Halaman dua.

216 43 3
                                    

18 Agustus 2018.
Dari Dante, di meja belajar.

Halo Haru!

Kayaknya kalo nyanyain kabar Haru malah aneh ya ㅠㅠ

Hari ini seru banget! Sekolahku ngadain lomba Agustusan, sebenernya udah dari tanggal 16 kemarin cuma hari ini baru selesai. Aku ikut lomba voli, tapi timku kalah.

It's okay! Kalah menang itu emang takdirnya kalo ikut lomba.

Hari ini Tenggara juga ganteng banget, dia tadi ikut lomba basket. Aku nyorakin dia sampe tenggorokanku seret, tapi nggak papa sih, asalkan buat Tenggara aku nggak masalah kalau suaraku habis.

APA SIH

Bener kok tapi, aku kenapa gini banget ya..

Bilang ke Tenggara aja gimana? Aku nggak kuat nampung cintanya huhuhu

Aku pengen berhenti, tapi pasti nggak bakal bisa. Tenggara kayaknya pake pelet nih, aku sampe gak bisa lepas.

Aku sekarang lagi di meja belajar, lagi mantengin Tenggara dari sini. Kelihatan banget dari sini dia lagi main PS--ups, dia barusan kalah HAHAHAHA

Kangen Tenggara...

Bisa nggak sih besok cepet dateng? Aku nggak sabar mau berdebar-debar disamping Tenggara lagi. Besok aku yang jemput Tenggara deh, anak itu nggak bakal mau ke Gereja kecuali diseret.

Anak berdosa emang.

Oh iya, aku belom nyalin catatan fisika T~T

Sampai ketemu besok lagi, Haru!

p.s
☆Tadi pagi Tenggara ngajak aku makan bubur ayam, enak banget >~<
☆Tenggara tadi menang lomba basket, selamat anak ganteng!
☆Aku ngasih dia headband tadi, biar poninya gak nutupin mata pas main basket besok-besok. Semoga dia pake bener-bener.
☆Aku masih sayang Tenggara.









☆Aku masih sayang Tenggara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Sebanyak apapun Tenggara membaca diary Dante yang dikasih nama Haru ini, dia masih terharu sama effort si pemilik yang nulis setiap momen kecil yang entah gimana caranya dia ingat secara detail. Bahkan tentang headband--yang kini melingkar longgar di pergelangan tangan Tenggara, terlalu lusuh karena sering dia cengkram kemana-mana.

Saat itu tanggal delapan belas Agustus, dimana seluruh rangkaian lomba sudah berada di babak final. Dante ikut lomba voli-- seperti yang dia tulis di diary-nya--yang sayangnya timnya kalah. Tapi anak itu nggak kelihatan kayak baru kalah lomba voli, karena saat babak final basket hendak dimulai, Tenggara bisa lihat Dante diantara riuhnya tribun, berdiri sambil angkat kardus yang diberi tulisan: TENGGARA SEMANGAT HUH HAH HUH HAH!

Dia betulan teriak sekuat tenaga waktu lomba dimulai. Tenggara kayaknya nggak bisa dengar teriakan lain selain punya Dante, saking kerasnya cowok itu teriak.

"GARA GO TENGGARA GO!"

Tenggara menoleh lagi kearah tribun, tergelak kala dapati Dante sudah berdiri diantara kerumuman cheerleader sambil goyangkan pom-pom di kedua tangannya.

Harusnya dari sana, Tenggara sudah sadari perasaan Dante dari effortnya berteriak sampai suaranya serak--tapi lagi-lagi, Tenggara kala itu cuma lelaki bodoh, nggak peka, dan dongo.

"GARA GO TENGGARA GO!"

Menit terakhir, tim kelas Tenggara menang. Sorakan ricuh terdengar, tapi nggak meredam suara Dante sampai tenggelam. Tenggara tersenyum cerah, jabat tangan dan dekap singkat anggota timnya untuk apresiasi--yay, timnya menang!

Dia berlari ke pinggir lapangan, ke tribun, untuk sawang Dante yang berlari dari tangga atas, lambaikan tangan yang masih menggenggam pom-pom.

"YEEEEEEYY, TENGGARA MENANG!" Dante bersorak heboh, goyangkan pom-pomnya senada dengan ujarannya--heboh. "Gila, sahabat gue keren banget."

"Iyalah, Tenggara gitu." Balas Tenggara, sambil naik turunkan alisnya, dibalas kekehan ringan yang lebih kecil.

Setelah sejuta pujian selamat lainnya sampai tribun mulai kosong--acara selanjutnya lomba drama, ada di aula--Dante keluarkan sesuatu dari saku sweaternya. Tenggara tautkan alis lihat benda warna pink dengan logo centang warna biru ditengahnya-- sebuah headband.

"Ini."

"Apa?"

Dante hela nafas singkat, "Headband, lo gak lihat?"

"Bukan gitu maksudnya--" Tenggara ambil headband di tangan Dante, mulai pasangkan benda itu di kepalanya sendiri. "--anjir, headbandnya keren."

"Buat hadiah, karena lo udah menang." Dante nyengir lebar, sementara Tenggara yang sedang sibuk sentuh-sentuh ringan headband barunya kini menoleh. "Well, lo tadi nggak menang, but you didn't act like one."

"Gue nggak menang nggak papa."

Harusnya Tenggara tahu lebih dulu, kalau ada seluruh perasaan Dante di headband pink itu, kalau senyum Dante sore itu ada artinya.

berbalik: Halaman tiga.

berbalik: Halaman tiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

notes:

SORRY BANGET GUE LUPA NGUCAPIN KEMAREN

Merry (late) Christmas for those who celebrate! Hope you have a wonderfull Christmas just like me! <3

Btw gue dobel apdet, langsung scroll kebawah yea

Haru, The Memories. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang