Halaman enam.

125 29 9
                                    

Jumat, 16 November 2018.
Dari Dante, di meja barista.

Halo hai, Haru!

Hari ini, aku punya kabar buruk. Nggak enak banget emang mengawali kamu pakai berita buruk, maaf ya, aku rada kehilangan kebahagiaan hari ini.

Ini rada cheesy dan berlebihan, tapi mau gimana lagi ya, naksir orang emang bisa bikin aku begini.

Iya, tentang Tenggara bad newsnya.

((Jangan kaget tolong))

He said he's looking up for girls, haha, he said he likes this one girl. Namanya Fara, kalo nggak salah, sekarang mereka lagi duduk di sofa bar berduaan, bahagia banget kelihatannya.

She's pretty, i admit it. She's tall, smart, have a beautiful smile, a social butterfly, and most importantly: she had Tenggara's heart.

If you compared her with me, well, she have everything i didn't have. I'm not that tall, i'm not that smart, my smile's like a fucking tarzan, can't speak with other people, and i didn't had Tenggara's heart bcuz well said, we're best friend and forever best friend. Plus point, i'm a boy.

Why it sounds gross tho

I'm happy if Tenggara is happy, even tough he found his happiness on other people wich is not me, i'm happy for him. I never saw that wide smile--so fucking wide that i think he could break his cheek bone--when he's with me.

Am i okay? Of course not. I'm happy for him, but i'm not happy with myself. It's damn hurt when i see them laughing to a funny things there and i'm just here, writing on my diary in the corner of barista's table while seeing them laughing. I feel like a fucking idiot.

It's damn hurt in here. In my meow meow.

Okay, Dante, you made such an ugly jokes.

But honestly, i see sum bad things and bad aura from Fara--no hate, but i really feel it. Perasaanku nggak enak soal dia, but she's nice, seriously. Semoga nggak ada apa-apa deh.

Maaf banget kalo aku jadi nulis panjang baget gini, plus i wrote too many english, sori Haru. Kayaknya segini dulu deh, i need some good sleep rn.

See ya, Haru!

p.s
☆Tenggara looks super handsome in hoodie layered with denim jacket, damn, it's not good for my meow meow.
☆Tenggara diawal ngasih aku susu pisangnya Cimory, sampe sekarang baru keminum dikit. Maaf, Gara, bukannya gak enak tapi aku rada gimanaaaa gitu liat kamu sama Fara.
☆Aku masih sayang Tenggara.















☆Aku masih sayang Tenggara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















Dari awal Tenggara ajak Dante ke sebuah bar ramah usia--yang sebenernya cuma kafe berkonsep bar--Dante udah punya perasaan buruk. Terbukti dengan sampai disana, Dante malah dikenalkan dengan seorang cewek tinggi semampai oleh Tenggara.

"Ini yang mau gue bilang dari kemarin. Say hi to my girl, Fara."

Rasanya jantung Dante berhenti sejenak disana. Rautnya yang jatuh, dia paksa untuk ulas senyum terbaiknya didepan cewek secantik peri didepannya ini--kalau jujur, Dante merasa dirinya menciut didekat cewek ini.

"Hai... Fara?"

Bahkan ketawanya pun anggun. "Hai, kamu Dante kan? Tenggara banyak cerita soal kamu, temennya."

Temennya.

"Hahaha, iya, salam kenal ya Fara."

Cuma sampai situ, Dante pamit buat duduk di tempat lain, dengan dalih enggan mengganggu keduanya. Pilihannya jatuh buat nyelinap ke meja barista, kalau nggak salah lihat, matanya nangkap salah satu sepupunya di meja barista.

Sebelum pergi dari sana, Tenggara sempat nyodorin susu kotak rasa pisang ke sahabatnya itu, sambil pasang senyum. Ganteng banget, Dante mau gila rasanya. "Diminum, jangan pesen kopi pokoknya, kalo lo ngeluh sakit perut gue ogah ngurusin."

"Bangsat."

"Baik-baik lo gue tinggal sama Fara."

Cih, emang lo sama Fara emak bapak gue??

"Ya."

Disaat gini, otak sama mulut Dante emang suka nggak sinkron. Hela nafas berat, Dante acak-acak rambutnya sambil jalan ke meja barista, undang raut terkejut dari salah satu dari dua barista disana. "Andante??"

"Oy, pakabar Dam?"

Dante juga nggak pernah tahu, sepupunya yang namanya Sadam ini kerja di bar yang hari ini jadi saksi bisu patahnya hati Dante. Tapi dia cuma nyengir singkat, nerobos lompat ke balik meja barista tanpa ijin dulu. "Gue duduk sini boleh nggak?"

"Boleh aja sih, asal jangan ganggu sama ngerepotin." Sadam manggut-manggut sambil nyahut satu gelas cocktail, "Ngapain gak duduk di meja pelanggan aja, Te? Muka lu juga sepet amat,"

"Ssstt, udah, diem, gue gak mood ngebacot."

Sadam akhirnya diem, nggak bertanya lebih lanjut setelah lihat kearah dimana Dante natap dengan mata setajam silet, Sadam kayaknya bisa nyimpulin sesuatu.

"Itu temen lo kan? Si Tenggara?"

Cuma anggukkan lemah didapatnya.

"Kalo yang cewek itu--"

"Bacoooooot, anjing."

Duh, Sadam jadi takut nanya lagi, jadi dia lanjut bikin lemonade pesenan pelanggannya sambil lirik bolak-balik Dante dan dua orang yang lagi mesra-mesraan di meja pojok. Mungkin Dante lagi patah hati kali yak, gebetannya naksir sama Tenggara.

"Jangan galau lama-lama, Te, lo kalo galau malah kayak Thanos--"

Oke, kayaknya Sadam bakal beneran diem.

Sementara Dante, hatinya berantakan. Netra lesunya natap susu pisang yang sudah dia minum sedikit, lalu pindah ke Tenggara dan Fara dipojok kafe. Buang nafas lagi, buku sampul hitam putih dia keluarkan keatas meja.

"Dah sana minggir, awas lo Dam, kalo berani lihat-lihat Haru gue."


berbalik ke: Halaman delapan.

berbalik ke: Halaman delapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

notes:

Helaurrrr folks! Finally we meet again mehehehe

Gue double update lagi, scroll scrollll!

Haru, The Memories. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang