek dari bertemu Hobin tadi, bertambah jelek lagi karena guru tersebut.
Teman-temannya tadi sebenarnya ingin berdiri untuk menemani Hyungseok yang dikeluarkan dari kelas. Namun, Hyungseok mengisyaratkan mereka untuk duduk saja dan biarkan Hyungseok yang menanggungnya sendiri, mereka pun duduk kembali dengan malas.
"Huuh! Gurunya nyebelin!" Kesal Hyungseok. Sudah lama ia punya dendam dengan guru tersebut karena memang dasarnya laki-laki yang berkepala tiga itu memiliki sifat yang menyebalkan.
Saat ia jalan-jalan disekitaran lorong sekolahnya, tanpa sengaja ia berpapasan dengan Janghyun, satu-satunya laki-laki yang berada di kelas kecantikan, yang sepertinya tengah ingin berjalan kearah kelasnya.
Hyungseok yang mengenalinya langsung tersenyum lebar dan menggaet lengannya dengan lengan Janghyun karena ia berniat ingin ikut dengannya ke kelas daripada ia bingung ingin kemana.
Yang punya lengan langsung mematung dengan perlakuan Hyungseok tersebut, terlalu shock hingga ia harus memproses perlakuan tersebut lebih lama.
Hyungseok yang melihatnya menjadi bingung dan menatap Janghyun yang hanya diam saja. Ia melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Janghyun. Namun, tak ada respon.
Ia pun berinisiatif untuk berbisik di telinga laki-laki tersebut, yang tentu saja Hyungseok harus berjinjit terlebih dahulu untuk sampai pas do telinganya. "Janghyun~" Panggilnya sedikit dengan nada manja.
Seketika Janghyun langsung sadar dan terperanjat sehingga tautan lengan mereka terlepas. Hyungseok pun juga ikut kaget karena sikap Janghyun yang tiba-tiba tersebut.
"Kau kenapa Janghyun???" Tanya Hyungseok panik. Ia melihat Janghyun yang bernapas dengan berat sambil memegangi dadanya, entah kenapa. "Apa kau sakit?? Kalau iya, ayo ku antar ke UKS!" Lanjutnya.
Janghyun berusaha untuk berbicara meskipun terbata-bata, "T-tidak apa-apa, H-hyungseok. Ak-ku hanya terkejut." Jawabnya. Hyungseok menatap Janghyun tak percaya dan langsung saja menarik lengannya, lalu berjalan kearah UKS untuk memeriksanya.
"Sungguh! Aku tak apa, Hyungseok!"
"Tapi, wajahmu merah, Janghyun! Kau sakit!"
Ah, sepertinya Hyungseok tak sadar bahwa setiap perlakuannya sedari tadi hanya membuat jantung laki-laki tersebut semakin berdisko didalamnya serta wajahnya yang semakin menghangat.
Janghyun pun memilih untuk diam saja dan pasrah membiarkan Hyungseok menariknya kearah UKS.
Tbc~
Ini perasaan aku kebanyakan nulis 'karena' deh wkwkwk, maaff 😭🙏🏻.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyungseok's little space - PHS!Harem (DISC)
FanfictionHyungseok mempunyai sindrom yang membuatnya menjadi bertingkah seperti anak kecil. DISCLAIMER: • I do not own Lookism chara! credit to Park Taejoon. • bahasa semi-baku (?) • judul awal book ini adalah 'daniel's little space' yang aku ganti jadi yang...