Dalam kurun waktu tiga minggu ini, hubungan antara Ethan dengan sugar babynya terlihat makin dekat. Di saat yang bersamaan, Ethan juga bisa menilai bagaimana sikap ketiganya.
Sunghoon senang sekali menutup diri, meski beberapa kali ia kelepasan dan memperlihatkan dirinya yang sesungguhnya. Ah, satu tambahan yang Ethan ketahui dari Sunghoon adalah anak itu begitu lincah bergerak di dalam rink ice.
Jake yang masih dalam tahap belajar, dalam artian yang sebenarnya. Jake dengan kepolosannya kerap kali membuat Ethan harus mencari cara bagaimana menjelaskan segalanya tanpa keluar dari intinya. Kemampuan otak pun berada di atas rata-rata, rencananya Ethan akan memberikannya satu bangku perkuliahan.
Untuk Jay, huh. Anak ini memang agak kurang suka dengan peraturan. Beberapa kali ia melanggar dan memberontak dari permintaan Ethan. Meski bukan hal yang fatal. Sejauh ini, kenakalan Jay hanya seputar keterlambatannya.
Satu fakta yang cukup mengejutkan dari Jay dan Sunghoon adalah ternyata keduanya berada di universitas bahkan di fakultas yang sama. Jadi kemungkinan besar, Jake akan ia daftarkan disana juga.
Ah, memang diantara ketiganya hanya Jake yang tidak melanjutkan akademiknya. Menurut pengakuan Jake hari itu, sesungguhnya Jake sempat berada menduduki kursi kuliah bahkan sempat menjadi salah satu mahasiswa terbaik. Namun, karena kejadian itu Jake memilih putus pendidikan dan pergi ke kota ini.
Bicara soal Jake, hari ini pemuda Shim itu akan datang atas permintaan Ethan. Hari ini hanya Jake yang dapat menemaninya karena ia tak lagi mengambil banyak job seperti sebelumnya, itu atas permintaan Ethan juga.
Ah, sepertinya terlalu banyak permintaan yang Ethan ajukan untuk pemuda Shim itu. Tidak apa-apa setidaknya anak itu punya banyak waktu untuk Ethan bukan.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Jake tak lama kemudian datang dengan menenteng sebuah tote bag entah isinya apa.
Ethan merentangkan tangannya, menyambut kedatangan pemuda Shim itu, yang lebih kecil langsung masuk ke dalam dekapannya.
Aroma vanilla yang lembut merasuki indera penciuman Ethan ketika dirinya menabrakan hidungnya ke surai yang lebih muda.
"Kamu beli sesuatu?"
Jake mengangguk dalam dekapnya, "Aku sejak kemarin ingin membuat ramyeon, tapi terlalu malas makan sendiri. Mind to eat this with me?"
Tanpa memberikan respon verbalnya, Ethan menarik yang muda untuk beranjak ke dapur. Sudah lama juga ia tak menyantap makanan instan seperti itu.
Padahal dulu ia memakannya hampir tiap hari, tapi sayangnya Karina mengetahui itu dan menghentikannya. Bahkan tiap di ujung minggu Karina memeriksa kulkas dan rak penyimpanannya, memastikan tidak ada satu bungkus pun ramyeon yang disimpan.
"Apa kau juga suka ramyeon, Ethan?"
Mendengar pertanyaan yang Jake ajukan, Ethan mengangguk cepat, "Ramyeon pernah menjadi menu harianku. Tapi Karina selalu membuang itu semua."
Netra Jake membulat tak percaya, "Dibuang?"
Ethan mengangguk pelan, "Iya, makanya aku harus makan ramyeon instan secara diam-diam agar tidak ketahuan olehnya."
"Sekarang boleh makan ramyeon?"
"Boleh, asal tidak terlalu sering seperti waktu itu."
"Ah, benar juga. Menu harian ya, jika aku menjadi dia pasti aku melakukan hal yang sama. Makan ramyeon instan itu tidak baik untuk kesehatan. Aku akan mengawasimu untuk makan ramyeon. Hanya diperbolehkan saat bersamaku, hihihi."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐢𝐫 𝐄𝐭𝐡𝐚𝐧
Fanfic"May I sit on your lap, Sir?" "Sure. Do what you want to do, Baby." Heeseung x 02z