"Hai namaku Shion, Senang bertemu dengan kalian. Aku harap kita bisa saling membantu."
"Baik Shion silahkan duduk dikursi kosong sebelah Yohan " ucap Pak Rio sambil menunjuk ke arah kursi kosong.
"baik, pak." jawab Shion dengan senyum lebarnya
Saat hendak menuju kursi tersebut para siswi berbisik bisik dan melirik ke arah Shion.
"hallo, apa kau tidak keberatan jika aku duduk disebelahmu?" tanya Shion sambil menatap siswa yang sedang tertidur itu.
"tidak. Duduklah dikursi lain, jangan ganggu waktu tidur siangku!" jawab yohan dengan ketus."tapi bu guru menyuruhku duduk kursi ini"
"hey! Apa kau buta? Kursi ini sedang kupakai untuk kaki ku~"
"T-tapi.."
*grep*
"Sudah ku bilang duduklah dikursi lain! Apa kau tuli? Kau ingin ku habisi hah?! Kau telah merusak mood ku!" yohan yang seketika bangun dari tidurnya hendak melayangkan pukulan ke wajah Shion.
Shion nampak tidak takut dengan santainya menjawab
"huh? Pukul saja jika berani" ucap Shion dengan pelan dan tersenyum
Yohan merasa semakin kesal. Seisi kelas melihat kearah mereka berdua dan Pak Rio dengan panik berjalan cepat menuju mereka berdua.
"hey yohan apa yang kau -" teriak teriak Pak Rio berusaha melerai namun terjeda karena ada suara pengumuman,
🔊"selamat siang murid murid ku tercinta, maaf mengganggu pembelajaran kalian, untuk siswa bernama Yohan dari kelas XII IPA 2 silahkan datang ke ruang BK sekarang juga! Terimakasih"🔊
"tch, kau selamat kali ini. " gerutu yohan sambil berjalan keluar kelas.
Shion yang tetap tersenyum menatap arah yohan sambil melambaikan tangan.
"huuu dasar brandalan!!" sorak seisi kelas.
Seisi kelas mulai rusuh dengan sendirinya dan menyoraki yohan.
"hey hey! Kalian ini apa-apaan, sudah tenang semua! Shion silahkan duduk, maafkan tindakan buruk teman sebangku mu ya" ucap Pak Rio.
Shion tidak menjawab dan sekedar senyum ke arah Pak Rio.*teng teng teng*
Bel istirahat telah berbunyi menandakan waktu istirahat pertama telah tiba, semua murid berlarian menuju kantin, tapi tidak dengan Shion.
Ia hanya duduk dikursi sambil menatap layar ponselnya.
"Hai, namamu Shion ya? Aku Fiona. Semoga kamu betah dikelas ini dan bersabarlah untuk beberapa bulan lagi, karena yohan si pentolan kelas ini akan dikeluarkan~~" ucap Fiona sok akrab dengan anak baru
"oh Iya salam kenal Fiona, memang nya ada apa dengan nya?" jawab Shion dengan penasaran.
"Biasalah dia tukang onar, kurasa tadi guru BK memanggilnya karena persoalan kemarin dia bertengkar dengan kelas sebelah"
"Oh begitu.."
Suasana berubah menjadi hening, teman teman Fiona menghampirinya dan membuat seuasa menjadi ricuh.
"eh eh itu kan ponsel keluaran terbaru, kamu pasti orang kaya ya hahaha" - monica
"haha sialan sekalinya datang langsung bahas ponsel" - Jihan
"dengar dengar kamu siswa pindahan dari SMA elite ya?" - Kirana
Dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan oleh mereka, Shion menjadi gugup. Dan lagi lagi ia hanya membalas dengan senyuman manis nya yang membuat para siswi itu berteriak histeris.
Shion segera pergi keluar kelas dan berkeliling sambil mencari tempat yang sepi untuk menenangkan diri.
Sesampainya di tempat yang menurutnya nyaman dan sepi itu, shion langsung duduk bersenderan dengan pohon besar disana.*tuk*
"aduh" refleks Shion merasa ada sesuatu yang mengenai kepalanya.
Shion melihat ke arah atas lalu terkejut dengan apa yang ia lihat "aaaa genderuoo""heh sialan, apa yang kau katakan?!"
Teriak yohan dari atas sana, ternyata yang mengenai kepala Shion adalah kulit kacang yang dilempar dari atas oleh yohan."apa yang kau lakukan disana? Dan apa kau pikir aku ini tempat sampah hah? Seenaknya saja melemparkannya padaku!" Shion tampak kesal atas perlakuan yohan.
"justu aku yang harus bertanya kepadamu apa yang kau lakukan disini? Ini adalah tempatku! Jadi bukan salahku dong. Pergi sana, aku tak ingin melihat wajah menyebalkan itu" jawab yohan sambil menyeringai.
//gaje bgt haha//to be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile
Teen FictionMerasa bahagia itu tentu saja impian bagi semua orang, siapa yang tidak ingin bahagia? Shion adalah anak yang kurang beruntung, walau dia anak dari keluarga kaya raya tapi dia tidak merasakan bahagia selama hidupnya, orang orang berpikir kalau dia s...