ketujuh

3.2K 553 42
                                    

"Bagaimana dengan sindrom mu?" Tanya Jihoon saat sudah duduk di sofa ruang tamu. Jihoon tahu karena ia adalah orang pertama yang Hyungseok beritahu tentang sindromnya tersebut.

Hyungseok menjawab dengan sedikit senang, "Aku bisa mengontrolnya dengan baik! Saat kambuh, teman-temanku selalu ada disampingku buat bantu aku. Meskipun aku sering merasa bersalah udah ngerepotin mereka."

Jihoon hanya mengangguk paham dengan penjelasan Hyungseok, "Temanmu. Boleh aku tahu namanya?" Tanya Jihoon, Hyungseok sedikit terlonjak dengan pertanyaan tiba-tiba tersebut. Ia jadi takut jika Kakaknya tersebut tidak akan membiarkan mereka dekat-dekat dengannya lagi.

"Tak usah tegang. Aku tak akan berbuat apa-apa kepada mereka." Ucap Jihoon saat tahu Hyungseok sedari tadi diam memikirkan sesuatu.

"Beneran?" Jihoon mengangguk. Hyungseok pun menarik napas dan menyebutkan nama teman-temannya tersebut dengan suara sedikit ragu-ragu.

Setelah itu, suasana menjadi hening. Ingin terhindar dari suasana tersebut, Hyungseok berdiri untuk membuatkan tamu tak diundang, serta dirinya, tersebut minuman. Saat minuman tersebut telah jadi, Hyungseok membawanya dengan nampak, lalu menaruhnya diatas meja.

"Oh, iya! Kak Jihoon tumben kesini?" Tanya Hyungseok saat ia sudah duduk manis di tempatnya. Ia lupa ingin menanyakan pertanyaan tersebut sedari tadi.

Jihoon diam dan mengambil satu gelas teh untuk ia seduh, "Aku mengunjungi adikku sendiri apa tak boleh?" Ia balik bertanya.

Hyungseok yang mendengarnya mengerutkan dahinya, apakah Jihoon tersambar sesuatu? Karena tak biasanya kakaknya tersebut datang hanya sekedar untuk menjenguknya, ia datang jika hanya ada butuhnya saja. Terlebih lagi, Jihoon itu punya sebuah pekerjaan yang 'katanya' sangat padat dan hampir tak memiliki waktu istirahat, ia tak tahu apa itu, Jihoon tak pernah memberi tahunya.

"Kau bukan Kak Jihoon!"

Ctak!

"Sakit, Kak!"

"Makanya kalau ngomong jangan asal ngang-ngong-ngang-ngong aja. Aku kesini karena jadwalku seminggu ini lumayan kosong, jadi aku ngambil cuti. Dan karena aku tidak tahu harus berbuat apa sepanjang tujuh hari tersebut, jadi aku memutuskan menginap disini." Jelasnya panjang lebar, Hyungseok hanya mengangguk sambil membulatkan bibirnya berkata, "Oh.". Jihoon agak sedikit kesal dengan responnya tersebut.

Setelah Jihoon menjelaskan, suasana ruang tamu jadi hening sebelum Hyungseok menyadari sesuatu.

"Kak..." Panggilnya pelan, untung saja Jihoon mendengarnya. Ia pun menoleh dan menjawab panggilan tersebut.

"Kak Jihoon beneran nginep disini seminggu? SE-MING-GU?!" Teriak Hyungseok diakhir kalimatnya, ia baru terpikirkan, jika Jihoon menginap dirumahnya, maka ia tidak bisa mengajak teman-temannya ke rumahnya karena Kakaknya tersebut tidak akan mengizinkan siapapun untuk datang ke rumahnya, Hyungseok tak tahu kenapa.

Kakaknya tersebut penuh dengan misteri.

Jihoon menatap Hyungseok bingung dan tetap mengangguk untuk menjawab pertanyaan adiknya tersebut.

"Jangan seminggu dong, Kakk."

"Kenapa?"

"Pokoknya jangan!"

"Kalau gitu aku mau nambah hari cuti lagi."

"KAK!"

Jihoon terkekeh melihat ekspresi kesal adiknya tersebut.

"Yaudah, aku mau kau yang menginap di penthouse-ku." Hyungseok melotot mendengar ucapan Jihoon.

Penthouse?? Seberapa kaya Kakaknya ini sampai mempunyai penthouse?!

"Kak Jihoon kaya, ya? Bagi duit dong."

Ctak!

Hyungseok mendapatkan jitakan lagi dari Jihoon, membuat sang korban kembali meringis kesakitan.







Pada akhirnya, Hyungseok terpaksa menerima kehadiran Kakaknya tersebut di dalam rumahnya selama seminggu karena orang tersebut merengek-rengek kepadanya.

Ia juga jadi harus mengirimkan pesan kepada teman-temannya bahwa sementara mereka tak bisa berkunjung ke rumahnya karena ada suatu hal dan untungnya saja mereka meng-iya-kan.

Hyungseok mendesah lega saat teman-temannya tak menanyakan tentang 'suatu hal' tersebut.

Ia kembali menaruh ponselnya didalam saku belakang celananya dan berjalan ke kamar mandi, dimana Jihoon berada, untuk memberikan sepasang pakaian untuk ia pakai.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamar mandi terbuka menampakkan Jihoon dengan busa shampoo diatas rambutnya, sekilas Hyungseok melihat warna merah muda di rambut Jihoon. Saat ia ingin bertanya tentang itu, pintu langsung ditutup oleh Jihoon, tak lupa ia untuk mengambil pakaian yang diantarkan oleh adiknya.

"Kak Jihoon suka warna merah muda?" Monolog Hyungseok.

Ia jadi teringat seorang laki-laki yang memiliki rambut berwarna merah muda. Laki-laki tersebut sangat terkenal hingga hampir seluruh manusia di bumi mengenali laki-laki tersebut. Jika Hyungseok tak salah ingat, laki-laki tersebut bernama Kang Dagyeom atau singkatnya DG.











Tbc!

Spoiler!

Chapter selanjutnya mau jelasin tentang hubungan Jihoon sama Seok sebenernya [hehe].

Hyungseok's little space - PHS!Harem (DISC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang