Langkah Ethan makin mantap ketika mendekati unit milik salah satu babynya yang terlihat paling polos.
Jari telunjuknya menekan bel unit, menunggu si penghuni membukanya. Sebenarnya Ethan telah menambahkan sidik jarinya sebagai kunci pembuka tiap unit yang diberikan, tetapi tentu saja Ethan tidak akan semena-mena atas hal itu. Ia ingin mereka nyaman berada di dekatnya.
Pintu unit terbuka, menampakan seseorang manis dengan balutan sweater rajut berwarna pastel.
"Eh?"
"Hi, Darling. Have you had your lunch?"
Pertanyaan Ethan ditanggapi dengan sebuah anggukan oleh yang lebih kecil.
"Aku baru selesai makan. How about you, D-daddy?"
Ethan terkekeh pelan, ia merasa lucu ketika mendapati dua miliknya merasa canggung ketika harus menyapanya dengan sebutan daddy.
"It's okay if you want to call me Ethan, Jake. I don't mind it. Setelah rapat aku makan siang dengan clientku, lalu aku mampir ke tempat Sunghoon, tetapi sekarang dia tidur mungkin kelelahan. Jadi, aku mampir kemari."
Jake mengangguk pelan, ia membawa langkahnya bersama Ethan menuju ke dalam unitnya.
"Apa kau sudah melihat-lihat semuanya, Jake? Apa ada yang kurang menurutmu?" tanya Ethan.
"Setelah sampai aku langsung berkeliling, I think it's all good. Tidak ada yang kurang sih," jawab Jake langsung.
"Jika ada yang kurang, bilang langsung padaku atau Karina, okay?"
Jake mengangguk dan memasang senyum manisnya, "I will, thank you."
Ethan mengusak surai halus milik yang lebih muda, "You looks amazing."
Semburat merah hadir di pipi gembil Jake. Dapat ia rasakan hangat yang mendekam di wajahnya.
Pandangannya beralih, ia menjauhkan netranya dari milik Ethan.
"Thank you."
Dari surainya, kini jemari Ethan beralih pada bahu sempit yang lebih muda. Mengusapnya pelan, memberikan afeksi menenangkan sebab si manis masih terbelenggu pikiran bahwa Ethan begitu mengerikan.
"Apa kau ingin menceritakan sesuatu?" tanya Ethan.
"Ugh? Aku- ugh, to be honest i don't really understand how to being a baby for current situation," jelas Jake. Ia sedikit tergugu, takut jika ia menyampaikan pikirannya akan membuat yang lebih tua merasa tersinggung.
"I'll teach you. Selama kau tidak melanggar perjanjian yang kita buat, aku membebaskan apa yang ingin kau lakukan," jelas Ethan.
Yang muda mengangguk pelan, mengerti atas penuturan Ethan, lagipula ia juga bukan yang ingin melakukan hal aneh. Mendapat tempat tinggal saja sudah beruntung.
"Jake, is it okay if i ask you something privacy?"
Jake menegakkan tubuhnya, "Eung?"
"Mengapa kau mengajukan diri menjadi baby? Apa ada yang memaksamu?"
Jake tersentak, ia tahu Ethan akan menanyakan hal ini. Tapi, ia tak mengira akan secepat ini. Jake masih terdiam, mencoba menyusun kata yang terombang-ambing di pikirannya.
"I am gay."
Ethan mengangguk pelan, "I knew it. Tidak mungkin juga kamu mau jadi bayiku kalau kamu seorang yang straight."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐢𝐫 𝐄𝐭𝐡𝐚𝐧
Fanfiction"May I sit on your lap, Sir?" "Sure. Do what you want to do, Baby." Heeseung x 02z